Utrecht, 15 jam sebelumnya.
"Om Bimaa?!" Amoka berteriak riang melihat Om Bima telah berdiri di depan pagar rumah.
Bima melambaikan tangannya dan lalu berjongkok untuk menangkap Amoka yang lari menghambur menuju ke arahnya lalu memeluknya dengan hangat.
"Kenapa Om Bima kemari?" Amoka bertanya tanpa melepaskan pelukannya.
"Om Bima memang suka bikin kejutan," sahut Bima sambil mengusap rambut Amoka yang tampak lebih rapi dari sebelumnya karena telah dipangkas.
"Bim, kenapa kamu nggak bilang-bilang kalo mau kemari?" Anya sedikit sedih saat mengucapkannya. Mengira Bima belum mengetahui perihal rencana kepulangannya ke Indonesia pagi ini.