Sekokah
"dek, semangat yah sekolahnya. jangan berurusan sama tukang bully". nasehat kimbum kepada adiknya yang akan masuk ke sekolah.
" yah kak, yaudah aku pamit daaaahhh"
dengan wajah riang ana memasuki sekolah barunya, hanya ada satu kata yang ada di pikiran ana yaitu "waw". karena sekolah ini benar-benar luas, besar dan sangat mewah.
walaupun sekolah ini milik keluarga kim namun ana belum pernah berkunjung ke sini dan lagi dia sekolah bukan atas nama anak pemilik sekolah tapi anak dari jalur beasiswa. pasti semua bingung kenapa begitu? yah karena kemauan kakaknya agar dia tidak mempunyai teman hanya karna harta dan tahta, dan terlebih agar belajar tidak ketergantungan dengan kekayaan dan kakuasaan orang tua.
" permisi bisa tunjukan ruang kepala sekolah?" tanya ana pada seorang murid yang melewatinya, karna sungguh dia tidak mengetahui letak ruangan kepala sekolah
" anak baru yah, yaudah ayo aku tunjukin". ajak murid tersebut di ikuti oleh ana, ana bersyukur bertemu murid yang mau menunjukan jalan ruangan kepala sekolah
"ini ruangan kepala sekola,"
"terimakasih".
setelahnya aku masuk kedalam ruangan
" pagi pak, saya kim ana"
"pagi nona, tidak usah terlalu seperti itu. ini kan sekolah milik keluarga kim". memang hanya kepala sekolah yang tau aku anak dari pemilim sekah
" di sinih saya hanya seorang murid, yaudah pa bisa saya masuk kelas?"
"tentu ayo saya antarkan"
aku dan kepala sekolah pin menyusuri koridor sekolah menuju kelas ku, tiba di depan kelas
"saya masuk dulu nona, nanti nona menyusul kemudian".
Di kelas
" selamat pagi anak-anak"
"pagi pak"
"bapak akan perkenalkan teman baru kalian, nak ayo cepat masuk"
dan munculah sosok gadis yang cantik dan manis
"perkenalkan lah namamu"
"pagi, nama aku kim ana aku pindahan dari indonesia"
"baiklah kamu duduk di bangku belakang tidak apa? soalnya hanya bangku itu yang kososng?"
"tidak apa pak"
"yaudah duduk sanah, dan anak-anak jangan ada yang ribut yah nanti gurunya sebentar lagi datang"
sungguh aku gugup sekali semua mata melihatku yang laki-laki ada yang menatapku kagung dan melecehkan dan yang wanita tentu merendahkan karena aku bisa masuk dari jalur beasiswa. seperti pada cerita pada umumnya sekolah orangkaya mah muridnya anti ama anak beasisiwa
"hemmm boleh aku duduk dengan mu". pertanyaan ana dengan raut wajah ragunya
" duduk saja namaku nam jihyun, salam kenal".
"yah, aku kim ana"
setelahnya guru pun memasuki kelas dan mulailah jadwal belajar
tin...tin..tin
"akhirnya istirahat juga, otakku sudah sangat lelah yaudah ayo kita ke kantin ana", ajakan nam
" ayo aku juga sangat lapar".
kami pun menuju kantin seperti murid pada umumnya. setelah di liat-liat memang murid sekolah ini tuh tampangnya di atas rata-rata
bruk..brak
"nam itu ada apa yah, ko rame gituh". sungguh aku bingung dengan apa yang terjadi karena mereka menonton satu objek yang tidak bisa aku liat
" biasa itu mah ana, geng terkaya di sekolah ini ngebully murid lain"
"terus gak ada yang lapor sama guru". sambil terus bertanya, kaki pun masih bergerak mendekat kerumunan tersebut
" gak akan ada yang berani mengusik mereka, udah lah gak udah di pikirin dan jangan sampe kita berurusah dengan mereka.
"nam aku kaya pernah liat kamu deh, tapi di mana yah?"
"mungkin di tv, aku kemarin main di suatu drama"
"eh eh eh iyah kamu kan arti itu yah? wahh aku ketemu artis". ana tidak menyadari bahwa dia jadi tatapan semua mata yang ada di kantin, bahkan kegiatan membully pun sempat berhenti dan mengalihkan tatapannya kepada ana.
sungguh ana sangat malu saat ini, tapi dia melihat murid yang sedang membully tadi. dia akui murid itu sangat amat tampan