Chereads / I HATE THE FAKER / Chapter 2 - firs love?

Chapter 2 - firs love?

Malam itu keadaan rumah sangat ramai, bukan ramai karna ada hajatan, tetapi ramai karna suara teriakan keras dari papa ku dan juga kakak ku.

"GOLLLL, MENANGGG!!!" teriak mereka berdua bersamaan

"ish, bisa kecilin sedikit ga si" omel ku kesal kepada mereka berdua,

Spontan papa dan kakak ku langsung menoleh kearahku

"YEE MENANG!!!" teriakku dengan cengiran khas

"Telat" jawab kakak ku sambil memukulku pake bantal sofa yang dari tadi ia pegang

"ish sakit tau" cerca ku sambil melotot

"Bodo amat ye yaya" jawab kakak sambil menjebelkan lidahnya, dan aku pun langsung buang muka.

Ngomong-ngomong masalah yaya , ya itu namaku, namaku waktu kecil. Semua orang dirumah ini memanggil Yaya hanya ketika aku sedang marah saja. Nama asliku Gabbriela Anastasya aku cewek berkulit  sawo matang, tidak terlalu tinggi, berhidung mancung, bermata tajam, dan aku cantik, itu kata mereka yang menyayangiku. Aku anak bungsu dari dua bersaudara, aku memiliki kakak perempuan yang sangat cantik, namanya Dewi Pratiwi, ya walaupun dia rese tapi dia aslinya baik kok. Dan disinilah aku sekarang, disebuah keluarga yang sangat sederhana, ada Mama, Papa, Kak Dewi hanya mereka yang menjadi alasanku untuk terus semangat dalam meraih mimpi.

Kling Kling

Kulihat ada chat masuk dari dia, dia yang beberapa hari ini hadir didalam hidupku dan terkadang membuatku senyum-senyum sendiri. Dia adalah Megantara kakak kelasku, kata orang satu sekolah dia manis, aku si mengakui itu, tapi jujur aku dulu sangat membencinya, selain orangnya tengil, dia sok kegantengan, sok ke coolan, cari perhatian sama adik-adik kelas, apalagi ketika sedang menyanyi.

Ya dia adalah salah satu vokalis band yang ada di sekolah ku. Tapi akhirnya aku terjerat akan pesonanya, entah takdir apa yang membuatku bisa dekat dengan nya. Ternyata benar kata orang, jangan terlalu benci, nanti cinta loh, dan aku sendiri yang mengalaminya.

Kak Megan : Dek timnas menang

Gabby         :  wih iya kak juara, keren banget deh

Kak Megan : Terus, kapan kakak  jadi juara di hati mu?

Gabby       : maksudnya kak?

Kak Megan : iya, kakak pengen jadi juara di hatimu, izinin kakak masuk ya.

Kaget, terlalu tiba-tiba, walalupun kami sudah dekat beberapa bulan terakhir ini, tetapi rasa untuk mencoba pacaran seperti orang-orang belum pernah terfikirkan olehku. Bagaimana bisa pula kakak kelas yang katanya famous karna kepandaiannya bernyanyi menyukai anak kelas sebelas yang udik dan tengil seperti aku.

Gabby         : hmm gimana ya kak, kakak kan tau aku belum pernah pacaran, aku takut

Kak Megan : kakak mau jadi yang pertama buat kamu, kamu takut kenapa?

Gabby         : aku takut kak, aku Cuma takut bila mungkin nanti suatu saat kita putus, kita bakal musuhan kek orang-orang.

Kak Megan : jangan takut dek, kakak yakin kita ngga akan gitu, kakak sama mantan-mantan kakak aja masih berteman baik, kita coba dulu ya dek, mau?

Gabby         : iya kak, tapi jangan di bilang ke siapa-siapa dulu ya kak

Kak Megan : serius? Makasih dek, iya tenang aja

Gabby         : iya kak

Kak Megan : udah malem, yaudahh tidur gih dek, g.nite

Gabby          : iya kak, g.nite juga

Coba kalian fikir bagaimana bisa aku menerima ajakan berpacaran dari

Kak Megan. Apa dia bakal jadi first love ku?  Tanya ku dalam hati. Karna aku punya prinsip meninggalkan jika di tinggalkan, mundur jika disuruh mundur. Karna aku hanya ingin punya satu pasangan untuk pertama dan yang terakhir, dan aku memilih dia.

****  

"Gabby bangun udah jam brapa ini" teriak mama sambil menggoyang-goyangkan badan ku.

"enghh , ish ma bentar lagi, Gabby capek banget" jawab ku dan langsung menutup wajah dengan selimut.

"oke, kalo itu mau kamu, siap-siap kamu" ancam mama.

Aku membuka sedikit selimut yang menutupi wajahku, mengintip dengan mata yang sedikit terbuka, kulihat mama ku sedang memegang kemoceng, dan aku tau apa yang akan dia lakukan. Ya dia pasti mau menggelitiki aku menggunakan bulu itu, karana dia faham betul bahwa aku orangnya penggeli, Dan spontan saja aku langsung bangun dan berlari kekamar mandi.

"Gabby mandi ma" teriakku sambil berlari.

