"Baiklah, apa yang kau inginkan kak?" Aku menghela napas entah untuk yang keberapa kalinya untuk menahan rasa kesalku. Aku tidak boleh mengikuti ego untuk mengatasi seseorang seperti kak Alan.
"Aku tidak mau kau dekat-dekat dengan pria itu lagi" aku mengernyitkan dahi.
"Meskipun hanya berteman?" Tanyaku menatap matanya lekat-lekat saat sudah selesai membubuhkan lotion anti nyamuk ke tangan kirinya.
"Meskipun hanya berteman" pernyataan tegasnya membuatku mengumpat dalam hati aku benar-benar tidak mengerti dengan jalan pikiran kak Alan. Kenapa dia tidak sekalian saja menurungku dalam etalase dalam kamar agar tidak ada orang lain yang bisa melihatku?
"Kak Alan cemburu?" Aku bertanya hati-hati. Aku takut kak Alan tersinggung dengan pertanyaanku, aku mengerti, beberapa pria gengsi untuk mengakui bahwa dirinya tengah dilanda cemburu buta.
"Huh?" Kak Alan menatapku lekat-lekat tidak percaya seolah-olah tidak yakin dengan pertanyaan yang barusan ku lontarkan.