Chereads / Biru Langit / Chapter 3 - Kecemasan....

Chapter 3 - Kecemasan....

Sementara itu dirumah Ali...

"Kemana Ali... Sudah larut tapi belum kembali juga.."ucap Tyna dengan khawatir

"Ohh Ali tadi ditugaskan oleh Ketua Wan untuk mengantarkan para Kesatria ke wilayah timur.."jawab Taana Seinaru(ayah Ali)

"Semoga Ali baik-baik saja..."Ucap Tyna sambil memohon...

Dilain tempat digubuk tua ditengah hutan...

"ah...sakit.."ucap Ali

"Hey nak sudah sadar kah?Jangan terlalu banyak bergerak luka ditanganmu itu lumayan dalam"tanya Lelaki yang menyelamatkan Ali

"iyaa... Paman ini siapa? ini dimana ?"jawab sekaligus tanya Ali..

"Aku Orudis Dailio, aku hanya penebang pohon, kita sekarang berada di hutan wilayah timur desa Blitair..."Jawab Orudis

"Paman disini sendiri? digubuk tua ini?" tanya Ali lagi dan lagi...

"Hahaha... tidak aku tidak sendirian aku disini tinggal bersama putriku yang bernama Auris Dailio, sekarang ia sedang tidur".Ucap Orudis

"Paman bisa aku langsung pamit saja... mungkin orang tua ku mencemaskanku sekarang..."Ucap Ali

"Mana ku bolehkan, sekarang sudah sangat larut dan juga gelap diluar, kita sedang di hutan jadi akan sulit untuk mencari jalan keluar belum lagi masih ada serigala-serigala di hutan ini, jadi malam ini menginaplah besok pagi akanku suruh anakku untuk mengantarkanmu"ucap Orudis...

"Kalau begitu saya terima saran anda... terima kasih paman.."Ucap Ali

"hahaha...senang mendengarnya...langsung tidur lagi saja, dan juga jangan terlalu sopa itu terdengar kurang nyaman..hahaha"ucap Orudis dengan sedikit tawa...

Keesokan paginya....

"haa... akhirnya rasa sakit ini berkurang...."ucap Ali sambil menggerak-gerakkan tangan kirinya...

"Hey bocah...ngapain kamu disini?!"ucap gadis yang lebih tua setahun dengan Ali yang bernama Auris....

"Ha...?! Apa maksudmu bocah?! dasar bocah..." Jawab Ali dengan kesal...

"Aku ini lebih tua darimu! asal kau tahu saja!"Ucap Auris dengan lantang...

"Hey sudah sudah kalian kemari sarapan sudah jadi..."Ujar Orudis...

"Ohiya paman aku datang.."ucap Ali sambil berjalan menuju Orudis

"iya ayah aku datang...",Ucap Auris juga sambil berjalan menuju Orudis

Sambil memakan sarapannya yaitu daging kelinci dengan roti...

"Auris aku ingin kau mengantarkan Ali kerumahnya"Ucap Orudis kepada Auris

"Ha?! mengapa pula aku harus mengantarkan bocah ini pulang kerumahnya?!"jawab Auris dengan raut muka yang sangat menolak.

"ayolah... lagipula ini kesempatan mu untuk mendapatkan teman yang umurnya tidak jauh denganmu". Ucap Orudis dengan sedikit berbisik.

"Teman?! Aku tidak butuh teman bocah seperti dia!" Jawab Auris dengan keras.

Ali hanya diam dan meneruskan sarapannya...setelahnya

"Paman, terima kasih untuk hari ini dan kemarin, jika nona Auris tidak ingin mengantarkan saya tak apa, saya bisa pulang sendiri. Permisi" Ucap Ali sambil keluar dari gubuk itu.

"Hey Bocah!! Kata siapa aku tidak ingin mengantarkan mu?! hah?!" Teriak Auris dengan keras sambil keluar dari gubuk.

"haha... dasar anak pemalu.." tawa kecil dari Orudis

"Hey orang tua.. aku dengar itu.. siapa yang kau sebut pemalu?" jawab Auris

Setelah itu mereka mulai berjalan meninggalkan gubuk dan menuju rumah Ali.

Diperjalanan Ali diam-diam memperhatikan Auris. Ia sedikit terpesona kepada Auris dengan rambut hitam yang terurai panjang sampai pinggang dan bajunya yang seperti pakaian laki-laki. Dilihat-lihat Auris memiliki banyak bekas luka gores..

"Nona Auris? Hmn...Kak Auris? apa semua bekas goresan pada tubuhmu terjadi karena membantu Paman Orudis menebang pohon?" tanya Ali dengan pelan.

"Kenapa kau bertanya seperti itu?" Respon Auris dengan sedikit mengelak.

"tidak ada apa-apa saya hanya bertanya.." jawab Ali

"Auri.. panggil saja aku Auri... semua goresan itu aku dapat hanya dalam satu malam.."

"Apa maksudnya satu malam?! itu tidak mungkin kan? maksudku semua goresan itu tidak hanya di satu bagian tubuh... tapi hampir di setiap bagian tubuh mu Auri..." tanya Ali

"Yaa malam itu... kira-kira 7 tahun yang lalu.. hari itu aku tersesat sendirian di hutan timur sampai hari gelap pun aku tidak bisa menemukan gubuk ayahku. Sesaat.. aku bersenderan di satu pohon untuk istirahat dan aku pun tertidur... Setelah itu aku terbangun di gua dengan leher terikat... aku sangat ketakutan... Dibelakang, aku mendengar suara seorang wanita remaja yang meminta tolong dengan suara yang lemas... saat aku berbalik... wanita itu sedang dimainkan oleh para goblin... tubuhnya yang penuh luka dan memar... sesaat tanpa sadar aku melepaskan ikatan pada leherku... aku ingin sekali menolongnya tapi jika aku menolongnya aku akan tertangkap lagi... aku keluar dari gua itu secara diam-diam dan langsung lari meninggalkannya... saat ku berlari.. semua luka sayatan di tubuh ku mengeluarkan darah...lengan... perut... kaki... dada...punggung... semua terasa sangat menyakitkan... aku pun kehabisan tenaga dan pingsan di tengah hutan..." Ucap Auris dengan panjang...

"lalu? sehabis itu Paman manemukan mu?" tanya Ali

"Tentu... saja tidak... hehe... aku terbangun... di pagi hari dengan tubuh yang terpapar diantara pohon. aku tidak memiliki energi untuk berdiri.. duduk pun tidak bisa.... aku merangkak... sampai kepinggiran desa Blitair dan bertemu dengan seorang wanita cantik yang menolongku dan merawatku dalam beberapa hari... saat energi dan luka-luka nya tertutup aku memutuskan untuk mencari gubuk ayahku lagi..." jawab Auris dengan panjang

"Sendiri lagi??" tanya Ali

"tentu saja tidak... wanita itu ingin mengantarkan ku. sebenarnya aku tidak ingin tapi ia sedikit memaksa.. dan ternyata ia mengenal ayahku... akhirnya aku sampai di gubuk ayahku... ayahku langsung keluar dan memelukku dengan erat..."

"Paman Orudis.."

"Omong-omong wanita cantik yang sudah menolongku itu bernama..Tyna.." Ucap Auris

"Tyna?!" Tanya Ali dengan spontan dan keras.

"Ibu? tidak tidak mungkin hanya namanya yang sama.." Ucap Ali dalam hatinya...