Chapter 2 - 02

Di kamar Titah lagi..

"Iih mas Kamil pelan dong sakit tau" 

"Tapi aahh sayaaaaangggg enaak, sumpah ini enakkk banget" 

"Aahh mas Kamil" 

"Aahh sayanggg keluarrr"

"Aahh mas Kamil" 

"Kell, kell luaarr.." 

Di dapur lagi..

"Tuh benarkan mi" 

"Oh iya benar kamu, jo, dengar juga kan?", tanya Darmi. 

"Dengar mi..", jawab Paijo. 

"Kesana yuk" 

"Ngendi?"

(Kemana?), tanya Darmi.

"Mendhuwur, menyang kamarnya cah ayu lan den mas, mi.."

(Ke atas, ke kamarnya cah ayu dan den mas, mi..), jawab Maklum. 

"Oh mendhuwur, yo hayuk"

(Oh ke atas, yo hayuk)

Di ruang tv..

"Capek, oh ya besok saya mau keluar untuk persiapan ngunduh mantu bulan depan kan, alah kok bisa lupa ya, ya sudah tidur saja deh tidak jadi nonton tv, loh itu Paijo, Maklum, dan Darmi bukan, ngapain mereka kok jalannya mendek-mendek seperti itu sih, samperin sajalah.." 

"Alon-alon mi dalan ne"

(Pelan-pelan mi jalannya) 

"Inggih jo.."

(Iya jo..) 

"Darmi, Paijo, Maklum" 

"Inggih kanjeng ibu"

(Iya kanjeng ibu), jawab Paijo, Maklum, dan Darmi.

"Kalian ngapain, kok dalan ne mendek-mendek koyo ngono, ngopo ta, enten maling nggih neng njaba"

(Kalian ngapain, kok jalannya mendek-mendek kaya gitu, kenapa sih, ada maling ya di luar?), tanya ibu Titah.

"Boten kanjeng ibu"

(Tidak kanjeng ibu), jawab Darmi.

Di kamar Titah lagi..

"Huh..", Kamil menghela nafas. 

"Mas.." 

"Iya sayang.." 

"Lagi yuk.." 

"Yuk.." 

Di ruang TV lagi..

"Loh kok malah bengong, mi, jo, lum.."

"Inggih kanjeng ibu, enten menapa?"

(Iya kanjeng ibu, ada apa?), tanya Paijo.

"Kalian berdua iki loh ngopo dalan ne koyo ngono kuwi?"

(Kalian berdua ini loh kenapa jalannya kaya gitu?), tanya ibu Titah juga.

"Sttss, dengarkan dulu jo, kanjeng ibu" 

"Kenopo ta jo?"

(Kenapa jo?), tanya ibu Titah.

"Ngapura kanjeng ibu, kulo dewe boten mangertos"

(Maaf kanjeng ibu, saya sendiri tidak mengerti), jawab Paijo.

"Mi iki sebenere enten opo ta?"

(Mi ini sebenarnya ada apa sih?), tanya ibu Titah lagi.

"Maaf kanjeng ibu, apakah kanjeng ibu mendengarnya?", tanya Darmi juga.

"Sepi amat nih rumah, pada kemana, eh itu ada apa sih pada ngumpul disitu?", tanya Aldi.

"Krungu mi"

(Dengar mi), jawab ibu Titah.

"Samperin ah, assalamu'alaikum" 

"Wa'alaikumussalam", ibu Titah, Darmi, Maklum dan Paijo menjawab salam dari Aldi.

"Suaranya.." 

"Aldi.." 

"Dudu jo, kanjeng ibu, dudu suara ne den mas Aldi"

(Bukan jo, kanjeng ibu, bukan suaranya den mas Aldi) 

"Kalian pada ngapain disini?", tanya Aldi.

"Sttts meneng disik"

(Sttts diam dulu) 

"Haa.." 

"Tuh, tuh, tuh kan, krungu boten suarane?"

(Tuh, tuh, tuh kan, dengar tidak suaranya?), tanya Darmi lagi.

"Krungu mi"

(Dengar mi), jawab ibu Titah.

"U.. Ahh.., u.. Ahh.., mi", jawab Paijo juga.

