Saat Dika keluar dari ruangannya, ternyata Fayme masih berada di tempat dia meninggalkan gadis itu. Dika hampir saja menabrak sang asisten akibat terlalu terburu-buru.
"Oh, maaf. Kupikir kau sudah pergi," ujar pria itu.
Wajah gadis itu sontak memerah. "Ng … iya, Pak. Saya baru akan pergi." Tetapi gadis itu masih bergeming di tempatnya.
"Permisi. Aku harus pergi," ujar Dika.
Gadis itu tersentak, kemudian bergeser untuk memberi Dika jalan. Dika baru beberapa langkah darinya ketika pria itu berbalik dan memanggil sang sekretaris.
"Fayme?"
"Y-ya, Pak?" sahut gadis itu agak terkejut karena tiba-tiba dipanggil oleh sang atasan.
"Tolong katakan kepada anak-anak kalau saya akan sedikit terlambat untuk melanjutkan rapat. Ada urusan di luar kantor yang tidak bisa ditunda," ujar pria itu.
Fayme mengangguk patuh. "Baik, Pak. Akan saya sampaikan," jawab gadis itu sopan.
Dika tersenyum, kemudian berkata, "Terima kasih banyak." Kemudian berlalu meninggalkan sekretarisnya itu.
*