Menjelajah dunia baru, Azure dan Peri kecil turun ke kaki gunung, dengan berjalan kaki.
Sebagai Naga Primal dengan bentuk Inhuma, Azure punya dua sayap yang dia bisa pakai untuk terbang. Namun sayang, dia tak tahu cara menggerakkan bagian tubuhnya yang aneh itu.
Bahkan sebelum memutuskan untuk berjalan kaki, Azure sudah mencoba untuk terbang sekali, walau pada akhirnya dia terjatuh terguling-guling beberapa meter ke bawah.
"Terus apa gunanya sayap dan buntut ini?"
Buntut di tubuh Naga Inhuma milik Azure malah lebih kelihatan seperti aksesoris. Karena itu tidak bergerak sama sekali. Hanya diam menurut pada Azure yang diseret kemanapun.
Ekspresi tidak enak yang ditunjukkan Azure mengundang rasa khawatir dari Peri kecil.
"Tuan~ Apa anda baik-baik saja?"
"Ah, kamu tidak perlu khawatir Peri kecil."
Peran Peri kecil seperti rapalan [Clarity] pada Azure. Setiap kali Peri kecil memperlihatkan ekspresinya, Azure secara otomatis akan menghilangkan seluruh pikiran buruknya dan terfokus pada keimutan Peri kecil.
"Baiklah, kemana kita akan pergi?"
Saat itu Azure masih berada di tengah-tengah gunung. Berdiri di atas batu hitam yang Azure tak tahu, batu apa yang terlihat sangat kokoh dan mengkilap itu.
"Tunggu, ini bukan waktunya untuk kagum pada hal kecil beginian."
Meskipun bilang begitu, Azure jongkok untuk melihat batu itu lebih dekat.
Batu hitam pekat yang memiliki permukaan cukup rata. Ukurannya cukup besar untuk menutupi seluruh tubuh Naga Azure.
Azure mengetuk batu itu beberapa kali untuk memastikan kekerasannya. Peri kecil yang ikut penasaran juga melakukan hal yang sama – walaupun pada akhirnya dia merasa kesakitan karena kerasnya batu itu.
"Hmm, akan kuingat letak batu ini. Mungkin saja nanti akan berguna."
Sebagai seorang komikus, Azure harus mengingat data penting yang dia perlukan untuk perkembangan komik miliknya.
Bongkahan batu hitam itu dapat dimisalkan seperti bahan/referensi yang Azure perlukan.
Tanah dari Gunung Besar itu seperti tak ada ujungnya kalau Azure melihat ke bawah. Daripada dibilang besar, tepatnya kata raksasa lebih cocok untuk menamai gunung yang dipijakinya.
"Hmm", Azure mulai merasa bosan dengan perjalanan menuju ke bawah itu.
Azure yang tiba-tiba berhenti membuat Peri kecil bertanya-tanya. Terbang ke kiri dan ke kanan di belakang kepala Azure.
Renungan untuk memutuskan apa dia akan melakukan teleportasi ke bawah memakan waktu yang cukup lama. Sampai ada sesuatu yang cukup mengejutkan Azure.
"Aha~ ha~ ha~"
"Apa tuh, cok?!"
Azure secara spontan melihat ke arah sumber suara tawa. Untuk sesaat Azure tidak bisa melihat siapa yang tertawa barusan.
Azure ingat pasti kalau dia baru saja mendengar sesuatu lewat cukup jauh dari posisinya sambil tertawa riang.
'Jangan bilang kalau itu hantu?'
Di bawah terik matahari siang bolong memimpikan ada hantu yang mendatanginya, seperti itulah Azure. Sejak sebelum datang ke dunia itu dia memang tak bisa bertahan dengan hal-hal horor.
"Aha~ ha~ ha~ ha~"
"Datang lagi!"
Kali itu Azure bisa mendengar lebih jelas. Benar-benar ada suara riang yang menari-nari di sekitarnya.
Ketika Azure mulai fokus untuk mendengarkan suara itu, apa yang dia dapat tak hanya satu, tetapi ada beberapa suara yang sedang menari-nari di udara.
"Oi-oi-oi!"
Setelah berkonsentrasi lebih dalam lagi Azure bisa melihat walaupun samar-samar, apa yang sedang tertawa dan menari-nari di udara itu.
"[Grand Order], jelaskan padaku 'apa' mereka?"
