"Ahh ma-maaf. Aku tidak tahu kalau kalian sudah menikah, kukira kalian sedang liburan keluarga"
"Kami memang keluarga"
"Maksudku.. ah sudahlah. Aku minta maaf paman" Rian bahkan membungkuk di depan kami. Aku jadi tidak enak padanya.
"Jangan panggil aku paman bocah!" Kak Alan membesarkan matanya memandang Rian dengan garang.
"Terima kasih atas bantuanmu, kami baik-baik saja" aku berusaha menghentikan kak Alan untuk berkata sesuatu yang lebih jahat lagi.
"Baiklah. Aku akan kembali pada teman-temanku. Katakan kalau kalian membutuhkan sesuatu,
Mungkin aku dan temanku bisa membantu."
Rian tersenyum pada kami dan aku mengangguk membalasnya. Rian berlalu setelah memandangku cukup lama.
"Kau masih saja tersenyum-senyum menatapnya ya" kak Alan bersungut seraya membantuku meminum air hangat pemberian Rian tadi.