Chereads / Isekai : Kingdom Of Denjavas / Chapter 16 - Bab 16 - Merakit Kincir Air Part 2

Chapter 16 - Bab 16 - Merakit Kincir Air Part 2

Tama mengatakan itu kepada semua orang dan sekali lagi ia menarik gerobak dorong ke arah lorong di bagian dalam pohon pepohonan dan segera menghilang.

Setelah mengumpulkan bagian-bagian yang tersisa di Negaranya, Tama sekali lagi kembali ke desa. Penduduk desa yang menunggu kemudian mengambil bagian-bagian yang lebih ringan, ember, dan sejenisnya, tanpa melupakan gerobak penarik, ke sungai, dekat pintu keluar desa, mereka menemukan kepala desa dan yang lainnya sedang menggali saluran air.

Tampaknya kemajuan pekerjaan mereka seperti yang direncanakan oleh Tama sebelumnya. Kebetulan, Nadin sedang menunggu di dekat pembukaan pohon di mana Tama pergi, jadi dia membantu dengan menarik gerobak.

"Aduh, sepertinya kau hampir menyelesaikannya tuan kepala,?!?"

"Ya, satu-satunya pekerjaan yang tersisa adalah menggali saluran air dari tempat ini ke waduk. Berkat alat ini yang disebut "sekop" sangat membantu untuk menggali tanah dengan mudah,".

Kepala desa berhenti menggali saluran air sambil tersenyum kepada Tama, yang sedang menarik gerobak penarik. Warga desa lain juga berhenti untuk menyapa Tama sebelum melanjutkan pekerjaan mereka.

"Kami telah selesai menggali saluran air di hulu dan hilir. Sesuai dengan apa yang dikatakan oleh Tuan Tama, kami juga membangun saluran yang dalam di tepi sungai di hulu,"

Sambil mendengarkan laporan singkat tentang kemajuan pekerjaan dari Kepala Desa, itu tentang saluran air kedua dalam rencana Tama. Kedalamannya sekitar 30 cm, dinding gali akan mengeras dengan memukulnya berkali-kali. Selama air bisa mengalir, dan tidak akan mudah terkikis oleh air.

Setelah itu dapat diperkuat dengan batu jika perlu. Saluran air akan menghubungkan hulu ke waduk yang terletak di desa, tetapi sebelum saluran masuk ke desa itu akan dialihkan menjadi dua cabang. Cabang saluran air pertama menuju ke waduk di desa, cabang saluran air kedua mengarah ke sungai di hilir. Dengan memasang pintu air yang terbuat dari kayu di antara pertemuan kedua saluran air ini, dimungkinkan untuk mengalihkan rute penimbunan air dari waduk hingga kembali ke sungai.

Bu

Tama sedang memeriksa bagian-bagian yang dikumpulkan penduduk desa, mengukur lebar saluran air, dan mengkonfirmasi lokasi di mana tiang penyangga untuk kincir air akan diletakkan di tempat.

"Umm, apakah tiang penyangga seharusnya diletakkan disana dan disini, namun akan sangat lucu, jika tiang - tiang penyangga runtuh akibat getaran. Oleh sebab itu jika pondasi tiang penyangga kuat dan dalam maka tidak mungkin akan runtuh,"

Dia meletakkan sebuah batu sebagai tanda dimana tiang penyangga akan didirikan. Setelah itu, kelompok Tama dan Nadin mulai merakit bagian-bagian kincir air bersama-sama. Sekitar 1 jam setengah telah berlalu sejak mereka mulai berkumpul dan memulai pekerjaan, kini pekerjaan mereka sudah sekitar 80% dan hampir selesai. Sekarang waktunya untuk istirahat, semua orang beristirahat dan minum air dari sungai.

Tak lama kemudian, kepala desa dan yang lainnya tiba sambil membawa saluran air kayu dan pendukung lainnya. Selain penduduk desa yang membangun saluran air, ada juga para ibu dan bayi mereka, anak-anak serta orang tua juga datang. Semua orang di desa tampaknya datang untuk menyaksikan kincir air yang tengah dibangun, dan kemungkinan besar tidak ada orang yang tinggal di rumah.

"Wow, ini luar biasa!!!!" ucap kepala desa.

"Ah, Ayah. Apakah saluran air selesai,!?!" tanya Nadin.

"Uh huh,!!!! satu-satunya yang tersisa dan perlu dilakukan adalah menghubungkan kincir air dengan saluran air kayu," jawab kepala desa.

Meskipun saat ini beban kerja mereka lain dari biasanya dan sangat sulit, namun karena kepala desa dan penduduk desa telah terbiasa dengan pekerjaan mereka sehari-hari diladang, maka tidak ada satupun dari mereka yang terlihat lelah. Sebaliknya, karena mereka tidak terbiasa dengan merakit kincir air, maka Tama dan kelompoknya kelihatan sangat lelah.

Bagaimanapun, saluran air telah selesai, jadi kincir air juga harus segera selesai.

"Maaf, perakitan kincir air belum selesai. Tapi itu akan segera selesai, jadi bisakah Anda menggali lubang di sini untuk tiang penyangga roda air!?? Juga, tolong pasang saluran air kayu yang akan mengalirkan air ke saluran air," pinta Tama kepada kepala Desa seraya mengatur nafasnya yang lelah.