[Jawaban : [Elemental Spirit]. Mereka adalah entiti yang tercipta dari seluruh elemen yang ada di alam. [Elemental Spirit] yang berada dekat saat itu adalah tipe [Elemental Spirit : Wind Bride]]
"Elemental Spirit?"
Setelah nama mereka disebutkan, Azure bisa melihat wujud mereka dengan lebih jelas. Mereka adalah beberapa wujud wanita dewasa yang tak kasat mata.
Terbang kesana kemari bersama angin dengan riangnya. Saling mengejar satu sama lain dan tertawa bersama. Keindahan adalah kata yang sangat cocok untuk mewakili tiga wujud tak kasat mata itu.
Azure yang terkagum dengan sosok mereka hanya berdiam diri. Memfokuskan matanya untuk melihat Keindahan lain dari dunia baru yang dia datangi.
Sosok Azure yang sangat mencolok dan dapat melihat wujud mereka ternyata menyita perhatian tiga [Elemental Spirit] itu.
[Elemental Spirit] menghentikan permainan mereka untuk berdiskusi sesaat.
Azure menyadari perubahan sikap mereka dan menunjukkan ekspresi bertanya.
Setelah beberapa saat, tiga [Elemental Spirit] itu terbang menuju Azure.
"Geh!"
Walaupun mereka adalah entiti yang terlihat tak berbahaya, wujud mereka yang terlihat seperti wanita dewasa menciptakan rasa takut pada Azure. Trauma yang masih sangat membekas di kepalanya menyerang.
Peri kecil menyadari rasa takut yang sempat ada dalam diri Azure – rasa takut akibat trauma itu dihilangkan dengan [Clarity] – dan segera melindungi Azure dari kedatangan wujud tiga wanita dewasa itu.
"Peri kecil?!"
Tiga wujud [Elemental Spirit] wanita dewasa berhenti tepat di depan Peri kecil yang sedang melindungi sang tuan.
Azure merasa harga dirinya sebagai laki-laki dipertanyakan karena merasa takut dengan kedatangan tiga wanita dewasa tak bersenjata. Apalagi Peri kecil yang harusnya dia lindungi sekarang malah berbincang dengan tiga entiti itu.
Peri kecil terlihat berbicara serius. Tiga entiti di depannya merespon dengan ekspresi serius pula.
"Ngomongin apa mereka coba?"
Azure memang bisa mendengar Peri kecil mengatakan banyak hal. Hanya saja masalahnya, bahasa yang Peri kecil gunakan tak bisa dimengerti oleh Azure.
Beberapa saat telah berlalu semenjak Peri kecil mulai berbicara. Peri kecil kembali ke sisi Azure dengan kabar gembira.
"Tuan~ mereka bilang mereka akan mengantarkan kita sampai ke bawah~"
"Be – benarkah?"
Azure tak tahu bagaimana cara mereka akan melakukannya. Namun mendengar itu dari Peri kecil sudah membuatnya cukup percaya dengan keajaiban yang akan terjadi.
Tiga entiti itu menari-nari mengelilingi Azure. Seperti penari ulung yang menyita seluruh konsentrasi dari satu-satunya penonton yang melihat mereka.
Tarian tiga entiti itu sesaat membuat Azure tidak sadar kalau dia sudah dibawa terbang oleh mereka.
"Weh! Aku benar-benar terbang!"
Cukup lucu sebenarnya mendengar hal itu dari makhluk yang memiliki sepasang sayap.
Seluruh tubuh Azure diselimuti oleh angin. Angin itu seperti baju yang menutupi seluruh tubuhnya. Dan baju itu sedang diangkat oleh tiga entiti yang mengantarkan Azure menuju kaki gunung.
Peri kecil yang ikut dalam penerbangan berdiri di pundak kanan Azure.
Perjalanan yang memang sebentar itu memberikan kesan yang sangat mengagumkan untuk Azure. Apalagi setelah dia gagal sekali dalam percobaan terbang dengan sayapnya sendiri sebelumnya.
Tiga [Wind Elemental Spirit] yang mengangkat Azure bergantian melihat wajah Azure dengan sangat bahagia.
Azure memang belum mengetahui seperti apa wajahnya sendiri, tetapi kalau entiti yang merupakan perwujudan alam merasa bahagia melihat wajah Azure, itu berarti wajahnya memang tak terlalu buruk.
Hal itu berlanjut sampai Azure diantarkan menuju kaki gunung di depan hutan dengan pohon-pohon besar.