Siena mengernyit ketika merasakan nyeri yang luar biasa di kepalanya. Dia mencengkeram rambutnya, giginya bergemeletuk menahan rasa sakit. Perempuan itu berusaha untuk tidak menimbulkan suara karena khawatir si penculik ada di tempat itu dan mengetahui kalau dirinya tersadar. Siena tidak mau lagi disuntik dan dibuat tidak sadarkan diri. Mungkin efek samping dari obat itu, pikirnya muram. Dia memejamkan mata selama beberapa saat menunggu rasa nyeri di kepalanya itu mereda. Kemudian, perempuan itu menatap ke sekeliling kamar yang ia tempati saat ini. Selama beberapa hari, atau minggu barang kali? Siena tidak tahu persis berapa lama dia sudah berada di kamar itu. Perhitungan waktunya mengabur seiring kesadarannya yang hilang timbul karena obat yang disuntikkan oleh pria yang menculiknya dan dia bersyukur pria itu membuat kesadaran dirinya terombang-ambing, karena Siena tahu bahwa dia takkan sanggup menghadapi perbuatan bejat pria itu jika dirinya ada dalam keadaan sadar sepenuhnya.