Tok....tok....
Klik
"Morning, everyone." suara dengan nada riang menggema di setiap sudut ruangan senyap itu. Suara itu membuat satu-satu nya penghuni ruangan itu menatap jengah ke arah sang pemilik suara.
"Ini bukan hutan, Hoseok." sarkas Yoongi sambil melirik tajam ke arah yang bersangkutan.
"Yang bilang ini hutan siapa, hyung?" Hoseok mendekat ke arah sofa di tengah ruangan serba hitam itu.
Yoongi menatapnya semakin tajam dan hanya dibalas cengiran oleh Hoseok.
"Harap maklum saja, hyung. Kuda liar memang seperti itu." ucap seseorang yang sedari tadi mengikuti Hoseok dari belakang.
"Katakan sekali lagi, maka ucapkan selamat tinggal pada tunangan mu, Kim Namjoon." ucap Hoseok dengan mata melotot ke arah Namjoon yang duduk tenang di sofa tunggal.
Namjoon mengendikkan bahu nya acuh. Tidak ada guna nya merespon rekan sinting nya itu.
"Ada apa kalian kesini? Kalau tidak penting, angkat kaki sekarang juga. Aku sibuk." orang itu kembali fokus pada tumpukan kertas di hadapan nya. Sesekali ia mengetik sesuatu di layar komputer nya.
"Kau sombong sekali, hyung. Apa kau tidak merindukan ku? Aku baru kembali dari London, loh." ucap Hoseok sambil menyengir pada Yoongi.
Yoongi melirik sekilas lalu kembali menatap layar nya. "Ck, tidak penting."
Hoseok merengut seketika. Sementara Namjoon menatap jengah pada rekan nya itu.
"Hyung, kau jadi hadir di acara penghargaan musik itu? Kalau kau mau, kita bisa pergi bersama. Kebetulan tunangan ku ada disana untuk menemani idol kesayangan nya manggung." tanya Namjoon yang beralih pada Yoongi.
Yoongi tidak menjawab, dia masih fokus dengan tulisan yang tertera di kertas.
"Hyung?"
"Apa acara itu bisa menghasilkan uang untukku, Namjoon?" lirik Yoongi.
"Tergantung. Tapi kalau ada hiburan, pasti lebih menyenangkan." jawab Namjoon.
"Kau bisa sekalian cuci mata, hyung. Mana tau dapat mangsa baru." timpal Hoseok.
Yoongi kembali tidak merespon. Namjoon dan Hoseok saling berpandangan. Mereka seharusnya tau, tidak semudah itu menarik perhatian seorang Min Yoongi dengan tawaran seperti itu.
"Ayo lah, hyung. Kau butuh penyegaran. Otak jenius mu itu perlu udara segar, hyung." sambung Namjoon.
"Aku tidak tertarik." satu kalimat pendek itu membungkam ucapan Namjoon. Seperti yang dikatakan, tidak mudah menarik perhatian seorang Min Yoongi.
Tok....tok....tok....tok....tok....
Perhatian ketiga para pemuda itu teralihkan pada seseorang yang mengetuk pintu dengan begitu brutal. Yoongi menghela napasnya, dia tahu siapa pelaku pengetukan brutal itu.
Klik
"Hyung!" pekik seorang pemuda berkulit tan dengan senyuman kotak tanpa berdosa. Dia lah sangat pelaku nya.
"Kim Taehyung, ini bukan pasar!" sentak Yoongi dengan tatapan tajam nya. Kepalanya mendadak pusing sendiri, baru beberapa waktu yang lalu Hoseok bertindak gila dan sekarang sepupunya itu pun bersikap sama.
Sementara yang di sentak masih menunjukkan cengiran kotaknya, dan masih merasa tidak berdosa.
"Hyung, kau jadi datang ke acara musik itu kan? Ah ani, kau memang harus hadir. Karena aku akan tampil di acara itu juga, hyung." ucap Taehyung penuh semangat.
Yoongi memijit pangkal hidungnya yang sedikit berdenyut melihat tingkah sepupunya itu. "Tidak."
Cengiran kotak milik Taehyung hilang seketika. "Oh ayolah, hyung. Bukankah perusahaan mu juga di undang. Agensimu juga, jangan lupakan aku adalah idol di agensi milikmu, hyung. Jadi kau harus hadir, titik!"
Yoongi benar-benar jengah dengan sikap pemaksa sepupunya itu. "Ok, baiklah. Aku hadir, kau puas?"
"Sangat!" balas Taehyung begitu cepat dengan senyuman yang mengembang. "Oh ya hyung, apa kau masih ingat dengan teman masa kecilku yang berasal dari Busan?"
"Tidak."