"Enten suara tolong lan ahh lagi jo, kanjeng ibu, lan den mas Aldi"

(Ada suara tolong dan ahh lagi jo, kanjeng ibu, dan den mas Aldi) 

"Emm bi Dar, iku mah Titah lan Kamil, sedang melakukan tugase yaiku wengi pertama neng dino penikahane"

(Emm bi Dar, itu mah Titah dan Kamil, sedang melakukan tugasnya yaitu malam pertama di hari pernikahannya) 

"Lah emange kalian berdua durung pernah apa bebasan ngono?"

(Lah memangnya kalian berdua belum pernah apa seperti itu?), tanya ibu Titah lagi.

"Durung kanjeng ibu"

(Belum kanjeng ibu), jawab Darmi dan Paijo.

"Nggih cobi dong, ett nanging rabi disik"

(Ya coba dong, ett tapi nikah dulu) 

"Yuk jo.." 

"Ngopo aku, wegah aku, mi.."

(Kenapa aku, gak mau aku, mi..) 

"Paijo ne ra gelem kanjeng ibu, den mas Aldi"

(Paijo nya gak mau kanjeng ibu, den mas Aldi) 

"Haha.." 

"Iih.." 

Di kamar Titah lagi..

"Aah mas Kamil pelan dong, Tol long.., am pun.. Mas.." 

Di ruang TV lagi..

"Tuh, tuh, tuh kanjeng ibu, den mas Aldi, dengar tidak, jo kamu juga dengar gak?", tanya Darmi.

"Dengar mi", jawab Paijo, Maklum, ibu Titah dan Aldi.

"Sudah kanjeng ibu, kita ke kamar saja, mi, jo, bubar" 

"Iya bubar, kalau gak bubar kalian berdua saya potong gajinya", ibu Titah mengancam abdi dalem nya. 

"Gaji di potong, ih.. Serem.." 

"Bubar.." 

Di kamar Titah lagi..

"Huh.. Huh..", Titah menghela Nafas. 

"Capek ya sayang?", tanya Kamil.

"Iya mas Kamil..", jawab Titah.

"Sayang dua bulan lagi, saya pergi keluar kota kamu jaga dirimu ya selama saya tidak ada bersama mu" 

"Iya mas, saya akan jaga diri untuk kamu" 

"Ya sudah tidur yuk" 

"Yuk" 

Keesokan harinya..

Di meja makan..

"Tante.."

"Nggih di.."

(Ya di..), jawab kanjeng ibu.

"Kamil lan dik Titah durung tangi?"

(Kamil dan dik Titah belum bangun?), tanya Aldi.

"Durung di.."

(Belum di..), jawab ibu Titah.

"Bu.."

"Inggih nduk, cah ayu, putra kula sing ayu saksampune mbakyu ne, lungguh lan nyarep esuk disik nggih sadurung budal sekolah"

(Iya nak, anak cantik, anakku yang cantik setelah kakak perempuan nya, duduk dan sarapan pagi dulu ya sebelum pergi sekolah) 

"Haa.. Kok sekolah sih bu, kan Titah sudah lulus dan juga sudah menikah" 

"Hehe..", ibu Titah tertawa. 

"Oh ya tah suamimu mana?", tanya Aldi.

"Itu..", jawab Titah.

"Oh..", seru Aldi.

"Assalamu'alaikum", Kamil memberikan salam pada semua yang ada di meja makan.

"Wa'alaikumussalam", semua yang ada di meja makan menjawab salam dari Kamil.

"Duduk mil, ada yang ingin ibu omongin sama kamu" 

"Oh ya bu.." 

"Mas rotinya mau selai rasa apa?", tanya Titah.

"Adanya rasa apa saja sayang?", tanya Kamil juga.

"Banyak mas, ada strawberry, coklat, kacang, nanas, blueberry, dan srikaya", jawab Titah.

"Oh, ya sudah sama kan seperti kamu sayang" 

"Oh gitu ya sudah" 

"Mil, kira-kira kamu pergi keluar kotanya kapan ya?", tanya ibu Titah.

"Dua bulan lagi bu", jawab Kamil.

"Oh gitu, emm satu lagi" 

"Apa itu bu?", tanya Kamil lagi. 

