Download Chereads APP
Chereads App StoreGoogle Play
Chereads

Mengulang Kembali Denganmu

🇮🇩edelweys_maharani
--
chs / week
--
NOT RATINGS
3.6k
Views
Synopsis
Ririn sudah siap akan menerima laki laki di sampingnya sebagai suaminya, walaupun tak ada cinta di antara mereka, ini adalah bentuk penghapusan masa lalu kelamnya, Namun sebuah kontrak pekerjaan yang tiba tiba muncul di hadapannya tepat sebelum ijab kabul. apa ini sebuah jalan melarikan diri? Anggap saja begitu. Namun bagaikan keluar kandang harimau masuk kandang singa. Ririn kembali bertemu Reyhan, mantan tunangannya yang telah mencampakkannya 5 tahun yang lalu, kini dia adalah CEO induk perusahaan tempat kerjanya. Akankan mereka "MENGULANG KEMBALI" romansa yang telah mereka kubur dalam dalam? Dengan versi mereka yang telah beruba?
VIEW MORE

Chapter 1 - Jalan melarikan diri

Ririn menghirup nafas panjang dan dalam.

Saat ini tepat di hadapannya, Rahmat yang akan menjadi suaminya.

Entah apa yang akan terjadi kedepannya,ia sama sekali tak dapat menerkah.

Ia sepertinya masuk kedalam lubang dimensi lain dimana takkan ada yang tahu ia ada di dalamnya.

Ia masih tertegun,sementara Rahmat masih menunduk menunggu penghulu yang akan menikahkan mereka.

Terlihat ayah Rahmat dan juga paman dan bibi Ririn.

Mereka terenyum bahagia melihat anak yang mereka jodohkan kini akan mengikrarkan ijab kabul.

Disana terlihat ibu Rahmat Yang masih menangis sesugukan.

Ririn memejamkan mata sebentar,ia tahu ibu Rahmat tidak akan pernah merestui hubungan mereka sampai kapanpun.

Anak kesayangannya harus ia relahkan menikah dengan Ririn yang menurutnya adalah wanita jalanan yang tidak pantas bersanding dengan anaknya yang sholeh.

Sama halnya dengan ibu Rahmat Ririn adalah orang yang paling menderita di atas semua ini,tapi ia akhirnya mengiyakan tawaran paman dan bibinya karena ia juga tahu Rahmat adalah pria yang sangat baik,

lulusan sekolah pesantren dan akhalk yang baik.

Mungkin dengan Rahmat ia bisa menghapus masalalunya yanh tak pernah ingin ia kenang.

Suasana masih gugup,tiba-tiba 2 orang berperawakan besar dan kekar masuk kedalam dan menunduk hormat, dari arah belakang seseorang dengan usia sekitar 45 tahun datang sebuah ampLop berwarna coklat di tangannya.

"Selamat pagi,maaf mengganggu waktu anda sebentar."sapanya menundukkan diri dan kemudian duduk di hadapan Ririn.

"apa anda dengan nona ririn wijaya?" tanyanya sambil menatap Ririn.

"iya,betul dengan saya sendiri," jawab Ririn masih bingung.

Semua mata ikit penasaran.

Tanpa berbicara ia membuka map coklat tadi dan mengeluarkan beberapa dokumen dan foto.

Ririn menatap dokumen iu dengan seksama.

"ahh dokumen kontrak kerja ku dengan sebuah perusahaan brand pakaian ternama EDELWEYS GROUP,kenapa dan siapa lekaki ini,kenapa kontrak kerja 5 tahun yanh lalu itu ada padanya?" batin Ririn dipenuhi tanya.

Sambil melirik pada beberapa foto model dengan pakaian yang pernah Ririnkirimkan.

"anda sudah mengenali kontrak ini nona?"

Tanya lelaki itu.

seketika membuat Ririn menghentikan ingatan Ririn.

"iya,betul ini kontrak kerja yang saya buat 5 tahun lalu,mengapa sekarang apa pada anda?" tanya Ririnmenyelidik.

"nona,apakah anda tidak lagi mengingat beberapa pasal peraturan dalam dukomen ini?, di dalam kontrak ini tertara bahwa anda akan di berikan informasi pemanggilan sampai batas waktu yang tidak ditentukan."

