"Kamu semalam ngompolin Om," Artha berbicara dengan suara pelan pada Amoka yang baru bangun tidur dengan rambut sangat berantakan. Hanya ada mereka berdua di kamar saat Artha membicarakannya, karena Artha tidak ingin Gita mendengarnya. Sebagai sesama lelaki, Artha menghargai privasi Amoka meski ia masih empat tahun. Ia tidak ingin Amoka menjadi malu lalu menangis keras-keras. Itu akan membuatnya kerepotan.
Sungguh, Artha hanya ingin membuat Amoka mengetahui bahwa semalam Amoka ngompol di atas tubuhnya. Saat bocah itu tanpa sadar menganggapnya seperti guling.
"Sungguh?" Dengan wajah bantalnya, Amoka menyipitkan sebelah matanya, mencurigai Om Artha sedang mengerjainya. "Kenapa kasurnya kering? Om pasti bohong." Amoka mengusap-usap permukaan spreinya yang kering untuk memastikan Om Artha sedang membohonginya.
"Om Bima sudah ganti spreinya saat kamu tidur," Artha menjelaskan.
"Werkelijk?" Amoka mengatakan 'yang benar?'