Chereads / COUNT TO TEN / Chapter 2 - Bab 1

Chapter 2 - Bab 1

Sabtu,25 November,23:45

Sebuah dahan membentur jendela dan bibir Catlin semakin merapat."Hanya angin"gumamnya."Jangan penakut."Diluar sana,deru angin semakin kencang,dan sekarang ia berada sendirian di rumah tua milik keluarga Daherty yang menyeramkan,sungguh ini tidak membantu menghilangkan rasa takutnya.Ia menjatuhkan kembali pandangannya ke buku statik yang membuatnya sendirian di Sabtu malam seperti ini.Pesta yang diadakan malam ini pasti jah lebih menyenangkan ketimbang di sini.Juga jauh lebih ramai.Itu pula salah satu alasan mengapa sekarang ia berada di sini,mempelajari seluk beluk mata kuliah yang sangat membosankan dalam kesunyian rumah tua ini ketimbang belajar dengan ingar-bingar pesta yang sedang berlangsung di sekitar kamarnya.

Propesor yang mengajar statistik telah menjadwalkan sebuah ujian pada senin pagi.Jika gagal dalam ujian itu,ia akan gagal di semester ini Jika ia gagal satu kelas lagi,ayahnya akan menyita mobilnya,menjualnya,dan menggunakan uangnya untuk membawa ibunya pergi berlibur.

Catlin mengatupkan giginya.Ia akan membuktikan pada ayahnya.Ia akan bisa melewati ujian itu meski sangat sulit.Dan seandainya tidak lulus,uang tabungannya akan cukup untuk membeli mobil sendiri atau mungkin mobil yang jauh lebih bagus dari miliknya saat ini.Upah yang dibayar oleh keluarga Daherty kepadanya untuk mengurus kucing mereka memang sangat rendah,namun cukup untuk menambah tabungannya dan...

Suara gaduh yang berbeda kembali membuat dagunya terangkat,Catlin memicingkan matanya,'Ada apa ini?'pikirnya.Asalnya dari bawah lantai.Terdengar seperti ...sebuah kursi yang dibanting ke lantai kayu yang keras.

'Hubungi polisi'Tangan Catlin sudah berada di atas telepon,namun ia berhasil menarik napas dan menenangkan diri nya.'Mungkin itu hanya kucing'Ia akan terlihat begitu konyol jika memanggil polisi hanya gara-gara seekor kucing Persia seberang sepuluh kilo yang terlalu manja.Di tambah lagi,ia seharusnya tidak boleh berada di sini sekarang.Kata-kata keluarga Daherty sangat tegas.'Catlin tidak boleh menginap,tidak boleh mengadakan pesta,tidak boleh menggunakan telepon',Catlin hanya datang memberi makan kucing dan mengganti kotak tempat kucing itu membuang kotoran,secara teratur.

Keluarga Daherty bisa marah dan menolak untuk membayar Catlin jika ia tahu ia sedang berada di Sini.Catlin menarik napas panjang.Disamping itu laporan itu akan Sampai ke telinga ayahnya dan akankah ayahnya memiliki waktu luang untuk memeriksa itu?Hanya gara-gara seekor kucing bodoh dan malas bernama Percy.

Namun tidak ada salahnya untuk berhati-hati.Tanpa suara,Catlin bergerak dari kamar tidur tamu,yang biasa di gunakan keluarga Daherty sebagai kantor,keruang tidur utama di mana ia mengeluarkan sebuah pistol kecil dari dalam laci meja rias istri dari Daherty dan membuka pengamannya.Senjata itu ia temukan saat ia sedang mencari pena.Sebuab pistol berkaliber 22,persis seperti yang telah ia tembakan berkali-kali saat berlatih bersama ayahnya.Ia menuruni tangga,pistol itu menekan bagian belakang kakinya.Di sekitarnya hanya ada kegelapan yang hitam pekat,namun ia terlalu takut untuk menyalahkan lampu.'Hentikan ini,Catlin.Hubungi polisi.'Namun kakinya terus melangkah tanpa suara diatas karpet,hingga dua langkah dari dasar.Sebuah anak tangga itu berderak.Catlin langsung berhenti,detak jantungnya memburu.Ia mencoba mendengarkan .

Catlin mendengar suara senandung.Ada seseorang didalam dan orang itu bersenandung .

Suara derak sesuatu yang berat ditarik ke seberang ruangan menenggelamakan senandung itu.Lalu Catlin mencium bau gas.

'Keluar,cari bantuan'.Catlin bergegas melangkah.Ia terpeleset saat kakinya menghantam kayu keras di dasar tangga.Ia jatuh dengan lututnya menghantam lantai dan pistol itu meluncur lepas dari genggamannya, berputar-putar di lantai.Suaranya keras.

Suara senandung itu berhenti.Dengan susah payah ,Catlin berusaha meraih pistol itu, meraba-raba mencari dalam kegelapan,tangannya serta Merta bersentuhan dengan kayu yang dingin.Ia menemukan senjata itu dan mencoba berdiri.'keluar.keluar.keluar'pikirnya

Catlin telah mengambil dua langkah menuju pintu saat ia dihantam dari belakang hingga ia terjatuh berlutut.Ia berusaha berteriak,namun napasnya tertahan.Seseorang menarik rambutnya dan seketika merampas pistolnya.Saat orang itu mulai mencekiknya,Catlin menutup matanya"Kumohon biarkan aku pergi,aku bahkan tak seharusnya berada di sini.Aku janji tidak akan memberitahu siapapun"

"kau memang seharusnya tak berada di sini"ulang seorang lelaki itu."kau sedang tidak beruntung"suara lelaki itu terdengar simpatik,namun palsu.

"Kumohon jangan sakiti aku"Catlin berbisik

Lelaki itu menghela napas,sementara waktu terus berjalan,dan akhirnya lelaki itu tertawa.Bersamaan dengan itu Catlin tak lagi bernapas.