Chereads / [BL] Hanya 24 Jam Saja / Chapter 36 - Akhir Pekan

Chapter 36 - Akhir Pekan

Pada akhir pekan, Zhu Zheng sama sekali tidak memiliki niat untuk bangun dari tempat tidur, apa lagi untuk berangkat ke kantor.

Saat ini Zhu Zheng hanya ingin bermalas-malasan di rumah dan bermanja-manja pada Resa yang saat ini tengah membalut tubuhnya seperti ulat kepompong.

"Tian, jangan lagi. Aku sangat lelah."

"Satu kali lagi sayang." Bujuk Zhu Zheng.

"Tidak mau lagi... ( T Δ T ) ... Pinggangku sangat sakit."

Zhu Zheng memeluk Resa manja dan masih bersikeras meminta jatahnya di pagi hari.

Pada akhirnya, Resa pun mengalah, dan kedua pria tersebut kembali melakukan kegiatan panas itu di pagi hari sampai perut Resa keroncongan, barulah Zhu Zheng dengan enggan melepaskan Resa dari kungkuhannya.

"Tian, apa kamu anak tunggal dalam keluargamu?" Tanya Resa sambil makan makanannya.

"Tidak. Aku anak bungsu dari dua bersaudara."

"Jadi di mana saudaramu? Selama ini aku belum pernah melihatnya."

"Dia lebih banyak menghabiskan waktunya di luar Negeri, sekaligus menjalani bisnis pusat keluarga Zhu di sana."

"Ooohh..."

Zhu Zheng menatap Resa, "Jangan coba-coba mendekatinya, dia sudah memiliki dua anak."

"Siapa yang coba mendekatinya! Aku hanya bertanya."

"Aku hanya khawatir kamu selingkuh, apa lagi kakakku lebih tampan dariku." Kata Zhu Zheng dengan wajah yang terlihat tidak terima.

"Kamu juga tampan." Resa mengatakan kata tersebut sambil tersenyum lembut pada Zhu Zheng.

...

Akhir pekan ini, Zhu Zheng mengajak Resa untuk pergi di beberapa tempat yang sangat istimewa.

Resa sempat bertanya pada Zhu Zheng, tempat seperti apa yang akan dia kunjungi hari ini. Namun Zhu Zheng hanya menjawab Resa bahwa itu rahasia.

Saat keduanya sudah bergantian dan berpakaian kasual, keduanyapun bergegas menuju mobil, dan pergi ke tempat tujuan Zhu Zheng.

Sepanjang perjalanan, Resa selalu bertanya tentang arah tujuan mereka saat ini, dan jawaban yang di dapat Resa, yah–masih jawaban yang sama, 'itu rahasia'.

"Sayang berhenti bertanya. Kamu pasti akan tahu setelah kita sampai."

"Itu penting. Aku harus bertanya, bagaimana kalau kamu menculiku?"

Zhu Zheng terkekeh mendengar perkataan Resa.

Mobil Zhu Zheng melaju memasuki gedung bawah tanah sebuah restoran mewah berlantai lima. Sesampai di dalam, tepatnya Restoran bagian lantai satu, Resa merasa seperti tidak lagi asing dengan bentuk dan dekorasi restoran tersebut, bahkan Resa merasa pernah membaca dan mengetahui nama Restoran yang di datangi Zhu Zheng dan dirinya saat ini.

Tapi kapan dirinya pernah membaca nama Restoran ini dan pernah datang kemari(?)

Dan pada akhirnya Resa hanya mengikuti arah di mana Zhu Zheng melangkah saat ini.

Restoran tempat mereka datangi, sangat penuh dan bahkan tidak ada lagi meja dan kursi yang tersisa.

Resa, "..." Mau duduk di mana? Semuanya sudah terisi penuh.

"Selamat siang Tuan Zheng." Sapa ramah pelayan Restoran pada Zhu Zheng.

Pelayan tersebut menggunakan setelan jas hitam rapi dan rok hitam span, namun tidak terlalu ketat padanya. Tidak ketinggalan logo emas  berbentuk huruf C yang terpasang di kerah jas wanita tersebut. Jika di lihat dari penampilannya, wanita tersebut terlihat seperti seorang kepala pelayan.

"Silahkan, kami sudah menyiapkan tempat yang Tuan Zheng inginkan."

Resa dan Zhu Zheng pun mengikuti pelayan tersebut.

"Silahkan, Tuan."

Pelayan tersebut mempersilahkan Zhu Zheng dan Resa untuk duduk di kursi yang letaknya di bagian pojok bersampingan dengan jendela kaca.

Dan lagi-lagi Resa merasa pernah mengalami hal seperti ini sebelumnya. Tapi kapan(?)

Setelah keduanya duduk. Pelayan tersebut pun berdehem pelan sambil tersenyum, dan itu membuat Resa sedikit merasa bingung.

Pelayan tersebut menaruh buku menu di depan Resa dan berkata dengan nada suara centil, "Silahkan~ apa yang ingin anda pesan tuan~"

Resa, "......"

