Xu Yang mengembuskan napas lega karena akhirnya rasa sakit yang luar biasa akibat transmigrasi jiwanya sudah berakhir.
Atau mungkin tidak--
"Ukh!"
'Seseorang baru saja menendangku!!'
"Habisi jalang ini sampai mati! Karena dia kita hampir ketahuan oleh kepala sekolah!"
Sekali lagi tubuhnya ditendang dengan sangat keras. Orang yang menendangnya seolah-olah sengaja ingin mematahkan tulangnya.
"Otaknya memang cacat. Apakah dia pikir jika memberitahukannya kepada kepala sekolah maka kepala sekolah akan percaya begitu saja?"
Tubuhnya seolah-olah dimasukkan ke botol sempit. Xu Yang benar-benar tidak bisa bergerak satu inci pun dan rasanya seperti akan mati.
"Kulitnya benar-benar tebal. Bahkan kita sudah memperingatkan jalang ini untuk tidak bertindak di luar batas. Sepertinya kali ini dia memang benar-benar ingin mati!"
Ketika Xu Yang bisa merasakan indranya lagi, telinganya langsung berdengung dan suara banyak gadis yang berteriak membuatnya pusing.
Situasi apa ini? Bukankah sistem mengatakan bahwa ini adalah tugas yang paling mudah? Mengapa dia dipukuli saat dia dikirim? Seharusnya itu menjadi tugas yang mudah, 'kan?
Oh, ya, dia lupa bahwa dia adalah Li Na. Seorang culun yang ditindas.
Bau busuk yang berasal dari lantai keramik bersamaan dengan bau khas kamar mandi berhasil tercium oleh hidungnya yang mati rasa.
Oh, jadi dia sedang mengalami pemukulan di kamar mandi yang legendaris itu!
Xu Yang membuka mata. Di sekelilingnya ada kaki-kaki putih yang jenjang dan indah, yang kemudian salah satu dari mereka terangkat ke depan dan menendangnya. Dari sini, Xu Yang bahkan bisa melihat celana dalam pemilik kaki itu.
Xu Yang mendongak. Ada tiga gadis menjulang di atasnya, yang masing-masing dari mereka berdandan dan berpakaian layaknya jalang. Xu Yang mencoba menggali kenangan-kenangan jiwa asli Li Na, mencari tahu siapakah mereka.
'Wang Xinyu, Chen Zihan, dan Luo Mei.'
'Tiga jalang ini, Li Na, suatu saat akan kubalas mere---'
Xu Yang tersingkir dari pikirannya ketika merasakan sengatan panas di pipi.
'Jalang Luo Mei ini baru saja menamparku!'
"Kamu berani menatapku?! Dasar jalang kurang ajar!" teriak gadis itu. Kemudian ia mengangkat kerah Xu Yang. Mata gadis itu dipenuhi dengan jijik dan jijik saat memandangnya. Lalu ia menggaruk wajah Xu Yang dengan kukunya yang panjang, seolah-olah ingin merobek wajahnya.
Xu Yang tersentak dan rintihan sakit langsung lolos dari bibirnya.
Melihat kilatan senang yang muncul di mata gadis di depannya, hati Xu Yang bergidik ngeri.
Astaga, seberapa besar kebencian yang dimiliki gadis ini ....
Tidak baik. Ini bukan lagi penindasan sekolah yang sederhana.
Ketika gadis itu menangkap pandangan Xu Yang ke dirinya, ia langsung menjambak rambut Xu Yang dan membenturkan kepalanya ke dinding.
Dari awal Xu Yang sudah sangat pusing dan jalang Luo Mei ini memperburuknya dua kali lipat. Kesadarannya mulai kabur dan dia bahkan bisa merasakan jiwanya akan keluar.
'Oh tidak! Jangan!!'
Xu Yang mulai panik. Dia tidak boleh meninggalkan tubuh ini! Tidak sebelum misinya selesai!!
Jangankan misinya selesai, dia bahkan mendarat di dunia ini belum ada lima menit!!!
