"Kamu mau ya kalo aku ajak ke Bandung?" pinta Artha tiba-tiba membuat Anya terkejut saat mereka sedang jalan berdua menyusuri trotoar setelah selesai makan malam di sebuah warung pecel lele.
"Mamahmu kan nggak suka ketemu aku," timpal Anya sambil menghela nafas. Teringat saat pertemuan pertamanya dengan Mamah Artha, Anya terlanjur menciptakan kesan yang buruk karena status dan kehamilannya di mata Mamahnya.
"Mamah ulang tahun, Nyak," Artha memohon sambil menatap Anya. "Itu bisa jadin kesempatan kita untuk meluluhkan hati Mamah. Kalau hati Mamah luluh, langkah kita menuju pernikahan akan semakin mulus, Nyak. Aku sudah mendapatkan restu keluargamu. Sekarang tinggal restuMamah dan keluargaku."
Anya termenung.
"Kalau Mamah dan keluargamu tetap tidak setuju?" Anya menanyakan kemungkinan terburuk yang baru saja terlintas di benaknya.
"Kita akan terus usahakan. Jangan khawatir." Artha terus meyakinkan dengan sungguh-sungguh.
"Oke, kapan?" tanya Anya kemudian.