"Maafkan Uncle," kata Bang Ares lirih. Dia tersenyum getir. Aku cepat-cepat menoleh ke arah Bang Ares. Dia terlihat sedih. Dia mengulurkan tangannya, tetapi Yara dan Yesa mundur menjauhinya. Kepedihan tampak jelas di matanya.
Aku segera mengambil alih sebelum segalanya berlarut-larut dan semakin memburuk. Aku berjongkok di hadapan mereka, kemudian meraih keduanya ke pelukanku. "Sayang," kataku lembut. "Kalian nggak boleh bersikap seperti itu sama Uncle. Nggak sopan. Anak-anak Mama itu baik, nggak pernah ngomong dan bersikap kasar. Jadi, sekarang Mama minta kalian minta maaf sama Uncle, bisa?"
"Tapi Uncle emang udah bikin Mama nangis," tukas Yesa keras kepala.
Aku menggeleng. "Nggak, Sayang. Kemarin ... Mama dan Uncle cuma salah paham. Yara sama Yesa pernah berantem, kan? Nah, Mama sama Uncle Ares kayak gitu, tapi bukan berarti Uncle Ares itu orang jahat."