Heswa masih berbaring dan memainkan ponselnya. Dia sudah tidak setakut tadi. Suaminya berhasil meyakinkannya jika dia akan baik baik saja selama di dalam rumah.
Dia tidak ingin tidur lagi. Hanya ingin bermalas malasan di dalam kamarnya. Dia terpaksa menyudahi magangnya yang masih tersisa tiga hari lagi. Semua demi keselamatannya.
Dia tidak ingin terus larut dalam ketakutan. Dia harus bangkit. menyembuhkan ketakutannya tidak hanya dari pihak suaminya. Dia sendiri juga harus berperan. Itu penting. Dan itu kunci.
"Aku sekarang memiliki suami yang hebat. Aku juga harus hebat. Aku tidak boleh terus merasa takut. Dia suamiku dia hakku. Dia pelindungku." Ucapan semangat yang dia ulangi sampai hatinya benar-benar yakin.
Ketakutan yang dialaminya menguras tenaga serta psikisnya.
Wanita itu mulai merasa lapar. Hari belum terlalu siang tapi perutnya ingin menerima sedikit pengganjal.