"Wah, aku kecewa padamu, Van. Jangan bilang hanya aku yang tidak kau beritahu" Adit telah lesu duluan.
"Tidak usah berlebihan. Orang tuaku saja belum aku beritahu."
"Kau ini anak tante Riana dan Om Wahyu kan?" Adit dengan nada kecewanya.
Dua pemuda itu malah berdebat didepan ruang dokter hanya karena masalah setelan hitam putih.
"Jangan bilang kau meninggalkan ujian gara-gara aku menelepon?" Adit menganga tak percaya. "Aku mengerti kenapa kau belum memberitahu orang tuamu" pria ini menepuk pelan bahu temannya yang menatap malas.
.
Dr. Richard termenung melihat dua orang lelaki baru saja melewati pintu.
"Ada yang bisa dibantu?" seingat nya tidak ada pasien laki-laki yang akan konsul hari ini.
Kedua pria tadi menarik kursi masing-masing, memudahkan mereka duduk didepan sang dokter.
Dokter Richard masih menatap mereka penuh tanya "Apa sebelumnya ada jadwal konsul dengan saya?"
