Semua kembali seperti biasanya,beberapa minggu berlalu semenjak kejadian diruang manager eza dan nando terlihat masih akrab seperti biasanya,malah terkesan lebih nempel seperti perangko.
"jadi gimana kondisi suami kamu za..." Eza melirik nando yang duduk disebelahnya menemaninya merekap beberapa data pengamatan disudut ruangan.
"dia baik,hanya setelah keluar dia lebih diam,lebih fanatik,tapi seiring waktu ia kembali ke sikap semulanya,"
"terhadapmu...?"
"baik,dia baik nando...." eza tersenyum memperhatikan nando yang belakangan ini lebih intens menceritakan kekasihnya,hanya sekedar meminta solusi pada eza.
"za, kamu baik baik saja kan ?"
eza kembali menoleh heran,"pertanyaan macam apa itu.aku baik nan,jangan mencemaskanku,lagian sudah seperti ini seharusnya bukan..."
Nando terus memandangi wajah wanita disampingnya,ia terlihat serius menghitung data data yang ia rekap,bulu matanya bergetar saat ia berkedip dengan serius,ia begitu cepat menghitung jumlah data data yang semakin membuat nando takjub pada wanita itu.Wanita yang kini jarang tersenyum,ia terkadang terlihat tersenyum namun bukan senyum sungguhan,hanya senyum palsu yang menutup betapa terluka hatinya.
"eza..." suara seseorang menyadarkan nando yang tengah menatap serius kearah eza,eza menoleh kearah pintu masuk.
"iya bu..." Nining masuk menghampiri keduanya,ia tersenyum sekilas kearah nando.
"uda Selesai datanya."
"sedikit lagi bu,hanya tinggal beberapa nomor lagi,jika sudah saya akan letak dimeja ibu...apa ibu akan pergi ke kota P hari ini..."
"tidak..."
"kenapa bu,bukannya hari ini weekend..."Nando ikut nimbrung obrolan keduanya.
"kerja saya banyak,senin saya harus meeting bulanan,jadi malam ini saya harus menyelesaikan beberapa data termasuk rekapan yang kamu kerjakan za,aduh pusing saya,project saya nambah,dan kerja saya banyak...."
Eza dan nando saling pandang,sejak kapan atasan yang cerewet ini tidak pusing,setiap hari ia selalu mengeluh pusing tapi tak juga buat dia hengkang dari perusahaan.Dasaar...
"oh iya za,saya mau minta tolong,saya dipesan mister untuk membeli beberapa peralatan kantor dikota P,hanya saja saya belum bisa pergi,minta tolong kamu besok pergi ya kekota P,belikan semua benda yang saya tulis didaftar,saya akan kasih dftr beserta uangnya nanti,tolong ya...saya sibuk banget...ada beberapa keperluan kantor yang harus dibeli disana.."
"saya ? kenapa saya bu..?"
"minta tolong,kamu pergi saja dengan nando,saya percaya kalian tidak ada hubungan apapun..."
Nando kembali menatap eza,wanita itu tampak begitu tak percaya dengan ucapan atasannya itu.Ya walau bagaimanapun gigihnya nando mengejar eza,dia bersikap dingin dan biasa saja.Mungkin itulah yang membuat atasannya percaya bahwa diantara mereka tidak ada hubungan apapun.
"baiklah bu..."
"oke,nanti kamu ambil daftar yang harus kamu beli beserta uangnya dimeja saya ya..."
Nining meninggalkan keduanya,Nando masih menatap heran kearah eza,wanita itu kembali menekuni pekerjaannya seolah tidak terjadi apapun.Tiba tiba ponsel eza berbunyi sebuah pesan masuk,eza meraih ponsel didalam saku jas lab nya.
'Kak vicky'
"apa kabarmu ? baik baik ya,jangan lupa makan dan istirahat yang cukup,happy weekend..."
Eza tersenyum tanpa sadar,ia menatap layar ponselnya dengan mata yang berkaca kaca,senyuman tulus yang lama hilang dari wajahnya.Entah mengapa kembali,hanya sebuah pesan singkat dari seorang lelaki yang kini sudah jadi milik orang.Nando menatapnya,senyuman yang jarang terlihat,wanita itu kembali tersenyum tulus setelah sekian lamanya,hanya dengan menatap ponsel yang Nando sendiri tidak tahu apa isi pesan yang masuk keponsel wanita itu.
"kamu kenapa za,pesan dari siapa..."
Eza tersadar dari lamunannya begitu mendengar suara nando,ia berdehem pelan.
"tidak apa apa Nan,hanya pesan dari seseorang..."
"suami kamu..?"
"bukan.Sesorang yng penting dimasa lalu..." eza meletakkan kembali ponsel didalam saku jas lab nya.
Ah...sepertinya nando mengerti siapa orang yang dimaksud eza,lelaki yang amat penting bagi wanita disebelahnya itu siapa lagi...kalo bukan vicky.
"kamu tidak lagi tersenyum seperti tadi,aku senang melihatnya.hanya satu pesan dari orang itu,akhirnya aku bisa melihat senyuman itu lagi..."
Nando menatap tulus kearah eza,wanita itu kembali menatapnya dengan tatapan aneh,dia tidak percaya,mengapa ia begitu bahagia mendapat pesan dari lelaki itu.Namun ia kembali merogoh ponselnya,ia menghapus pesan itu,akan jadi masalah jika suaminya tahu vicky masih menghubunginya.
"besok aku jemput kerumah pagi pagi ya,.."
"untuk apa ?"
"kita kan mau pergi kekota P untuk membeli beberapa peralatan yang diminta bu nining,lupa..?"
"ah...ya.aku ingat.Oke.aku tunggu dirumah,"
"nanti aku yang minta izin sama suami kamu deh..."
"nggak perlu,nanti aku yang bicara sendiri,dia pasti ngerti kok..."
"baiklah..."
Keduanya pun tersenyum bersamaan,ada perasaan aneh yang kembali menjalar dihati Nando begitu menatap senyuman wanita itu.