Chereads / Reinkarnasi Naga Primal / Chapter 7 - Hidup Sebagai

Chapter 7 - Hidup Sebagai

Sepasang sayap dengan panjang sekitar tiga meter. Dikepakkan dan membuat bunyi yang cukup kuat untuk didengar. Dengan dua sayap yang terlihat hebat itu pemiliknya berhasil membuat dirinya melayang. Namun masih ada pertanyaan yang harus dijawab.

"Gimana caranya?"

Bagaimana caranya membuat dirinya sendiri terbang melaju?

Sudah sekitar lima menit Azure melayang dengan sayapnya. Hanya melayang dan tak bergerak kemana-mana.

Lagipula kalau makhluk dengan sayap ingin terbang melaju – yang kebanyakan adalah burung – mereka harus memulainya dengan melakukan ancang-ancang lebih dulu.

Setelah menyadari akhirnya Azure turun untuk melakukan ancang-ancang.

"Lagipula aku gak pernah ngeliat sejenis hewan reptile bisa terbang."

Azure mengakui tubuh Naganya termasuk dalam jenis binatang reptile. Karena dengan melihat tangannya yang memiliki kulit yang hijau kehitaman saja sudah membuktikan kalau tubuh itu adalah tubuh seekor reptile.

"Hmm, memang harus dimulai dengan ancang-ancang, ya."

Azure memiliki sebuah ide. Idenya adalah dia berlari dengan mengepakkan sayapnya. Berharap itu berhasil membuatnya terbang.

"Peri kecil, naiklah ke pundakku."

"Baik~!"

Peri kecil tak tahu apa yang akan tuannya lakukan. Namun kalau tuannya memerintah, dia takkan ragu untuk melakukannya.

Peri kecil dengan lucunya berdiri di pundak Azure dan berpegangan pada kulit cangkang leher luarnya.

"Oke, ayo kita mulai."

Azure siap membawa tubuh besar dan beratnya berlari. Seperti percobaan pertamanya untuk terbang yang dia lakukan setelah keluar dari goa. Tetapi kali itu dia sudah bisa mengendalikan dua sayap dan buntutnya.

Kaki reptil yang memberikan jejak cukup dalam mulai digunakan untuk berlari. Azure baru sadar kalau tubuh itu cukup berat dan besar untuk dikendalikan.

"Dan lagi, aku sangat jarang berolahraga akhir-akhir ini."

Meski tubuhnya tak merasakan lelah, jiwa Azure yang jarang berolahraga menumbuhkan perasaan lelah dalam dirinya.

Namun Azure tak bisa berhenti di situ.

Ketika dia merasa kecepatannya sudah cukup, Azure mengembangkan sayapnya. Laju yang kencang memberikan tekanan udara yang cukup untuk Azure merasakan angin menabrak sayapnya.

"Baiklah, sekarang atau tidak sama sekali!"

Persiapan sudah cukup dan Azure melompat sekali untuk lepas landas.

Di udara, dia mencoba mengepakkan sayapnya dengan rusuh. Hal itu menciptakan ketidakseimbangan dan Azure mulai turun lagi.

"Argh!"

Percobaan pertama gagal. Karena takut gagal itulah Azure jadi tak bisa tenang dalam mengepakkan sayapnya. Meskipun begitu dia tak berhenti untuk berlari.

Kedua sayapnya dikembangkan lagi menunggu kesempatan kedua untuk mencoba.

Ketika waktunya dirasa sudah cukup tepat, Azure melompat lagi. Kali itu dia mengepakkan sayapnyadengan perlahan dan pasti.

"Ayolaahhh!"

Namun kurangnya kekuatan membuatnya turun lagi.

"Argh!"

Azure mulai mendapatkan rasa stress. Di sampingnya, Peri kecil melihat tuannya berusaha sangat keras tetapi juga cukup tersiksa. Hal itu membuatnya sangat khawatir.

Apa yang bisa Peri kecil lakukan untuk sang tuan saat itu? Jawabannya hanya satu.

"Tuan~ Semangat~ Anda pasti bisa~"

Teriakan semangat Peri kecil masuk langsung ke telinga Azure dan memberikan Azure kekuatan instan.

"Wwooooooohhh!"

Percobaan ketiga dilakukan dengan spontan.

Dua sayapnya sekarang mendapatkan kekuatan yang besar. Buntut yang dia tak tahu memiliki kegunaan saat terbang juga digerakkan untuk mendapatkan keseimbangan.

Memang masih perlahan, tetapi Azure berhasil membuat dirinya terbang.

"Wwooooooooo! Berhasil!"

"Yeeyy~"

Azure berhasil terbang melaju dalam kecepatan sekitar 50km/jam. Menuju arah dimana mereka bisa menemukan sumber air.

. . .

Beberapa saat berlalu. Entah berapa km yang telah dilewati. Akhirnya Azure berhasil menemukan sumber air yang dia inginkan. Namun bayarannya adalah rasa lelah yang sudah lama tak dia dapatkan.

"Kehabisan nafas!"

Azure bersujud dengan kedua tangannya. Memompa paru-parunya untuk mendapatkan cukup oksigen untuk kembali berdiri.

Setelah sembuh Azure berdiri dan melihat pemandangan yang ada di depannya.

"Panjaaaaaaang!"

Air yang sangat jernih mengalir dari dalam goa yang berasal dari [Gunung Besar] ke garis menuju [Hutan Besar].

