"Ahh itu.. tidak ada" sahut kak Abi yang memilih mengedarkan pandangannya ke seluruh penjuru kantin. Kantin yang tadinya ramai sudah mulai sepi dan tidak seberisik tadi.
"Kalau begitu seharusnya kak Abi tidak mencariku" cetusku enteng. Kak Abi mengalihkan sorotnya kembali padaku. Aku bisa melihat kerutan di dahinya yang sangat ketara di wajah manis itu.
"Aku hanya mengkhawatirkanmu" sambungnya dengan jujur. Aku memikirkan kalimatnya lagi sambil menata sendok di atas piring nasi gorengku yang sudah tidak termakan. Selera makanku sudah meluap hilang entah kemana, aku tidak merasa lapar lagi.
"Aku sudah bersuami kak, sudah ada yang akan menjagaku" jawabanku barusan tidak menggoyahkan kak Abi, entah kenapa kadang-kadang kak Abi bersikap keras kepala dan selalu menempatkan aku dalam posisi yang sulit.