Siena menutup telinganya menggunakan kedua tangannya. Matanya terpejam erat. Wajahnya basah karena air mata. Tubuhnya bergetar hebat.
Terdengar pintu kamar menjeblak terbuka. Juna terbelalak. Pemuda itu menatap panik ke seluruh penjuru ruangan. Dia menemukan sang adik duduk di lantai dan tengah menangis tanpa suara.
"Apa yang terjadi?" tanya pemuda itu. Dia masuk ke dalam kamar tersebut, diikuti Ibu di belakangnya. Dia menghampiri Siena, kemudian merangkul saudara kembarnya itu.
"Kenapa kau berteriak kepada adikku? Apa salahnya?" tanya Juna dingin.
"Ini salahku," bisik Siena. "Seharusnya aku jujur sejak awal. Tidak seharusnya kita menyembunyikan kebenaran tentang apa yang menimpaku."