Download Chereads APP
Chereads App StoreGoogle Play
Chereads

SETANGKAI MAWAR PUTIH

Lumbalumba01
--
chs / week
--
NOT RATINGS
12.5k
Views
Synopsis
"Segalah hal tentang mu tertulis disini, berawal dari sajak kemudian terbentuk abjad, sebab, mengingatnya saja tak akan cukup buatku, aku ingin lebih dari itu, aku ingin menyuarakannya dalam bentuk aksara, kata demi kata yang terurai telah mampu menyeret ku. Bernostalgia, lagi dan lagi, kembali kemasa masa itu untuk mengenangnya, entah sebagai hal yang paling beruntung atau hanya malapetaka yang tak menguntung"
VIEW MORE

Chapter 1 - PROLOG.

Kepergian yang terencana itu

Membuat ku paham bahwa jarak memang harus ada diantara kita bukan sebagai penghalang melainkan sebagai pacuan agar kelak kita lebih memahami apa yang dinamakan (rindu) lebih menghargai (waktu) dan lebih mengerti (satu sama lain)

(INTERNATIONAL AIRPORT HUSEIN SASTRANEGARA)

Aku pergi dulu yah, kamu yang baik disini jaga diri baik baik salam untuk ibu, aku belum sempat pamit padanya, kamu jangan risau setiap minggu kamu pasti akan mendapat email dariku, tapi tidak tiap hari, hanya senin saja, awal pekan, kamu mengerti kan aku harus kuliah? aku janji setelah aku lulus aku akan kembali kesini untukmu, untuk gadis kecil ku"-ujar Arga menggenggam tangan Yunna erat.

Yunna, gadis itu seperti diderai kepanikan. Nyatanya ia belum siap dihadapkan dengan perpisahan, setetes cairan bening jatuh dari pelupuk matanya, sebentar lagi ia akan kehilangan pelanginya dimensi sederhana yang ada didalam hatinya akan rapuh ditinggal pemiliknya, menahan pun dirasa tak mungkin, sebab. Yang terjadi akan tetap terjadi Arga akan pergi untuk melanjutkan study-nya di surabaya dan Yunna akan tetap berada disini, memenjarakan ego yang tidak bisa diajak kompromi 'Yaampun semesta tolong bantu aku' (batinnya)

"Apa harus sekarang?"-tanya Yunna ia tidak yakin dengan apa yang ia ucapkan, ia benar benar merasa konyol saat itu juga.

Arga membelai pelan rambut Yunna berusaha menenangkan gadis kecilnya

"hey kamu ini kenapa? aku cuma pergi sebentar jangan khawatir begitu, kamu justru akan membuatku berat meninggalkan mu jika kamunya seperti ini"- ucap Arga lembut diiringi dengan senyum menawan.

'Apa? dia masih bisa tersenyum? Apa dia tidak tau aku bisa kehilangan akal sehat ku jika tanpa dia begini' (pikir Yunna)

"Hmm maaf"-lirih Yunna kepalanya menunduk berusaha menahan tangis yang sedari tadi ingin keluar.

Arga yang melihat, merasa tidak tega untuk meninggalkan gadis itu, ia membentangkan tangannya lebar "Sini peluk"

"Nggak mau"-Yunna menggeleng, lalu memundurkan kakinya selangkah menjauh dari tubuh kekar Arga yang sebentar lagi akan lenyap dari hadapannya, tidak ada lagi wangi maskulin, tidak lagi dekap hangat, hitungan menit semuanya akan lenyap.

"Hmm ada yang merajuk rupanya"-Arga memberanikan diri melangkahkan kakinya mendekati Yunna mendekap tubuh mungil gadis itu lalu berkata " YUNNA, YUNNA, YUNNA harus ku ucap berapa kali lagi? Biar kamu tau kamu adalah gadis kecil yang paling aku sayangi dan itu selalu tak mempunyai batasan karena mencintai mu adalah sebuah anugrah yang harus aku syukuri, jadi jangan takut kalau aku akan meninggalkan mu, jangan pernah takut dengan jarak, jarak hanya memisahkan raga tapi tidak dengan prasaan ini hanya persoalan waktu selama aku masih bisa mengatasinya kita akan baik baik saja."- Arga merenggangkan pelukannya lantas mencium kening Yunna penuh arti.

"Bentar lagi pesawat yang ku tumpangi bakal boarding aku masuk dulu, come on please jangan sedih gadis kecil"-Arga memegang dagu Yunna, mendongakkan wajah gadis hingga dapat menatapnya, Yunna hanya mengangguk-angguk lesuh berupaya mengerti yang apa yang dikatakan Arga barusan.

Akhirnya dengan berat hati mereka memisahkan diri, juga dengan Arga yang perlahan berbalik dan melangkah pergi, benar benar tidak ada kata lagi yang terucap, Arga melewati pemeriksaan imigrasi dan bergabung dengan penumpang lainnya, samar samar dia melambai sebelum benar benar hilang dikerumunan sana, Yunna balas melambai dengan air mata tak dapat lagi dibendung.

Kenapa harus kuliah jauh jauh sih, di Bandung juga bisa kan? Kenapa harus di Surabaya kenapa? (Batin Yunna)

[ Bandung, 24 mei 2017 ]