Setibanya dirumah Nadya langsung memeriksa kehamilannya, diluar kamar mandi Ema menunggu dengan tegang. Sesekali ia mencium Raffi untuk mengalihkan ketegangan.
Cklek… pintu terbuka, wajah menunggu Ema masih saja tegang, semoga tebakannya benar. Nadya datang dengan senyuman tetapi matanya tak bisa berbohong, mata coklat itu berkaca, tak bisa membendung haru-nya.
Istri Randi mendekat, melihat hasil. Mata mereka membola sempurna.
"Selamat buat sahabatku" peluk Ema penuh haru. "Semoga kalian senantiasa bahagia" ucapnya.
Bau bawang masih tercium mengenai hidung Nadya, merasa perutnya kembali bergejolak. Buru-buru gadis itu menuju wastafel kamar mandi, memuntahkan semua isi perutnya.
"Ema. Aku tidak sanggup bau bawangnya, membuatku mual" lirih Nadya di sela muntahnya.
Bergegas istri Randi membereskan semua bahan masakan yang berupa bawang, bahkan yang tersentuh bawangpun segera ia bersihkan.
"Masih tercium, Nad?" seru Ema dari pantry.