"Pelan-pelan kak" aku merintih seraya menahan suaraku saat kak Alan mendorong kejantanannya yang garang itu menembus kewanitaanku. Kak Alan masih belum bergerak dengan keras. Ia seolah menikmati kehangatan yang mendera kejantanannya dengan lembut. Aku melingkarkan kakiku di pinggulnya agar tubuh kami semakin dekat dan rapat mengalirkan sengatan yang memicu kehangatan tubuhnya.
"Sayang.." kak Alan mulai menggerakkan kejantanannya di dalam diriku dengan perlahan seolah menggodaku. Rasa sesak yang kurasakan membuat aku menggelinjang seperti deburan ombak yang datang beramai-ramai. Aku menggigit bahu kak Alan demi menahan suaraku sekuat yang aku bisa. Ini akan sangat memalukan jika ada yang memergoki kami sedang melakukan hal ini di dalam tenda puncak bukit.
Aku ikut dalam permainan kak Alan yang akhirnya membawaku melebur bersamanya ke langit tertinggi.
***