Saya menjadi wanita yang telah membuatnya menjadi sekaku ini. Setahu saya, dialah laki-laki yang sangat aktif dan ekspresif. Entah kenapa, dia menjadi sangat kaku. Tiga hari di temaninya, sangat membuat saya yakin, bahwa dia telah berubah sangat banyak dan itu karena pilihan yang saya ambil lima tahun yang lalu. Saya mengatakan itu, karena dia mengatakan tentang dirinya yang tetap menunggu saya kembali. Banyak hal yang di katakannya tampa sedikitpun ekspresi yang begitu nyata. Mungkin nada suaranya, masih bisa meyakinkan saya untuk yakin akan keadaan hatinya, seperti apa perasaannya dan pemikirannya. Tapi, harus saya akui dengan keadaannya saat ini. Mampu membuatnya menjadi seorang pengusaha muda yang cukup sukses. Dengan kekakuannya, makin menegaskan betapa rasionalnya dia dalam mengambil keputusan-keputusan dalam hidupnya. Yang lebih jelas dari dirinya saat ini, adalah dia tidak benar-benar menunggu saya. Entah mengapa, saya merasakan itu. Yang pastinya, dia seperti menginginkan pertemuan ini. Tapi, sama dengan saya yang menginginkan pertemuan ini sebagai penyelesaian dan penegasan bahwa kami benar-benar harus berpisah dan telah berpisah seutuhnya. Tidak ada yang harus dikembalikan atau di mulai kembali atau saya kembali lagi untuk misi itu. lalu menegaskan padanya tentang kisah kami yang telah usai.
Saya hanya tidak ingin dia menjadi tidak bahagia. Begitupun dengan diri saya sendiri. Menegaskan dan memperjelas status kami adalah cara terbaik untuk kami bisa melanjutkan hidup. Mengerikan, jika terus di dekap kenangan yang yang telah usang. Orang-orang baru yang hadir dalam hidup kita melakukan hal - hal seperti itu, mencoba menerima masa silam sebagai sesuatu yang telah usai dan menerima kita sebagai seseorang yang harus di beri ruang yang luas serta waktu yang utuh. " masa lalu biarlah berlalu" mungkin kata bijak itu seharusnya menjadi motivasi untuk kita yang berada dalam perjalan waktu dan perpindahan ruang yang bisa juga di sebut " Hidup".
Sepanjang perjalanan yang di luar negeri sana. Banyak hal yang saya pelajari tentang hidup itu sendiri dan bagaimana kita semestinya memandangnya. Ada banyak dan tak akan pernah habis keinginan yang bermunculan dalam benak kita. Hanya saja, tidak semuanya bisa kita dapatkan. Akan banyak pengorbanan dan akan banyak rasa sakit begitupun rasa yang membahagiakan. Tapi, apa daya kita akan kenyataan diri sebagai individu yang bebas namun berbatas. Menyadari batasan diri, bukan hanya mengekang diri. Jika, ingin lebih terbuka lagi. Batasan yang kita patuhi dan terima akan memberi keluasan dan kedamaian bagi kita dalam menjalani hidup. Sebuah perasaan bebas yang sesungguhnya.
Saya menyadari sebuah kesalahan besar di masa yang lalu, meninggalkannya dengan sejuta tanya di benaknya. Namun hari itu, hari dimana pemikiran dan mimpi-mimpiku saling berdesakan untuk di ekspresikan. Gelora muda dan keinginan mengejar cita-cita membuat saya harus pergi meski harus menghadirkan sedikit luka. Saya ingin fokus pada pendidikan yang saya jalani dan Saya ingin fokus pada sebuah usaha menggapai mimpi-mimpi. Sulit meyakinkannya saat itu.
Meski saya memiliki alasan dan pembelaan. Saya meminta maaf padanya dan berusaha meyakinkannya, bahwa kami tidak bisa lagi bersama. Tapi, entah kenapa? Kali ini, dia sangat bisa memahaminya dan bahkan setuju dengan apa yang saya katakan.
Saat ini saya dalam perjalan kembali ke Jerman. Hati ini terasa lebih damai. Kini, ada begitu banyak yang ingin saya lakukan. Saya akan berkeliling eropa dan berkunjung ketempat yang selama ini saya impikan. Berteman dan menghabiskan waktu yang lebih banyak lagi untuk bertemu dan berkomunikasi dengan siapapun. Saya memang pergi dari tanah lahir. Namun, terasa kembali kerumah. Mungkin karena telah lama tinggal di benua biru (eropa). Munkin saja. Yang pasti, saya merasa terlahir kembali kedunia ini. " mungkin saya adalah wanita yang bersalah di waktu yang lalu. " gemingku sebelum menutup mata dan tertidur di bangku penumpang pesawat yang membawaku terbang ini.