"Bay.....apa hari ini kamu ada acara". Tanya ibuku sambil menyiapkan sarapan pagi untukku dan ayah.Nampak Pipit juga sibuk membantu ibu.Kupandang ibu sejenak lalu kugelengkan kepalaku tanda kalau aku tidak punya kegiatan apapun pada hari ini.
Yah hari ini aku memang tidak ada acara.Kuliahku sudah masuk masa tenang.Skripsiku sudah selesai aku hanya tinggal menunggu hari ku untuk diwisuda.
"Bisakah ibu minta tolong....."Ujar ibuku lagi dengan suara yang terdengar ragu tapi penuh harap.
Kupandang wajah ibu dengan tatapan sedikit meminta penjelasan, sejenak kuhentikan kegiatan mengaduk sarapanku untuk mendengarkan ucapan ibu.
"Hari ini adalah hari tepat dua tahun meninggal nya pak Utomo"."Pipit berencana mengadakan haul ayahnya dirumah peninggalan ayahnya sambil berziarah ke makam beliau".
"Ibu sudah menelpon tetangga dekat rumah pak Utomo untuk membantu mempersiapkan segala keperluan haul,ibu juga sudah mentransfer seluruh biayanya",
"Hanya saja ibu sepertinya tidak bisa ikut,ibu ada keperluan lain yang tidak bisa ibu tinggalkan",
"Ayahmu juga hari ini ada pertemuan dengan kliennya,
"Bisakah kamu ikut menemani Pipit kesana?".ucap ibuku panjang lebar.
Matanya menatapku dengan tatapan penuh harap.
Kulirik Pipit yang sedang menikmati sarapannya.Dia nampak menundukkan kepalanya dalam-dalam.
Kutarik nafasku perlahan kemudian aku menyesap teh manis hangat yang dibuat oleh Pipit.
"Kapan berangkatnya"tanyaku tanpa melihat kearah ibu.Tanganku sibuk menyantap nasi goreng yang menjadi menu sarapan pagi ini.
Senyum menghiasi wajah ibu dia memandang kearah ku dan Pipit secara bergantian.Kudengar juga tarikan nafas lega dari ayah.Ada senyum samar dibibir ayah.
"Acara haul nya akan dilakukan pada malam nanti, menurut Ibu akan lebih baik kamu dan Pipit berangkat sekarang setelah kalian selesai sarapan,bagaimana?!".ucap ibuku lagi
"Baiklah"jawabku singkat
"Pit selesai sarapan,kamu rapikan keperluan untuk suamimu,bawalah beberapa stell baju untuk suamimu salin"ujar ibuku kepada Pipit dengan suara riang dilanjutkan anggukan malu gadis kecil itu.
Wajah putihnya tampak merona merah.Mungkin dia merasa malu dengan kata"suamimu"yang dipakai ibu sebagai ganti namaku.
Wajahnya yang merona merah membuat aku gemas.Ingin rasanya aku mencubit pipinya itu.
Gadis kecil kau menggodaku.Sikap malu-malumu membuat sisi terdalam ku bangkit.Hasrat ingin melindungi menyeruak.Ingin kurengkuh tubuh kecilnya kedalam pelukanku.Sekilas aku melihat Pipit memandang ke arahku.Dia tersenyum canggung saat mata kami bertemu.
"AKKKKKHHHH.... GADIS KECIL KAU KEMBALI MENGGODAKU.....
menyingkirlah cepat dari hadapanku gadis kecil.... jika tidak aku khawatir tidak bisa menahan diriku untuk menarikmu dalam dekapanku"ucap batinku geram campur gemas.
"Kakak mau bawa kaos atau kemeja", tanya Pipit membuyarkan lamunanku.
"Terserah" jawabku yang selalu singkat dan padat.Gadis kecil itu lalu meninggalkan meja makan menuju kamarku yang bersebelahan dengan kamarnya.
Yah....walau aku dan Pipit sudah menikah selama dua tahun kami tidak tidur dalam satu kamar.Kami punya kamar yang terpisah.Pipit datang ke kamarku hanya untuk merapikan kamar saja atau mengantarkan sesuatu atas permintaan ibu.