Tidak ada alasan gagal pada tugas pertama seperti ini. Xu Yang secara naluriah tahu jika dia gagal, dia akan menghilang. Jiwa yang bernama Xu Yang tidak akan ada lagi.
Mau tidak mau, Xu Yang harus membiarkan matanya tetap terbuka dan menanggung semua rasa sakit di tubuhnya.
"Ketahui tempatmu jalang." Setelah mengatakan itu, jalang Luo Mei dan dua jalang pengikut lainnya berjalan pergi sambil tertawa jahat. Tentu saja sebelum benar-benar pergi, mereka menempatkan beberapa tendangan ke tubuh Xu Yang.
Tiba-tiba perasaan benci dan putus asa meledak bersamaan di hatinya. Perasaan-perasaan tersebut sangat kuat, hingga membuat Xu Yang ikut terpengaruh dan tubuhnya bergetar hebat. Rasa benci mendorong Xu Yang untuk bangkit dan membalas mereka, tetapi sepertinya, rasa putus asanya lebih dominan karena sekarang dia benar-benar ingin meminum karbol yang terletak di pojok kamar mandi itu.
Cukup lama untuk Xu Yang berhasil menekan perasaan-perasaan tersebut. Perlahan-lahan dia bangkit, sepenuhnya dengan kekuatan. Tetesan-tetesan darah dari hidungnya pun jatuh mengotori lantai yang sebelumnya sudah dihiasi dengan darahnya. Ketika Xu Yang menatap kaca, dia benar-benar ngeri terhadap apa yang dipantulkannya.
'Lebam di daerah mata, darah yang mengalir bebas dari hidungnya, seragam yang robek di sana-sini, dan ...
sangat buruk.'
"Ah ...!"
Xu Yang hampir terjatuh karena kepusingan yang tiba-tiba. Untungnya, dia cepat-cepat berpegangan pada gagang pintu toilet.
Setelah agak berkurang, Xu Yang mendudukkan dirinya di kloset.
Xu Yang kembali menggali ingatan-ingatan Li Na, menyebabkan denyutan sakit kepalanya meningkat tajam. Sayangnya, sebelum dia bisa menstabilkan dirinya, bel sudah berbunyi. Namun, alih-alih berjalan kembali ke kelas, Xu Yang bersandar di dinding toilet dan memijat-mijat kecil kepalanya.
Dunia ini tidak berbeda dengan dunia asli Xu Yang: berlatar modern, tidak ada sihir, makhluk fantasi, dan sejenisnya. Li Na, yang sekarang diambil alih oleh Xu Yang, adalah siswi dari sekolah elit bernama Akademi Z. Sekolah ini dibangun untuk anak orang-orang kaya dan berkuasa. Ada hierarki absolut yang ditentukan setiap semester dengan uang.
Li Na, bukanlah gadis yang berasal dari keluarga kaya. Namun karena nilai akademiknya yang sangat baik, dia diterima di sekolah ini dengan beasiswa penuh.
Sebelumnya Li Na tidak ditindas seperti ini. Li Na adalah mantan anggota OSIS. Wajar saja jika dia kenal dengan sang protagonis laki-laki, Zhang Wei. Keduanya sering menyapa dan berbicara, tetapi tidak berarti bahwa mereka saling suka. Teman saja tidak, hanya kenal.
Akan tetapi, gadis-gadis maniak itu tentu tidak peduli tentang dia hanya sebatas kenalan Zhang Wei atau bukan. Intinya, selama ada gadis selain Liu Xiaoying yang berbicara dengan pangeran mereka, gadis itu, siap-siap saja!
Apalagi, siapa sih Li Na? Cewek miskin yang bahkan tidak layak menjilat sepatu pangeran mereka!
Memang harus diberi pelajaran!
Disamping kegilaan mereka, ternyata gadis-gadis itu tidak terlalu bodoh.