Glek.

Ririn tersentak,bagaimana bisa iya sudah tidak mengingat pasal itu.

"jadi maksud bapak? " tanya Ririn masih tidak percaya dengan dugaannya.

"sekarang perusahaan telah memanggil anda untuk bekerja,dan anda tahukan nona,anda bisa membatalkan kontrak kerja dengan membayar biaya kompensasi senilai 100jt."lanjutnya begitu jelas.

Ririn terkejut, bahkan bukan Ririn saja, semua orang di dalam ruangan tersentak.

Ririn masih terdiam tanpa kata.

"kami akan membawa nona ririn sekarang ke kota XX.karena besok adalah hari laporan pertama nona di kantor" sambung sang pria tadi.

Ririn masih terperangah "apakah ini adalah sebuah jalan untuk melarikan diri?" Batin Ririn dilema.

bukankah sekalipun aku tak punya pilihan tetapi tetap saja itu bisa menjadi sebuah alasan untuk membatalkan pernikahan dimana tidak ada kebaikan didalamnya.

"mas Rahmat,maafkan aku,aku tak punya pilihan,aku tahu kamu adalah pria yang baik tetapi aku tak punya pilihan lain,aku tak mungkin memiliki uang untuk mengganti kompensasi itu."Ririn menghadapakan diri ke Rahmat.

Sementara Paman dan bibi masih terdiam,ibu Rahmat langsung berdiri

"ciuh,siapa juga yang akan membayarkannya untukmu,Allah telah mendengan doa ku untuk tidak menjadikanmu istri anakku,"cibirnya seraya menarik Rahmat dan suaminya.

"Aku minta maaf bu,paman bibi maafkan aku,"kata Ririn memeluk bibinya.

"bibi mengerti nak,semua tidak seperti rencana kita,pergilah membuka lembaran baru hidupmu,semoga jalan satu-satunya yang ada dihadapanmu bisa membuatmu menemukan kebahagiaanmu sayang,"peluk bibinya.

sang pamanpun ikut mengelus pundak keponakannya itu.

ia tahu begitu banyak beban berat yang menumpuk di pundak kecilnya.

Sementara Rahmat yang tengah dingopoh ibunya datang kepada Ririn.

"Rin,mungkin kita tidak di takdirkan bersama tapi aku mengharapkan kebahagiaanmu,jaga diri disana,hubungi aku bila terjadi sesuatu."katanya begitu lembut dan dingin,bagai siraman air gunung yang menyirami hati Ririn.

Ayahnyapun duduk di sampingnya sambil tersenyum menatap Ririn.

"Mas Rahmat betul-betul pria yang mulia,tapi aku betul betul tidak akan pernah pantas dengan Mas,aku berharap mas akan menemukan istri yang sempurna dan paman trimakasih atas kebaikan paman dan ibu selamah ini." jawab Ririn menatap mereka.

Ayah Rahmat tahu di sudut mata yang mengkristal itu Ririn masih menyimpan sejutah perih.

*flash back

Sudah 5 tahun semenjak kedatangan Ririn di rumah paman Sanjaya,adik dari mendiang ayahnya pak Wijayah.

Hari hari berat sepertinya mampu di lalui Ririn dengan baik sampai sekarang, dia bahkan bekerja di perpustakaan sebuah sekolah menengah di kota kecil itu.

Pak kusuma sang pemilik sekolah melihat Ririn yang begitu bekerja dengan baik dan telatan siang itu tersenyum dari jauh,

mengingat rencana perjodohan ririn dengan putranya Rahmat yang juga mengajar di tempat itu.

Ia melihat Rahmat dan Ririn selalu menegur sapa dengan baik setiap harinya.

"Rin,bagaimana keputusanmu nak,bibi dan paman merasa ini yang terbaik untukmu sayang,"kata sang bibi membelainya.

"betul Rin,paman pun sudah berjanji pada almarhum ayahmu untuk mencarikanmu jodoh yang terbaik"ucap paman Sanjaya.

"Kamu sudah tak mudah lagi nak, usiamu sudah 24, ini usia yang matang bagi kita wanita,dan Rahmat adalah pria yang baik bukan." sambung bibinya dengan lembut.