Taehyung berdecak mendengar jawaban Yoongi. "Masa kau tidak ingat, hyung. Yang tubuhnya bantet. Dia juga seorang idol seperti ku sekarang. Dan di acara nanti, kami akan melakukan kolaborasi bersama di atas panggung. Akhirnya...."
Yoongi hanya menggelengkan kepala nya dan memilih untuk kembali fokus dengan kerjaan nya.
"Ya sudah, kita berangkat bersama saja besok. Bagaimana, Tae?" tanya Hoseok.
"Call!"
🐺🐺🐺
Yoongi POV
Apa kau sudah tahu tentang ku?
Belum?
Apa kau tidak punya televisi di rumah?
Apa kau tidak pernah mendengar berita atau membaca majalah?
Oh, atau kau bukan berasal dari planet ini?
Ck ck ck, ironis sekali hidupmu.
Kau punya ponsel?
Cari tahu tentang diriku ku di situs Naver, dalam sekejap kau akan langsung mengetahui siapa diriku. Itu pun kalau kau punya.
Bagaimana?
Sudah?
Baguslah kalau begitu. Waktuku tidak terbuang sia-sia untuk menjelaskan padamu. Itupun kalau kau mengerti dengan yang aku katakan.
Namun dari semua yang kau ketahui itu, tidak lah sepenuhnya benar.
Karena sembilan puluh persen kekuasaan ku sepenuhnya ada di bawah bukan di atas.
Kau mengerti maksudku, bukan?
Yah, aku adalah Min Yoongi, seorang bos mafia dari clan Min, clan tertinggi dari rantai kehidupan dunia gelap di bawah tanah. Segala kekuasaan ku di atas yang kau ketahui itu hanyalah sebatas penutup mata para abdi negara untuk tidak menyentuh kekuasaanku di bawah.
Hebat bukan?
Tentu saja. Satu abad bukanlah waktu yang singkat untuk clan Min mendirikan mafia ini. Dan aku adalah generasi ke tiga yang meneruskan tahta dari clan Min.
Aku memimpin clan ini sejak usiaku lima belas tahun. Masih muda? Tentu saja. Pria paruh baya sialan itu yang lebih sialnya lagi adalah ayah ku sendiri memberikan kekuasaan sepenuhnya padaku hanya karena alasan sepele. Kau tau apa? Hanya ingin menghabiskan sisa waktu nya bersama ibuku. Padahal dia tidak terlalu tua saat menyerahkan tahta nya kepadaku waktu itu. Kalau bukan ayahku, mungkin aku sudah memggilingnya dengan mesin penggiling di pabrik milikku.
Memang, aku hanya tinggal melanjutkan saja. Tapi bukan berarti semua terasa mudah untukku. Satu hal yang harus kau ingat seumur hidupmu, kehidupan dunia mafia itu tidak ada yang indah. Harta dan kekuasaan yang dimiliki tidak menjamin kebahagian di dalam dunia seorang mafia, semua itu hanyalah sebagai penaik derajat saja. Dan aku sudah merasakan semua nya. Penghianatan, kesakitan, dan kematian, sudah aku rasakan semua nya.
Namun tahukah kau, dari semua yang aku miliki dan dari semua yang aku rasakan, ada satu hal yang tidak bisa kau ketahui dari mana pun. Hanya keluarga dan orang terdekatku saja yang mengetahuinya.
Kau mau tau?
Lihatlah kisahku.
🐺🐺🐺
Normal POV
Di salah satu stasiun televisi, tengah menyelenggarakan sebuah acara penghargaan musik tahunan. Acara ini termasuk salah satu acara bergengsi di Korea dan sudah ada sejak dua puluh tahun yang lalu. Setiap idol yang diundang, berarti mereka sudah termasuk dalam kriteria yang ditetapkan oleh acara tersebut. Berbagai macam voting dibuka untuk berbagai macam penghargaan yang disuguhkan. Mulai dari idol senior hingga idol rookie dipilih sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan oleh pemilik acara besar tersebut.
Para wartawan dari berbagai media telah berkumpul di satu titik untuk menyorot para idol yang datang dan berjalan di atas karpet merah. Bukan hanya idol, tetapi juga pengusaha dan para petinggi negara juga diundang dalam acara tersebut.
Dan Jimin, adalah salah satu idol yang menyapa para wartawan di atas red karpet tersebut. Beberapa menit menyapa, namja manis Park itu melangkah masuk ke dalam gedung untuk menyaksikan acara penghargaan musik tersebut.
"Park Jimin!" sebuah suara bariton memanggil namanya cukup kuat hingga menjadi pusat perhatian.
"Kim Taehyung!" bahkan Jimin ikut berteriak sesaat setelah ia melihat teman masa kecilnya itu.
