Nabila membuka pintu tanpa mengetuk, sudah jadi kebiasaan. Dengan senyuman diwajahnya ditambah rambut pendek, tak bisa mengontrol degupan jantung anak dibawah umur. Kaindra sangat terpesona terhadap visual gadis itu.
"Aku butuh bantuanmu, Dik" sapanya duduk disebelah Kaindra.
"Apapun aku turuti" jawab Kaindra seolah terhipnotis.
"Kau bisa menemukan lokasi berdasarkan nomor handphone?" Nabila bertanya seperti biasa.
"Sangat mudah. Berikan saja nomornya."
"Boleh sekalian nomormu?" sambungnya.
"Tidak. Nomor temanku saja" balas Nabila cepat.
Wajah remaja tadi terlihat lesu. Lalu mengotak-atik alat yang ia bawa.
"Dia sedang dirumah" ujar Kaindra setelah ia bisa menemukan titik lokasi melalui alat-alatnya.
"Baiklah. kau bisa menghubungiku jika dia keluar dari rumah" suruh Nabila. Kemudian ia berdiri melangkah menuju pintu keluar.
"Bagaimana aku memberitahumu? Aku tak punya kontakmu" seru Kaindra beralasan.