"Lebaaaaaaaaar!"

Jarak antara sisi satu dengan sisi lainnya sekitar 20 meter lebih.

"Dalamnya seberapa?"

Saking jernihnya Azure bisa melihat ujung dari dalam sungai. Namun pertanyaannya, tak mungkin sungai selebar itu dangkal.

Azure berada tepat di depan pinggir sungai. Tanpa sadar dia bisa melihat cerminan dirinya dalam tubuh yang baru.

"Jadi, ini wajahku sekarang."

Sebuah kepala Naga dengan dua tanduk yang melengkung ke atas. Mata yang bersinar terang berwarna kemerahan. Mulut dengan gigi-gigi tajam di dalamnya.

"Keren juga."

Sebagai seorang komikus yang mencintai gambar-gambar Naga, Azure memberikan nilai 1000 untuk wajahnya sekarang.

Di kehidupan sebelumnya Azure sempat menggambar wajah Naga dan Azure pikir gambarnya dulu sedikit mirip dengan wajahnya sekarang.

"Hm-hm, bolehlah kalau disuruh hidup di dalam tubuh keren begini."

Azure juga bisa melihat hampir keseluruhan tubuhnya di depan cermin air itu. Hal itu membuat Azure mengerti kenapa dulu ada seorang manusia yang sangat mencintai dirinya sendiri.

Dengan begitu memang belum resmi, namun Azure menerima dirinya hidup sebagai Naga Primal. Walaupun dia tak tahu perbedaan dirinya dengan Naga biasa itu apa, atau atas tujuan apa dia bereinkarnasi ke dunia baru itu.

Saat dirinya berada dalam renungan, Azure baru sadar kalau Peri kecil tak ada di dekatnya.

Kring~ kring~

Peri kecil saat itu sedang terbang kesana kemari di tengah-tengah sungai. Seperti dia sedang bermain bersama orang lain.

Azure yang memperhatikan Peri kecil dari kejauhan menyadarkan Peri kecil. Peri kecil langsung terbang kembali ke sang tuan dengan rasa bersalah.

"Maaf~ Tuan~ Aku pergi tanpa ijin anda~"

"Kenapa kamu harus minta maaf, Peri kecil? Rasanya wajar saja kalau seorang anak pergi bermain tanpa sepengetahuan orang tuanya."

Azure mencoba menggunakan kata-kata yang tak pernah dia gunakan sebelumnya. Namun kata-kata itu juga terlihat sulit untuk Peri kecil mengerti.

'Kayanya hal itu bersangkutan sama konsep pencipta dan ciptaan.'

Karena rasanya cukup rumit, Azure menyingkirkan pikiran itu terlebih dahulu. Lalu dia mengalihkan perhatiannya ke rasa penasaran.

"Dengan siapa kamu bermain tadi, Peri kecil? Apa itu entiti elemental yang tinggal di sungai ini?"

"Iya, tuan~ Dia sangat senang karena dia akhirnya bisa bertemu dengan seorang teman~"

Entah kenapa rasa prihatin Azure muncul karena cerita singkat entiti elemental itu.

Sebuah ide spontan pun muncul di kepala Azure mengenai entiti elemental itu.

"Apa aku bisa memanggil entiti itu seperti Peri kecil?"

[Jawaban : Setiap [Elemental Spirit] dapat di Summon. Namun setiap [Elemental Spirit] memiliki kapasitas yang berbeda dan rapalan yang berbeda untuk digunakan sebagai rapalan pemanggilan]

Azure cukup sulit untuk mengerti penjelasan itu.

"Yang lebih penting, rapalan seperti apa yang harus kugunakan untuk memanggil [Elemental Spirit] tipe air ini."

[Saran : Dengan menggunakan mantra [High Order – Summon Creation: Aquatic Serpent] anda bisa memanggil [Elemental Spirit] yang tinggal di [Sungai Besar Gunung Ujung Dunia]]

"Wah! Keren juga kedengarannya."

Tanpa basa-basi Azure akan langsung mencoba pemanggilan itu.

Dengan mengedepankan tangan kanannya, sebuah mantra diucapkan seperti penyihir hebat.

"[High Order – Summon Creation: Aquatic Serpent]!"

Sesaat setelah Azure mengucapkan mantra, dia merasa kalau energi tubuhnya diserap dan keluar melalui tangannya. Rasanya memang seperti angin berlalu. Namun efeknya cukup mengejutkan.

Sungai yang sebelumnya tenang berubah menjadi aliran yang ribut. Pusaran air juga tercipta di tengah-tengah sungai itu.

Azure tak menyangka kalau pemanggilan itu memberikan efek yang cukup heboh. Padahal reaksi pemanggilan pertamanya, si Peri kecil hanya berupa munculnya sebuah cahaya dalam kegelapan, atau secara tidak sadar hal itu sudah cukup hebat untuk dilakukan.

Yang lebih penting lagi sekarang, fenomena menghebohkan yang terjadi di sungai membuat Azure kehilangan kata-kata.

Pusaran air yang masih terjadi perlahan-lahan mengeluarkan sesuatu dari dalam. Apa yang keluar mengingatkan Azure pada spesies ular yang termasuk dalam kategori Naga. Hanya saja yang satu ini tak memiliki tangan, kaki atau sayap. Hanya kepala naga dan tubuh seperti ular.

"Oh iya, dia kan Serpent."