Merasakan sentuhan lembut di puncak kepalanya, Anya membuka matanya dan menemukan sahabatnya, Amor telah berada di sisinya.
Tersenyum begitu hangat seperti mentari pagi. Dengan dua lesung pipit yang dalam di masing-masing pipi chubby-nya.
Anya mengangkat tangannya lalu mencubit pipi menggemaskan itu.
"Aduh!" Amor mengaduh kesakitan. "Kenapa lo cubit pipi gue?" tanyannya sambil mengusap pipinya yang merah karena cubitan Anya.
"Memastikan gue lagi nggak bermimpi," jawab Anya sambil tertawa getir.
Sejak diselamatkan dan kini dirawat di Rumah Sakit, Anya masih dibayang-bayangi wajah bengis milik Pasha yang tertawa penuh kepuasan setiap kali melihatnya jatuh dan terluka karena siksaannya.
"Lo udah aman, Nyak. Dan kita semua nggak akan membiarkan itu jurik mengganggu apalagi mendekati lo lagi," ujar Amor menenangkan Anya yang tampak masih resah meski terus tersenyum.