"baik, saya mengerti,!!!! Semua orang, meskipun pekerjaannya sangat sulit, lakukan yang terbaik dalam merakit kincir air. Jika ini selesai maka desa kita tidak lagi mengalami kesulitan dengan kekurangan air,!!!"

Kepala desa berbicara dan memberikan semangat kepada penduduk desa yang sedang istirahat. "itu benar,!!!! Baiklah!!!! Ayo kita lakukan!!!!" Penduduk desa berteriak keras dan mulai melanjutkan merakit roda air.

Tama memberikan meteran kepada kepala desa sehingga dia bisa mengukur kedalaman lubang. Kemudian, bersama dengan Nadin, dia mulai melanjutkan merakit kincir air.

"Bagus, sudah selesai,!!!"

"Pemasangan tiang penyangga untuk kincir air juga selesai. Maka kita hanya perlu memasukkan bagian logam ini di sini dan di sini, kan??"

"Ya, dan saat Anda memasukkannya, tolong injak beberapa kali untuk memadatkan,"

20 menit telah berlalu sejak pekerjaan dilanjutkan, dan pekerjaan hampir selesai, kini satu-satunya langkah yang tersisa adalah memasang kincir air. Tama lalu menginstruksikan kepala desa untuk menyiapkan tiang penyangga, sehingga itu akan dibuat menjadi sangat kuat dan kokoh.

"Baik. Sekarang, akankah kita akhirnya menggabungkan kincir air ini ke tiang penyangga,?? Baiklah semua orang, tolong bantu mengangkat kincir air ini,"

Mendengar panggilan Tama, penduduk desa yang datang untuk menonton secara bersamaan berkumpul untuk membantu mengangkat kincir air. Karena ukuran kincir air lebih kecil dari jumlah penduduk desa yang hadir, maka sebagian besar penduduk desa tidak dapat membantu mengangkat kincir air karena tidak ada ruang untuk mereka. Tetap saja, mereka mencoba membantu dengan bersorak dengan suara mereka.

"Tempatkan poros kincir air pada lekukan di tiang penyangga, satukkan keduanya perlahan-lahan. ....." teriak Tama mengarahkan penduduk bagaimana cara menggabungkan kincir air dengan tiang penyangga sesuai instruksi yang ada di buku.

"Kalau begitu, setelah memasang saluran air kayu yang akan menerima air, lalu hubungkan saluran itu ke sungai. Tuan kepala desa, bisakah aku memintamu untuk melakukan itu?!"

"baiklah,!!!" Mendengar arahan dari Tama, kepala desa lantas segera mengumpulkan penduduk desa untuk memasang saluran air yang akan menerima air. Kemudian, mereka menggali hubungan antara saluran dengan sungai hulu dan hilir dengan sekop.

"Jangan menghubungkan saluran dan sungai dulu … Hei, semuanya! Tolong, untuk berkumpul,!!!! Kami akan mulai mengoperasikan kincir air,!!!" teriak kepala.

Mendengar panggilan kepala desa, penduduk desa yang sedang beristirahat di tepi sungai dan anak-anak yang bermain di kejauhan, mulai berkumpul. Ketika kepala desa memastikan bahwa semua orang telah berkumpul, pasir yang menutup saluran dengan sungai telah dibuang dengan sekop. Dengan dibuangnya pasir tersebut, maka air dari sungai mulai memasuki saluran sekaligus. Kemudian, roda kincir air didorong oleh air yang mengalir dan kincir air mulai bergerak sedikit demi sedikit.

"Ah!!!! Itu mulai bergerak ... Luar biasa!!!!" Seru Nadin yang berdiri di samping Tama ketika dia melihat ember yang melekat pada roda kincir air membawa air dari sungai dan menaruhnya di saluran air kayu yang lebih tinggi satu demi satu. Warga desa sekitarnya juga berteriak dengan gembira dan gembira.

Mulailah mereka mengejar air yang mengalir di saluran air kayu.

"kak Tama, kita juga harus mengikutinya,!!!" pinta Nadin dengan senyuman manis.

"Ap …!?? Mengejarnya,!?? Berlari ke desa dari sini.!?? Seberapa jauh.!?? … Tu … tunggu sebentar,!!! Jangan ditarik!!! Apa kamu serius,?!?"

Nadin menarik paksa tangan Tama untuk mengikuti dirinya, sambil melihat bagian belakang penduduk desa yang mengejar air, kepala desa itu menggerutu,

"Hei, hei,!!! Mereka tidak merapikan alat-alat, berbeda dengan apa yang mereka katakan sebelumnya,!!!!" dia tersenyum dengan gembira. Sambil menggelengkan kepalanya, dia meletakkan sekop dan palu di dalam gerobak dorong.

Para penduduk terus berlari mengejar air yang mengalir melalui saluran kayu yang telah dibuat oleh kepala desa bersama penduduk, mereka terlihat sangat bahagia, apalagi ini pertama kali buat mereka melihat kincir air yang besar yang mampu berputar dengan menggunakan dorongan dari air yang mengalir di sungai.