Ririn hanya terdiam menunduk, ia menarik nafas dalam-dalam,

kemudian iya menatap sang bibi "baiklah bi,aku akan menerima mas Rahmat,aku pun sudah merasa cukup menyimpan semua yang telah berlalu, aku pun ingin bahagia kembali seperti pinta Ayah,bi" jawab Ririn sambil meneteskan butiran butiran bening yang mengalir satu per satu di pipinya yang kemerahan.

Malamnya, iya berbaring di tempat tidurnya,

bagaimana aku bisa selemah ini sekarang,aku sudah tidak punya kekuatan untuk menatap ke depan.

"Ayah dan ibu pasti bahagia melihat aku di sisi paman dan bibi yanh begitu baik,

aku pun harus melupakan masa lalu." gerutunya sambil perlahan menutup mata dan membiarkan alam bawa sadarnya menari nari..

5 tahun yang lalu, ia dengan antusias menyiapkan berkas lamarannya pada EDELWEYS GROUP perusahaan brand pakaian yang cukup tersohor di tanah air,

semua iya lakukan untuk bisa memulai karirnya disana,apalagi usahanya sudah sampai pada penandatanganan kontrak kerja.

ya walaupun belum berarti akan langsung ada panggilan itu adalah cita cita Ririn untuk menjadi salah satu pegawai di tempat itu, jika dia bisa masuk kesana artinya usahanya untuk lebih dekat dengan calon suami yang di pilih ayahnya akhirnya bisa terwujud.

Reyhan adiraksa salah seorang manager yang ada di edelweys group kala itu, dia adalah laki laki yang sangat Ririn kagumi, bahkan semua wanita yang ada di sana,bagaimana tidak,iya adalah pemudah yang tampan,dengan tubuh atletis,dan tatapan yang tajam dan cool.

Mengenai kecerdasan tidak diragukan lagi,dia adalah senjata di perusahaan. Ia dan Ririn sudah bertunangan 1 tahun yang lalu,

walaupun begitu tak pernah ada komunikasi antara mereka mengingat kala itu ririn masih kuliah dan dia sibuk bekerja,tapi terkadang di pertemuan keluarga mereka,ia biasa berbincang sejenak dengan Ririn.

Walaupun di jodohkan Ririn sangat menyukai Reyhan, iya terus berjuang untuknya.

"kalau Kamu berhasil masuk di perusahaan tempatku,kita akan menikah,kata Reyhan suatu hari saat makan malam keluarganya.

Ririn begitu semangat sampai berteriak girang

Ayah mereka langsung terbahak bahak.

Walaupun mereka berdua bernasib sama, mereka sudah tak punya ibu.

Tapi mereka masih mendapat perhatian yang sam dari ayah mereka,ibu ririn meninggal saat masih 4 tahun sedangkan Ibu reyhan meninggal 5 tahun yang lalu.

Azka kakak Reyhan dan istrinyapun sudah akrab dengan Ririn.

Bahkan esok adalah hari ulang tahunnya, walaupun ia sendiri lupa karena sibuk membuat lamarannya di perusahaan tempat Reyhan.

Setelah pulang menyetorkan dokumen, ia iseng menuju rumah Reyhan, dia bisa beralasan ingin bertemu Sinta istri kak azka.

"hey Rin,ada apa tumben kamu kesini" sapa kak sinta.

"Mmm iya kak tadi habis dari kantor pos jadi iseng mampir,kak reyhannya ada?" Tanya Ririn ceplos.

Sinta terkejut heran "loh,memang Reyhan tidak memberitahumu Rin? Dia kan sudah pindah ke jepang "jawab sinta bingung. Ririn terkejut bukan main.

"Jepang?" Tanya ririn bigung.

"iya jepang sepertinya iya akan berada disana entah kapan."

plakkk....hati ririn seperti jatuh.lalu bagaimana dengannya,kenapa hal sepenting itu tak pernah Reyhan kabarkan

kepadanya.

Bagaimana nasib pernikahan mereka.

Seribu tanya menghujam dada Ririn.

Dia pamit seraya berlari kearah taman dekat rumah reyhan.

Tut tut tut..panggilan di HP ririn mulai tersambung.

"halo"terdengar suara yang sangat ririn kenal.

