Seminggu berlalu semenjak hari Siena dibebaskan. Hari ini dia sudah diizinkan keluar dari rumah sakit. Selama dia dirawat, baik keluarganya ataupun keluarga Dika bergantian datang mengunjunginya. Tak ada satu pun dari mereka menyinggung soal penculikan maupun penembakan. Entah mereka sudah diperingatkan untuk tidak membicarakan hal itu di hadapannya, atau karena mereka semua memang sungguh-sungguh tak ingin mengingat kejadian buruk tersebut, Siena tak tahu. Tetapi dia bersyukur akan hal itu. Dia belum sanggup membagi hal itu kepada siapa pun. Perempuan itu bahkan belum bisa berdamai dengan dirinya sendiri. Dia merasa belum siap menghadapi semua itu, bahkan mungkin takkan pernah siap.
Perempuan itu juga belum mengunjungi Dika. Dia hanya menanyakan perihal keadaan sang suami saat hari ke-duanya berada di rumah sakit. Sekadar menanyakan kabar pria yang dikasihinya itu. Siena hanya ingin memastikan bahwa sang suami dalam kondisi baik-baik saja. Atau setidaknya masih dalam keadaan hidup.