Mo Chiwei mendekati wajahnya dan menyentuh bibir Tang Xinyan yang ada noda darahnya, "Gigitanmu terlalu lemah."
Padahal gigi Tang Xinyan sudah sangat sakit, tapi dia malah mengatakan kurang kuat?
Tang Xinyan mengutuk dia di dalam hatinya.
Tang Xinyan tidak suka mengekspresikan emosi di wajahnya. Semakin ia tidak senang, semakin ia menunjukkan senyuman yang mempesona di wajahnya. "Kalau kau tidak melepaskanku, aku akan menggigitmu lagi!"
Mo Chiwei menekan bibir Tang Xinyan dengan jarinya. "Kau hanya punya satu kesempatan untuk menggigitku. Sekarang adalah giliranku."
Detik berikutnya, kedua tangan Mo Chiwei memegang kepala Tang Xinyan dengan erat. Kemudian, ia mencium bibir Tang Xinyan dengan kuat, seolah ingin mengambil semua napasnya.
Untuk sesaat, pikiran Tang Xinyan menjadi kosong.
Perasaan ini aneh tapi tidak asing.
Seolah telah terjadi tadi malam...
Tapi pria yang bersamanya tadi malam bukan dia.
Tampaknya Mo Chiwei dapat menyadari kebingungan Tang Xinyan. Ia pun menciumnya dengan lebih ganas, liar, dan kuat...
Tanpa sadar, Tang Xinyan berteriak.
Ketika mendengar suara itu sendiri, dia merasa sangat malu.
Dia memiliki prinsip sendiri. Meskipun dia tidak akan mati karena dicium paksa, namun pria ini sangat tidak sopan padanya.
Sebenarnya, apa yang dia lakukan sampai Mo Chiwei salah paham dan berpikir bahwa dia adalah wanita sembarangan?
Aroma napas Mo Chiwei yang kuat meresap ke setiap sudut rongga mulut Tang Xinyan. Oksigen Tang Xinyan dalam rongga paru-parunya berkurang sedikit demi sedikit. Kekuatan tangan Tang Xinyan untuk mendorong bahu Mo Chiwei pun menjadi lebih lemah.
Jika dia terus membiarkan Mo Chiwei menciumnya seperti ini, dia akan mati lemas.
Ujung jari Mo Chiwei perlahan-lahan naik di sepanjang kaki mulus Tang Xinyan.
Tang Xinyan memejamkan matanya dan menggigit lidah Mo Chiwei dengan kuat.
Mo Chiwei berhenti mencium Tang Xinyan, dan alisnya sedikit berkerut.
Pupil matanya yang berwarna hitam seperti langit di tengah malam mengunci wajah cantik Tang Xinyan.
Sesaat, suasana di dalam kamar menjadi sedikit tegang.
Wanita yang menggoda dirinya tadi malam seolah berubah menjadi kucing liar bercakar tajam.
Manusia selalu memiliki keinginan kuat untuk menaklukkan segala sesuatu.
Begitu pula dengan Mo Chiwei. Ini adalah pertama kalinya dia memiliki keinginan untuk menaklukkan kucing liar ini.
Tang Xinyan diselimuti oleh hawa dingin pria itu, dan jantungnya berdebar kencang.
Ketakutan, kecemasan, rasa tidak berdaya, ketidaknyamanan... semua jenis emosi membanjiri hati Tang Xinyan.
'Apa yang terjadi padaku dalam dua hari ini? Mengapa rencanaku selalu tidak berjalan lancar? Padahal aku datang ke sini untuk bertemu Lu Zishen, tapi mengapa aku malah menyinggung pria berkuasa ini?' pikir Tang Xinyan.
Tang Xinyan berkata tanpa takut, "Dengan identitasmu itu, seharusnya kau memiliki wanita yang lebih baik dariku. Mengapa kau harus memaksaku?"
Tang Xinyan berulang kali menolaknya. Mo Chiwei menyipitkan matanya dan berkata, "Kau tidak memiliki perasaan apa pun padaku?"
Tang Xinyan mengakui bahwa dia tampan dan tubuhnya sangat bagus. Tapi, selama belum bercerai, ia tetaplah istri Fu Sichen. Ia memiliki prinsip untuk tidak berselingkuh seperti Fu Sichen.
"Tidak." Tang Xinyan menjawab dengan jujur.