"ha...halo kak reyhan dimana?" jawab ririn cepat.

"cepat jawab ini semua bohong kan. Apa Reyhan mau mengerjaiku..ohh betul ini hari ulang tahunku kan."Batinnya

Lamah tak menjawab tiba tiba

"Rin...maafin aku,please lupain yg udah terjadi di antara kita,aku udah di jepang dan aku mai kamu lupain tentang kita,perjodohan kita.dan jangan pernah muncul di hidupku lagi,akupun takkan pernah muncul di dalam hidupmu lagi " kata reyhan mematikan telfon.

Seperti petir yang menyambar tepat diubun ubun Ririn.

Ririn mencoba menelfon kembali nomor itu tapi tidak bisa tersambung lagi.

Ia segera kembali ke rumah dalam keadaan seperti telah terkena hipnotis.

Ayahnya sedang menunggunya di sana. "rin,kemari"kata ayahnya.

Ririn segera menuju tempat ayahnya duduk. Dan duduk disebelah ayahnya lemas masih tak percaya.

Ayahnya menghelah nafas panjang. "Rin, aku tahu kamu sudah dengar semua dari Reyhan, ayah minta maaf ayah tidak bisa mwlindungimu,sepertinya ayah gagal membuatmu bahagia."kata ayahnya sambil menggegam punggung Ririn.

Ririn masih mematung." bisnis ayah sedang collaps,dan ayah reyhanpun sedang dalam krisis keuangan, jadi reyhan harus menikah dengan anak teman ayahnya untuk membantu krisis mereka, " lanjutnya lagi.

Ririn menangis dan berlari meninggalkan ayahnya sendirian.

Iya segera mengambil kunci mobil dan pergi entah kemana.

Ayahnya hanya menunduk lemah,begitu lemahnya iya menjadi seorang ayah yang kini menghancurkan hati putrinya.

Sementara malam semakin larut Ririn masih duduk termenung di sebuah dataran tinggi di batas kota.

Angin semilir yang menyejukkan hatinya,walaupun mata itu masih sembab.

laki laki brengsek,dia sudah meninggalkanku hanya karna alasan materi,bodohnya aku selamah ini begitu mengejarnya.

Tiba-tiba iya teringat ayah,

bagaimana jika ayah kuatir,begitu bnyak yang harus ayah fikirkan bukan hanya iya saja..ahh begitu egoisnya aku.

Tiba tiba ponselnya berdering.

Ririn berlari menyusuri koridor rumah sakit, hatinya tak bisa lagi menerka apa yang trjadi dengan ayah.,perasaannya campur aduk.

Iya membuka pintu dan melihat sosok paru baya itu tergolek lemah,

disana ada paman sanjaya yang menelfonnya tadi dengan selang pernafasan di hidungnya iya melirik melihat putrinya baik baik saja.

Iya tersenyum menitikkan iar mata sedang ririn segera memeluk dan mencium tamgannya.

"Ayah maafkan ririn,ririn egois harusnya Ririn tadi tak bersikap begitu,"katanya masih terbata menahan tangisnya tak pecah.

"Ririn putriku, aku tahu ini tidak mudah bagimu kedepan tanpa ayah,tapi kamu harus hidup lebih baik kedepan, carilah bahagiamu,ayah ingin melihatmu bahagia lebih dari siapapun putriku" kata ayah sambil tersengal sengal.

"aa..ayah bilang apa,ayah memangnya mau kemana,aku ngak mau ayah tinggal"rengek Ririn menangis menciumi tangan dan wajah ayahnya.

"Ririn anakku, reyhan tidak salah nak,jangan salahkan dia dan dirimu,semua belum takdir. Saja, aku berharap kedepan kamu bisa memaafkannya.maafkan ayah nak,ayah tak bisa melihatmu menemukan kebahagiaanmu, tapi ayah harap kamu bisa melalui semuanya.berjanjilah demi ayah." pintanya pada anak gadisnya.

"baik ayah...ririn janji akan selalu bahagia,tapi ririn mohon,ayah tetap disamping ririn,bahagia ririn adalah ayah,"tangis ririn pecsh,

denyut ayahnya berhenti.ayah...ayah....ayahhh....

*flash back off