"Orang dewasa tidak melakukan ciuman di pipi" ucapnya tersenyum miring. Kak Alan mulai berdiri tagap dan bersedekap tangan memandangku rendah. Postur tubuhku yang kecil benar-benar membuatku seolah sedang melihat ke arah orang dewasa yang mempermainkanku sesuka hatinya.
Aku bisa melihat kak Alan menyunggingkan seringai di wajah tampan bak pahatan dewa saat menunggu reaksiku yang kikuk. Aku tahu kak Alan pasti sedang menikmati responku yang seperti ini padanya. Aku tidak tahu sejak kapan kal Alan begitu senang mempermainkanku.
"La-lalu?" Tanyaku takut-takut. Jantungku semakin berdegup kencang. Firasatku mulai tidak enak saat seringai kak Alan semakin lebar ke arahku.
"Cium aku disini. Kasar dan panas" Tuturnya.
Aku terkesiap saat kak Alan meletakkan jarinya ke bibir yang selalu berhasil membuatku menatap.
"Ha-haaahh?" Aku mendelik saat kak Alan semakin mencondongkan tubuhnya ke arahku. Tubuhku kaku ketika kak Alan berbisik sensual di telingaku.
"Tidak berani? Kau pengecut?"