"Kamu yakin dengan apa yang kamu mau?" Artha memastikan lagi dengan nada serius. Memastikan Anya tidak akan menyesali keputusannya di lain hari.
"Iya." Anya langsung menjawab dengan mantap.
"Nggak akan menyesal dengan keputusan kamu?"
"Iya," ulang Anya dengan nada tidak sabar.
Artha kemudian menghela nafas sepanjang-panjangnya. Rasanya bagai tersambar petir saat Anya memintanya membatalkan lamaran tepat ketika ia dan rombongannya baru turun dari mobil dan telah sampai di depan halaman kediaman keluarga besar Anya.
Andai Anya tidak memintanya untuk menggantikannya dengan hal lain, mungkin Artha bakal jadi gila karenanya.
Dan permintaan lain Anya yang mendadak itu semakin membuat Artha bersemangat dan sudah tidak sabar lagi ingin cepat-cepat melakukannya.
"Ayah kamu bagaimana?"
"Setelah ini aku akan langsung hubungi Ayah."
"OK, kamu tenang saja. Aku akan memenuhi permintaan kamu. Aku akan temui Ayahmu sekarang juga," ucap Artha dan langsung membuat Anya menarik nafas lega.