"Kapan acara ngunduh mantunya, bulan ini atau bulan depan, soalnya kata mamamu bulan depan?", tanya ibu Titah lagi.

"Ngunduh mantunya bulan ini kanjeng ibu, insyaallah lusa", jawab Kamil lagi.

"Ini mas rotinya" 

"Oh ya, terimakasih ya sayang"

"Iya mas, sama-sama" 

"Lah terus bagaimana apakah kamu sudah memberitahu mamamu?", tanya ibu Titah lagi.

"Belum bu", jawab Kamil lagi.

"Loh kamu ini bagaimana sih mil, sekarang kamu kabari mamamu" 

"Iya bu" 

"Eh gak usah mas"

"Loh kenapa nduk?", tanya ibu Titah.

"Iya kenapa sayang?", tanya Kamil juga.

"Bukannya mas Kamil sudah memberitahu mama kemarin, sebelum tidur", jawab Titah.

"Oh iya lupa.." 

"Hadeh Kamil..", keluh Titah, ibu Titah, dan Aldi.

"Hehe..", Kamil tertawa.

"Terus habis ini kita kemana mil?", tanya ibu Titah lagi.

"Belanja bu, nanti malam atau besok kita ke sukabumi", jawab Kamil lagi.

"Oh gitu, ya sudah berarti habis sarapan kita ke pasar ya, di.."

"Iya tante", jawab Aldi.

"Panjenengan mboten usah mlebet nyambut nggih dinten niki"

(Kamu tidak usah masuk kerja ya hari ini)

"Iya siap kanjeng ibu" 

Di mall,

Di toko perhiasan..

"Mbak.."

"Iya pak", jawab karyawan toko.

"Kira-kira mana yang bagus untuk istriku, bisa tolong pilihkan?", tanya Kamil.

"Oh tentu saja tuan, tunggu sebentar", jawab karyawan toko.

"Bagaimana kalau perhiasan lengkap ini tuan?", tanya karyawan toko.

"Bagus, berapa harganya?", tanya Kamil juga.

"Harganya hanya tiga puluh delapan juta saja tuan", jawab karyawan toko.

"Oke saya ambil yang ini, oh ya mbak bisa tolong di bungkus kertas kado, nanti saya lebihkan" 

"Baik tuan dengan senang hati" 

Di toko baju..

"Bu.."

"Inggih nduk, enten menapa?"

(Iya nak, ada apa?), tanya ibu Titah.

"Jene Kamil pundi nggih?"

(Mas Kamil mana ya?), tanya Titah juga.

"Loh sanes sami panjenengan nduk?"

(Loh bukan sama kamu nak?), tanya ibu Titah lagi.

"Mboten bu, jene Kamil mboten sami kula"

(Tidak bu, mas Kamil tidak sama saya), jawab Titah.

"Punapa mboten panjenengan cobi telepon semah panjenengan kamawon nduk"

(Kenapa tidak kamu coba telepon suamimu saja nak) 

"Oh inggih ibu leres, nggih sampun menawi mekaten kula telepon semah kula riyen nggih bu"

(Oh iya ibu benar, ya sudah kalau begitu saya telepon suamiku dulu ya bu) 

"Inggih nduk, ibu kersa pilih-pilih rasukan riyen konjuk panjenengan uga semah panjenengan"

(Iya nak, ibu mau pilih-pilih baju dulu untuk kamu dan suamimu) 

** 

Percakapan Titah dan Kamil lewat telepon.

"Assalamu'alaikum Yank", Kamil memberikan salam pada Titah. 

"Wa'alaikumussalam mas..", Titah menjawab salam dari Kamil. 

"Kenapa?", tanya Kamil. 

"Mas Kamil sekarang ada dimana?", tanya Titah juga. 

"Di sesuatu tempat", jawab Kamil. 

"Dimana itu mas?", tanya Titah lagi. 

"Ada deh, kamu dimana yank, ibu atau mama ada di sana tidak?", tanya Kamil juga. 

"Ibu ada, kalau mama lagi pilih-pilih baju", jawab Titah. 

"Bisa kasih hp kamu ke ibu gak yank, sebentar saja?", tanya Kamil lagi yang memohon pada istrinya. 