Mereka sadar jika mereka melakukan penindasan saat Li Na masih di tahun kedua, sama saja mereka ingin dikeluarkan dari sekolah. Ketika akhirnya Li Na kelas tiga, dimana aturan harus meninggalkan semua kegiatan di luar jam belajar mulai berlaku untuknya, gadis-gadis penindas langsung beraksi. Kenapa? Tentu saja, karena peluang Li Na bertemu dengan Zhang Wei akan sangat kecil!
Sangat tolol jika mereka menindas Li Na di depan mata sang idola!
Xu Yang menutup mata, memikirkan apa yang dia harus lakukan untuk memenuhi harapan terakhir jiwa asli.
Pertama-tama, Xu Yang harus membuat daftar permasalahan.
Ada ujian kelulusan yang akan diadakan enam bulan dari sekarang ...
ditindas tiap hari ...
leukimia ...
miskin ...
....
Pasti ada solusi.
Pasti ... ya?
Mengingat tentang sistem, misi, dll, mungkin Xu Yang memang sedang bermain gim--mungkin saja ada paket pemula, 'kan?
Harusnya begitu. Di setiap permainan pasti ada keistimewaan untuk pemain baru.
Xu Yang memanggil sistem dalam hati. Dalam sekali percobaan, dia benar-benar melakukan kontak dengan sistem. Ada suara listrik statis sebelum suara mekanis muncul, [ Tuan rumah ingin sistem membantu seperti apa? ]
"Sistem, apakah ada paket item untuk pemula?"
[ Ya, tetapi tuan rumah saat ini tidak memiliki poin sama sekali dan tidak bisa menghutang. Apakah ada pertanyaan lain? Ya / Tidak? ]
"Apa yang aku miliki?"
[ Nama: Xu Yang
Umur: 25 tahun
Kekuatan jiwa: 0 (0/990.000)
Level: 1
Pengalaman: 0 (0/990)
Pesona: ???
Keberuntungan: 0
Bakat: Tidak ada.
Apakah ada pertanyaan lain? Ya / Tidak? ]
"Sistem sialan. Maksudku, apakah aku mendapatkan item gratis untuk pemula?"
[ Tuan rumah, tolong perhatikan kembali statistik tuan rumah. Jika tuan rumah tidak menemukan item apa pun, itu berarti tidak ada paket gratis. ]
Xu Yang meneliti lagi dan sialnya, tidak ada sebenda pun. Betapa pelitnya!
"Sistem, apakah kamu benar-benar telah memilih tugas yang paling mudah?"
[ Ya tuan rumah. Apakah ada pertanyaan lain? Ya / Tidak? ]
"Tidak."
Suara arus listrik yang mengalir muncul lagi dan sistem pun menghilang.
Xu Yang menangkupkan kedua tangan ke wajah, mulai menangis. Bisa-bisanya pihak sekolah tutup mata dan telinga terhadap hal ini. Mengapa gadis bernama Li Na ini memiliki nasib yang buruk?
Bagaimana bisa gadis Li Na ini begitu kuat ...?
Sebenarnya Li Na cukup sering berpikir untuk bunuh diri. Namun, itu hanya sebatas pikiran, dia tidak pernah sekalipun mencoba.
Tidak akan dan tidak ingin.
Li Na tahu bahwa yang dia alami belum seberapa. Dia percaya, masih ada banyak orang yang lebih menderita dari dia.
Xu Yang berdiri di depan wastafel, menatap bayangannya sebentar sebelum memutar keran dan membasuh wajah. Terlihat warna merah menghiasi wastafel, sebelum hanyut dalam pusaran air.
Xu Yang mematikan keran.
Pertama-tama, Xu Yang akan merawat luka-luka ini sebelum menjadi infeksi.
Menutup pintu kamar mandi, Xu Yang berjalan ke ruang kesehatan sekolah sesuai dengan jalan yang diingat tubuh asli.
Salah satu alasan Li Na tidak pernah mengadu ke guru adalah sekolah ini bersedia menerima suap. Jadi, melakukannya pun akan sangat percuma, kemiskinan Li Na tidak akan pernah bisa menandingi kekayaan mereka.
"Dunia novel yang tipikal ...."
'Lebih baik dipikir setelah luka-luka di tubuhku diobati.'