Siena tersenyum penuh kemenangan. Sementara aku hanya bisa tertegun, tak mampu berkata-kata. Ares kembali? Dia masih hidup?
Aku tak tahu harus bereaksi seperti apa. Haruskah aku ikut senang? Ataukah bersedih?
Jika memang Ares kembali, Siena akan bahagia lagi. Kehidupannya akan kembali normal. Yara dan Yesa akan memiliki keluarga yang sebenarnya. Bukan keluarga penuh sandiwara seperti sekarang. Namun, tak kupungkiri, aku menginginkan mereka untuk diriku sendiri. Aku belum siap melepaskan mereka. Takkan pernah siap.
"Pasti kau sangat sedih mendengarnya, bukan?"
Perkataan Siena menyentakkanku dari lamunan. Aku mengerjap, menatapnya bingung.
Siena mendengus. "Dari dulu kau selalu berusaha meyakinkanku bahwa Ares sudah meninggal, tetapi aku terus menyangkalnya. Sekarang, setelah dia kembali, kau pasti sangat sedih, mungkin kesal karena ternyata dia masih hidup. Dia kembali."
"Lalu," kataku. "Kenapa kau menyembunyikannya?" Suaraku parau ketika berbicara.