Pagi-pagi, Artha menyentuh kening Gita yang masih terlelap untuk mengecek suhunya. Sudah tidak panas seperti semalam dan membuat Artha akhirnya bisa bernafas dengan lega.
Artha lalu menghampiri Bima yang sedari tadi mengamatinya.
"Bim, pokoknya hari ini aku harus ke Utrecht. Bagaimana ya caranya pergi ke sana tanpa Gita tahu?" tutur Artha serius sambil melirik Gita.
Alih-alih menjawab, Bima malah memberi isyarat agar Artha mengikutinya ke dapur.
"Aku nggak ingin sarapan, Bim. Ngapain nyuruh ke dapur?" Artha protes namun tetap menuruti keinginan Bima.
"Aku nggak yakin Gita beneran tidur. Aku nggak ingin Gita dengar apa yang mau aku bilang ke Aa," ujar Bima setelah mereka berdua ada di dapur.
"Kamu mau bilang apa?" tanya Artha penasaran.
Bima lalu membuka salah satu lemari gantung di dapurnya untuk mengambil kotak obat yang selalu ia simpan di sana. Mengeluarkan wadah kecil berisi pil yang ia tunjukan pada Artha.