"Boleh, tunggu ya mas", jawab Titah lagi. 

"Iya sayang.." 

** 

Masih di toko baju.. 

"Bu.." 

"Nggih nduk, enten menapa?" 

(Ya nak, ada apa?), tanya ibu Titah. 

"Mas Kamil mau ngomong sama ibu", jawab Titah. 

"Oh gitu, ya sudah mana sini hp mu", ibunya meminta hpnya Titah agar bisa berbicara dengan Kamil. 

"Ini bu..", Titah memberikan hpnya pada ibunya. 

** 

Percakapan Kamil dan ibu mertuanya lewat telepon. 

"Assalamu'alaikum mil", ibu Titah memberikan salam pada Kamil. 

"Wa'alaikumussalam bu", Kamil menjawab salam dari ibu mertuanya. 

"Ada apa mil?", tanya ibu Titah. 

"Ibu bisa ajak Titah ke cafe gak bu?", tanya Kamil juga. 

"Cafe mana mil?", tanya ibu Titah lagi. 

"Itu loh bu, yang ada di seberang mall", jawab Kamil. 

"Oh cafe yang itu, iya nanti ibu ajak kesana, tapi habis pilih-pilih baju ya dengan mamamu" 

"Iya bu.." 

"Assalamu'alaikum", ibu Titah memberikan salam pada Kamil. 

"Wa'alaikumussalam", Kamil menjawab salam dari ibu mertuanya. 

** 

Masih di toko baju.. 

"Nduk.." 

"Inggih bu" 

(Iya bu) 

"Kersa kemana nduk?" 

(Mau kemana nak?), tanya ibu Titah. 

"Kersa mencoba niki, Titah remen bu bajunya, punapa memangnya?" 

(Mau mencoba ini, Titah suka bu bajunya, kenapa memangnya?), tanya Titah juga. 

"Mboten nggih sampun, ngrika uga gelis nggih, ibu luwe kita tedha siyang riyen telas punika enggal mantuk nggih nduk" 

(Tidak ya sudah, sana dan cepat ya, ibu lapar kita makan siang dulu habis itu baru pulang ya nak), jawab ibu Titah. 

"Inggih, eh nanging mas Kamil.." 

(Iya, eh tapi mas Kamil..) 

"Sampun ing ngrika" 

(Sudah di sana) 

"Oh nggih.." 

(Oh ya..) 

J.Co Donuts & Coffee.. 

"Duh lama sekali ya mama dan mertuaku membawa istri ku ke sini" 

"Ibu ngapain sih kita di sini?", tanya Titah. 

"Kan ibu bilang apa tadi?", tanya ibu Titah juga. 

"Tadi ibu bilang, ibu lapar", jawab Titah. 

"Nah iya itu, yuk masuk ibu lapar" 

"Mama juga tah.." 

"Haa.., loh katanya mau makan tadi kenapa jadi kesini mah, bu" 

"Ya mama dan ibumu mau makan di sini" 

"Oh, Titah kira ibu mau makan di mall" 

"Bosen tah, makan di mall mulu" 

"Tau, sekali-kali dong makan di cafe" 

Setelah aku menunggu lama akhirnya keluargaku dan istriku tiba juga di tempat yang ku maksud, langsung saja ku hampiri mereka. 

Masih di J.Co Donuts & Coffee..

"Itu dia mereka.., assalamu'alaikum" 

"Wa'alaikumussalam" 

"Loh mas Kamil, bukannya mas Kamil?", tanya Titah. 

"Iya tadi masih di mall untuk membelikan kamu sesuatu, yuk duduk, aku sudah memesan tempat", jawab Kamil. 

"Yuk.." 

Dan setelah makan siang aku pun langsung memberikan hadiah yang ku beli untuk istriku. 

Alhamdulillah istriku senang dan aku pun juga ikut senang. 

Makan siang pun sudah dan kami mulai membicarakan acara ngunduh mantu, besok kami sekeluarga pergi ke Sukabumi, ke kampung halaman ku. 

Sudah tidak sabar aku memperkenalkan istriku yang cantik dan Soleha kepada keluarga di Sukabumi.