"Ja-ngan beri tahu A-yah," pinta Anya di atas punggung Artha yang menggendongnya keluar dari kediaman Pasha. "Please..." pintanya lagi dengan suara lemah.
"Iyaaaa..." sahut Artha dengan nada masih belum tenang.
"Tha..."
"Ya?"
"Makasih," ucap Anya dengan mata terpejam, namun air matanya mengalir perlahan. Makin membuat Artha terharu.
"Tha..."
"Apa lagi?"
"Dingin." Anya tampak menggigil. Membuat Artha semakin panik.
"Moooy, Anya kedinginan! Tolong lepas jaket lo!" pinta Artha makin mempercepat langkahnya menuju mobil Jovan yang di parkir di depan pagar.
"Iya!" Amor yang sedari tadi berjalan di sampingnya, melepas jaketnya untuk menyelimuti punggung Anya.
Di saat- saat begini, Artha dalam hati terus menyumpahi Pasha yang telah membuat Anya menderita lahir batin.