Resa melongo ketika mendengar suara pelayan yang berdiri sambil cekikan di sampingnya.

"Apa yang ingin kamu pesan, sayang?"

"Tian..." Panggil Resa dengan wajah bingung.

"Hmm... Ada apa?" Jujur saja, Zhu Zheng tidak bisa menahan senyumnya ketika melihat wajah bingung Resa saat ini.

"Tidak."

Resa merasa seperti ada sesuatu yang salah...

Resa kembali menatap buku menu, dan memesan senwice dan kopi susu dingin.

"Tian, apa yang ingin kamu pesan?"

"Kopi hitam."

"Mba, kami pesan senwice, kopi susu dingin dan kopi hitam. Masing-masing satu–ya Mba."

"Ok." Pelayan itupun pergi meninggalkan Resa dan Zhu Zheng.

Resa menatap Zhu Zheng gugup, "Ti–Tian, bukankah ki–kitata pernah datang ke Restoran ini sepuluh tahun yang lalu?!"

Zhu Zheng tersenyum, "Kamu sudah mengingatnya?"

"Mana mungkin aku bisa melupakannya! Saat itu adalah kencan pertama kita."

"Benar, itu adalah kencan pertama kita..." Zhu Zheng menghentikan ucapannya sebentar, "...tepat pada hari ulangtahunmu."

Resa menatap Zhu Zheng.

Zhu Zheng menyanggah dagunya sambil menatap Resa, "Pada saat itu, aku rela mengikuti kemanapun kamu pergi, karena aku tahu saat itu adalah hari ulangtahunmu."

Resa tertunduk diam.

Pelayan Restoran membawa pesanan milik Resa dan Zhu Zheng, dan kemudian meninggalkan kedua pria tersebut yang sedang dalam pikiran mereka masing-masing.

"Aku minta maaf sudah memaksamu pergi pada saat itu..." Resa menatap Zhu Zheng dengan kedua bola mata miliknya yang sudah memerah, "Jujur saja, saat itu aku merasa sangat putus asa, kamu akan berkeluarga, dan meninggalkanku yang terjebak sendirian. Maafkan aku."

Zhu Zheng meraih tangan Resa di atas meja, "Tidak perlu minta maaf, semuannya sudah berlalu."

"Tapi Tian..." Resa menatap Zhu Zheng dengan wajah serius, "Jika pada saat itu bukanlah hari ulangtahunku. Apa kamu tetap akan menyetujui keinginanku?"

"Eemm...." Zhu Zheng memegang belakang lehernya. Bingung mau mengatakan apa, "Itu..."

"Kamu mengatakan padaku beberapa hari yang lalu, kalau kamu sebenarnya sejak awal sudah tertarik padaku. Aku sih ok saja, jika kamu mengatakan masih belum bisa terima dengan cinta seperti ini, karena aku awalnya juga sama sepertimu" Resa memukul meja, dan menarik perhatian beberapa pengunjung Restoran yang jaraknya kurang lebih lima sampai enam meter di sekitar mereka, "Tapi yang paling tidak aku terima. Saat kencan kamu selalu saja menatap ponselmu sambil tersenyum dengan pesan yang di berikan Anita padamu."

"Apa kamu cemburu?"

Air mata Resa jatuh.

Dia menganggukan kepalanya atas pertanyaan yang di berikan Zhu Zheng padannya, "Umm.. aku sangat cemburu, bahkan sakit hati."

"Maafkan aku." Zhu Zheng menghembuskan napas, "Pada saat itu aku tidak sedang bertukar pesan dengan Anita... Aku hanya menatap layar  di ponselku tanpa melakukan apa-apa."

Resa, "..."

Zhu Zheng memainkan cangkir kopinya, "Sebenarnya saat itu aku sangat gugup, dan bingung bagaimana aku harus ber–ekpresi padamu. Pada akhirnya, hanya wajah kaku yang dapat aku tunjukan..."

Zhu Zheng, "Mungkin sudah sangat terlambat untuk mengatakan maaf padamu."

Resa menggelengkan kepalanya, air matanya sudah berlinang membasahi kedua pipi putihnya, dan hidungnya beserta kedua matanya sudah terlihat memerah akibat menangis.

"Tidak perlu meminta maaf... Itu masa lalu, dan sekarang kita sudah bersama. Mulailah buka lembar baru."

Zhu Zheng, "..."

"Sayang, dari mana kamu belajar bahasa bijak seperti itu...?" Kata Zhu Zheng sambil memberikan sapu tangan miliknya pada Resa. Resa mengambil sapu tangan tersebut, dan menghapus airmatanya.

"Aku mempelajarinya dari menonton sinetron beberapa hari yang lalu."

Zhu Zheng, "..."

.

.

.

Bersambung ...

Selesai pengetikan pada hari–

Kamis, 06 – 08 – 2020

Pukul, 18:51 wita