Juna tak tahu harus berbuat apa supaya Siena mau sedikit terbuka kepadanya. Padahal dia hanya ingin membantu saudara kembarnya itu, tetapi Siena terus saja menepisnya. Adiknya begitu keras kepala. Pemuda itu teringat akan reaksi Siena saat Nicco hendak memeluknya. Serta ledakan tangisnya. Hanya saat Siena menunjukkan emosi sejatinya itu lah dia bisa sedikit mengintip ke dalam jiwa sang adik.
Siena mungkin berusaha untuk tampak ceria di depan anak-anak, tetapi Juna tahu bahwa perempuan itu hanya berpura-pura. Seperti saat Ares menghilang dulu. Setiap senyuman yang terukir di wajah Siena hanya demi Yara dan Yesa. Juna ingin membawa Siena ke psikolog. Bahkan, dia, ayah, serta ibunya sudah membicarakan hal itu. Namun, dengan kondisi Siena saat ini, sepertinya upaya tersebut hanya akan sia-sia saja.
"Seminggu lagi. Biarkan Siena menenangkan dirinya. Anak-anak pasti akan membantu Siena melewati semua ini."