"Benar dugaanku. Mana mungkin kakek kehotel mewah kalau bukan konglomerat." Melahap satu paket nasi dana yam juga satu burger. Tidak ketinggalan minuman khasnya.
"Kau tahu namanya, kak?" Kaindra ingin tahu.
"Untuk apa kau mencari namanya? Kau ingin memerasnya?" tuduh Andra.
"Bukan begitu, memangnya aku lelaki pemeras apa?!" sahut Kaindra tak terima di sela makannya. "Makanlah punyamu, nanti tidak enak lagi. Sayangkan kalau di buang." Imbuhnya.
Andra pun bangun dari tidurannya, memakan fast food itu dengan cepat. Ia sebenarnya juga lapar. Setelah mengantar kakek tadi, ia berencana memakan dulu ayam dan nasinya, lalu menyisakan buat Kaindra. Tetapi rencananya tidak sesuai harapan.
"Ah, aku ingat nama kakek tadi. Namanya kakek Haryanto, kalau tidak salah sih." Menyuap makanan kemulut.
"Kalau tidak salah berarti benar" balas adiknya. Seketika Andra berhenti mengunyah.
"Adikku memang pintar. Tapi sayang, nakal tingkat dewa."