Mamaku hanya menggeleng melihat perilaku ku, yang dari kecil ngga pernah berubah. Mamaku adalah sosok wanita yang paling hebat pertama yang aku kenal. Tidak hanya memasak, menyapu, dan mencuci, tetapi ia juga seorang pekerja keras. Ia bekerja dengan seorang tetanggaku, mamaku membantu beliau memasak dan berjualan hingga jam dua siang. Tak ada kata lelah, padahal bagiku gaji papa sudah cukup untuk memenuhi kebutuhan kami.

Tetapi kata mama, mama cuma mau ada kegiatan, biar mama ga bosen kalo kalian semua pada pergi, dan hitung-hitung bantu papa mu mencari duit . ya itulah mama ku, Superhero wanita pertama, yang rela melakukan apa saja untuk anak-anaknya.

Mama yang menjadi tempat kami berkeluh kesah, mama yang menjadi teman setia dikala semua orang menganggap bahwa kami ini tidak berguna.

Aku masih ingat kata-kata mama, kamu harus kuat, harus berani, hidup ini kejam, dunia ngga suka sama orang –orang lemah, walaupun diluar sana banyak yang ngga suka kamu, tapi diisini kan ada mama, mama akan selalu sayang kamu sampai kapan pun. kalo mereka iri bearti mereka ngga mampu, kalo mereka ingin menjatuhkan mu bearti kamu lebih diatas dia.

Setelah selesai mandi aku pun langsung bersiap, kulihat mama ku sedang melipat pakaian ku yang berantakan.

"Gabby kalo udah selesai pake bajunya langsung makan ya"

"iya ma"

Mamapun pergi keruang makan, tetapi gerakannya berhenti setelah ku bilang.

"Ma, Gabby sayang Mama." ucapku sambil tersenyum tulus, mama pun ikut tersenyum

" Mama juga sayang Gabby." jawab mama, setelah itu mama langsung keluar dari kamar ku

**** 

"Pa , antar Gabby ya pramuka, lagi males jalan ni"

"iya nanti papa antar"

"Ma, sarapan Gabby di wadahin aja, biar nanti makan di sekolah sama yang lain."

"iya itu tapi yang dimeja habisin dulu!"

"ngga sempet ma, kalo telat bisa dihukum ini"

"kamu si di bangunin susah banget"

"pa, ayo anter udah telat ini"

"iya-iya" jawab papa sambil mengusap-usap rambutku. papa pun langsung mengambil kunci motornya.

Bremm bremm

Terdengar bunyi motor papa di luar sana, yang siap mengantar ku.

"ayo cepat katanya telat" panggil papa dari luar rumah

"iya iya bentar" jawab ku, yang kemudian berpamitan dengan Mama dan Kak Dewi, tak lupa menciumi punggung tangan mereka

"Ma, kak Gabby pamit , Assalamu'alaikum"

"wa'alaikumussalam" jawab mereka berdua.

"Sayang ayo cepetan, katanya telat" omel papa yang dari tadi menungguku diluar.

"Iya pa iya" akupun berlari menyusul papa sambil cekikikan, melihat wajah nya yang menahan emosi.

Bagaimana tidak emosi, papa sampai meninggalkan sarapan nya hanya untuk mengantarku.

Lihat betapa durhakanya aku ini.

Perjalanan kesekolah tidak memakan waktu yang cukup lama, hanya sekitar 10-15 menit saja.

Menaiki motor supra tua bersama papa, sangat membuatku bahagia. Ditambah dengan sejuknya udara pagi, yang memiliki aroma khas tersendiri.

Papa tidak pernah marah bila kita mau minta ini mau minta itu, dia bukan memanjakan anaknya, tetapi baginya kalo bisa kenapa ngga, selagi yang di pinta ngga menyimpang.

Papa merupakan superhero yang paling best di dunia ini, dia tidak pernah kasar, dia selalu baik dengan keluarga nya.

Papa merupakan sosok lelaki yang rajin, ia mau bila di suruh untuk membersihkan rumah.

Sampai papa geleng kepala sendiri, ia berfikir, punya anak perempuan dua tapi males semua.

Aku ingin bila besar nanti, punya suami seperti papa.

"Sayang, udah sampe"

"Gabby?"

"Gabby?"

Pangil papa tiga kali, hingga aku tersadar dari lamunan ku.

"Ha? Iya pa"

"Ngelamun aja kerjaan kamu, cepetan sana nanti telat"

"Siap bos" sambil memberi hormat

Aku pun berpamitan dengan papa, mencium punggung tangan nya dan..

"Gabby pergi dulu pa, assalmu'alaikum"

"Wa'alaikumussalam"

****

10.30a.m

"Adik-adik saat nya istirahat ya, yang bawa bekal silahkan makan, yang ngga bawa jajan nya jangan jauh-jauh"

Mendengar instruksi itu, kami semua bersorak gembira, akhirnya bisa istirahat.

"Siapp kak!!!" Jawab kami berasamaan.

"Gus bawa bekal kan?" Tanya Agnes

"Gus gus gus, guys woi guys, bukan gus" jawab Ayunda dengan sedikit meyolot.

"Heh udah berantem mulu kalian." Arini langsung menengahi.

Pusing melihat mereka adu bacot, akhirnya aku buka suara.

"Yaudah makan yuk,udah laper ni"

"AYOO!!!"

makan aja kompak, dasar temen-temen titisan dajjal.