Mereka saling berpelukan karena sudah lama tidak bertemu. Terakhir bertemu saat mereka masih dalam masa training meskipun dari agensi yang berbeda. Sebenarnya, mereka masih berkomunikasi melalui aplikasi obrolan atau sosial media. Akan tetapi durasi pertemuan mereka terbilang cukup sulit, bukan tanpa sebab seperti itu. Kesibukan dari jadwal yang begitu padat membuat mereka sulit untuk bertemu. Apabila salah satu dari mereka memiliki jadwal kosong, belum tentu pihak yang lain juga sama. Bahkan saat malam tahun baru pun mereka bisa berada di negara yang berbeda untuk jadwal konser mereka.
"Apa kabarmu, Jim?" tanya Taehyung sesaat setelah pelukan rindu mereka terlepas.
"Baik. Bagaimana denganmu? Kau semakin tinggi saja." balas Jimin sambil melihat Taehyung dari atas hingga ke bawah.
"Sama sepertimu. Tinggi? Itu sudah menjadi takdir ku, Jim."
Jimin sontak memukul pundak Taehyung. "Sial!"
"Kau sudah siap untuk kolaborasi kita malam ini?"
"Tentu saja! Ini adalah impian kita sejak dulu." jawab Jimin penuh semangat.
Taehyung mengangguk senang. Tentu mereka merasa sangat senang. Ini adalah impian mereka semenjak mereka memutuskan untuk menjadi seorang trainee dulu. Dan sekarang impian itu sudah terwujud.
"Ya sudah, kita cari kursi kita. Acara sudah mau di mulai." ucap Taehyung diiringi anggukan oleh Jimin.
.
.
.
.
"Malam ini kau bawa Yuju, hyung?" tanya Hoseok sesaat setelah mereka tiba di acara tersebut.
Mereka memiliki tempat khusus dari pemilik acara, mengingat siapa Min Yoongi sebenarnya.
"Hm." jawab Yoongi acuh. Di sampingnya, Yuju sibuk memeluk lengannya dan sesekali mencium pipi Yoongi.
"Tumben. Biasanya kau membawa Suran kalau ke acara besar seperti ini."
"Bosan."
"Oh."
Hoseok hanya memgendikkan bahunya acuh sementara Namjoon sedang sibuk dengan ponselnya.
Acara telah dimulai. Berbagai kata pembuka dan sambutan di ucapkan oleh sang pembawa acara. Panggung pun segera memanas karena para idol dari berbagai agensi mulai menunjukkan bakatnya. Sebenarnya, Yoongi sangat muak dan tidak menyukai acara seperti ini. Dia lebih menyukai acara meeting dengan kolega bisnisnya, melakukan transaksi jutaan dollar atau bermain-main dengan mangsa nya.
"Hyung, lihat dan pilihlah mangsa yang kau suka. Kami akan menyediakan nya untukmu." bisik Namjoon di telinga Yoongi.
Yoongi hanya bergumam mendengar bisikan rekan nya itu. Netra tajamnya masih menatap lurus ke arah panggung. Sesungguhnya dia sudah mulai bosan. Sejak awal acara hingga di pertengahan, sama sekali tidak ada yang menarik perhatian nya. Bahkan jalang yang sibuk menggerayangi tubuhnya sedari tadi itu pun sama sekali tidak di gubrisnya. Hingga tiba-tiba ia merasakan sesak yang mencekat saat mata nya menatap seseorang di atas panggung, seseorang yang sedang tampil bersama sepupunya.
Floral, Fruty, Citrus.....
'Wangi itu...'
Nafas Yoongi semakin terasa sesak saat mata miliknya tidak sengaja bersinggungan dengan mata orang tersebut. Keringat mulai mengalir dari pelipis hingga di sekujur tubuhnya. Sesuatu di dalam tubuhnya bergejolak, mengerang, mengaung dengan tanda sebuah peringatan di atas kepalanya.
Namjoon dan Hoseok yang sedari tadi memperhatikan ekspresi Yoongi, saling berpandangan dengar rasa penasaran.
"Hyung, are you ok?" tanya Hoseok sambil menepuk pundak Yoongi. Yoongi hanya diam dengan mata yang masih tertuju pada seseorang yang sedang membungkuk hormat bersama sepupunya pada penonton karena telah menyelesaikan tampilan mereka.
"Hyung?"
"Siapa dia?" tanya Yoongi dengan suara berat yang begitu parau. Bahkan Yuju saja sampai bergidik ngeri mendengarkan suara berat milik Yoongi tersebut.
Hoseok dan Namjoon serentak melihat ke arah panggung.
"Oh, dia nama nya Park Jimin, hyung. Dia adalah idol yang di urus oleh tunanganku. Memangnya kenapa, hyung?" ucap Namjoon sambil menatap Jimin dan Taehyung yang turun dari panggung.
'Yoongi, dia mate kita!'
"I want him."
🐺🐺🐺