Chereads / Born 2 Race / Chapter 2 - READY...SET...GO...!!!

Chapter 2 - READY...SET...GO...!!!

"WELCOME TO PISTON WORLD CHAMPIONSHIP!!!"

"NOW, ALL THE RACER ARE PREPARING FOR THE QUALIFICATION ROUND...!!!"

Bunyi televisi Sera di ruang keluarga rumah orang tuanya. disitu duduk Sera dan kedua orang tuanya serta adik Sera. Entah harus bahagia atau khawatir dengan Reinner, Ia hanya bisa melihatnya dari depan layar televisi.

*sedangkan di sirkuit*

"Engine, checked"

"Nitrous Oxide System, checked"

"Tire, check"

"oke Reinner, tujuan utama posisi 10 besar" TKOA menyakinkan Reinner.

Reinner begitu girang sekaligus ndredeg. Pengalaman pertama kali di sirkuit internasional yang ada di Jepang dengan mengendarai mobil super ini membuat hatinya gundah. Akankah bisa mencapai 10 besar? Apa bisa mengendalikan kuda Amerika super ini? Meski begitu Reinner tetap fokus. Sampai menyala lampu di garis start yang menandakan balapan akan dimulai.

"READY...SET...GO...!!!!" Komentator begitu semangatnya berteriak-teriak mengenai apa yang terjadi.

Sampai...

"FINISHHHH....!!!" Komentator berteriak. sambil bendera hitam putih berkibar-kibar di tepi garis finish. Terpampang dengan jelas di papan nama digital di tepi lapangan tanda posisi yang didapat para pembalap yang disertai sorotan kamera tepat saat Ford 2.3 S550 Reinner melewati garis finish di posisi ke empat.

Saat ronde balapan, Reinner juga menunjukan performa yang bisa dibilang "impossible" karena mentalnya menghadapi pembalap internasional lainnya begitu kuat. sampai di akhir balapan Reinner finish di posisi kedua setelah Richardson dari Australia yang juga musuh bebuyutan TKOA. Sera dan keluarga serta TKOA sangat senang tak terungkapkan sekaligus terharu dengan pencapaian Reinner. Namun, masih ada 3 balapan lagi di sirkuit negara lain yang harus diikuti Reinner.

Saat di pit stop tempat kuda Amerika sebutan untuk mobil mustang yang ditunggangi Reinner berhenti, para tim balap Reinner menyambut finish Reinner dengan penuh rasa hormat. Reinner keluar dan melepas helmnya disertai cucuran deras air mata yang keluar menambah kesan yang luar biasa.

Balapan pertama sudah selesai, tinggal 3 lagi. Reinner begitu sibuk menyiapkan tuning mobilnya didukung para tim. Medan di sirkuit berikutnya sangat berbeda karena sirkuit berikutnya penuh dengan debu dalam maksud sering terjadu badai pasir kecil yang tidak terduga di tengah balapan.

Saat balapan dimulai memang benar, badai pasir menghalang pandangan para pembalap. kecelakaan antar pembalap pun sering tak terhindarkan. 4 dari 21 pembalap pun tumbang dalam sirkuit itu, termasuk....Richardson si raja tikungan. Reinner selamat dalam balapan itu dan berhasil menempati posisi ke empat.

Sampai akhirnya di balapan ketiga dimulai, mobil Reinner berkendala ringan. Namun, tidak ada second car sebagai pengganti, jadi Reinner tetap menancapkan kakinya di pedal gas kuda Amerika itu. Semakin dekat dengan lap(putaran) terakhir, semakin terasa tidak enak. benar saja tepat di putaran terakhir gearbox mobil Reinner jebol. mobil itu semakin tak terkendali bak kuda yang tertembak, menjingkrak-jingkrak di tengah sirkuit menghantam 1 pembalap lainnya lalu keluar jalur. TKOA dan tim segera menyusul ke lokasi kejadian. Waktu itu Sera sedang tidur karena perbedaan waktu di sirkuit sedang pagi dan di Indonesia tengah malam. keadaan mobil hancur total, namun yang sangat mengagumkan Reinner keluar sendiri tanpa pincang ataupun cidera sedikitpun. Yang ada hanyalah air mata dan raut wajah yang benar-benar sedih tercampur kecewa. Ia sungguh sangat menyesal sedalam-dalamnya. Tersisa 1 balapan lagi tapi entah apa yang ia lakukan kemudian. Tidak ada mobil, tidak ada uang, tidak ada hadiah lagi. Waktu restorasi tidak mungkin bisa selesai 1 hari meskipun dikerjakan banyak tukang.

TKOA sedih melihat mobilnya hancur lagi sama seperti waktu Ia kecelakaan, tapi juga menyesal karena merasa memberi harapan palsu. Ia segera mencari mobil pengganti, tapi sampai larut malam menjelang pergantian haripun tak ia dapatkan. Memang banyak yang menawarkan tapi tak sebanding dengan kelas pembalap lain.

Tanpa disadari TKOA, Reinner memindahkan mesin Ford Mustang milik TKOA ke mobilnya, Toyota 86. Setelah menerima beberapa perawatan Ia langsung berangkat ke Indonesia bersama beberapa tim. Ia langsung mengerjakan proyek tersebut di Indonesia meskipun keadaannya belum cukup baik setelah kecelakaan itu. Ia pikir balapan berikutnya tinggal 2 minggu lagi.

Ternyata apa yang dikerjakan Reinner selalu sepemikiran dengan kehendak Tuhan. Ia selalu berhasil. Kemudian untuk mengirim mobilnya ke lokasi balapan berikutnya, Ia baru memberitahu TKOA untuk mengurus perizinannya. seketika itu TKOA sangat kaget dan terharu-haru dengan keputusan Reinner. Walaupun Ia ke Indonesia bahkan bengkelnya sendiri, Sera tidak mengetahuinya, Ia memohon juga kepada media untuk tidak membesarkan tragedi itu.

Akhirnya Reinner balapan dengan toyota 86 miliknya yang bermesin Kuda Amerika itu. Balapan berlangsung sangat susah bagi Reinner. Aerodynamic mobilnya bukan desain untuk balapan dengan kecepatan sangat tinggi. Apalagi tenaga mesin terlalu besar sehingga traksi yang dihasilkan juga tidak tepat. Bagi pemula hal itu sangatlah berat, benar-benar berat. Ditambah lagi poin yang harus diraih Reinner minimal harus finish di posisi kedua, itupun jika Richardson finish di posisi ketiga dan hasil akhir nantinya Reinner berada di peringkat 3. Jadi target sesungguhnya Reinner adalah di podium pertama.

lap demi lap dilalui para pembalap, terlihat Reinner sangat kesusahan melewati pembalap di depannya. Sekarang lap terakhir, Ia berada di posisi 3 dan Richardson berada di posisi pertama. Hal itu tambah memupuskan harapan Reinner.

Tetapi....

Hal yang tak terduga terjadi lagi....

Entah Tuhan berada di pihak siapa....

Pembalap kedua kehilangan kendalinya di tikungan terakhir dan menabrak mobil Richardson. Namun ajaibnya, Richardson dengan sigap dapat menguasai mobilnya dengan sangat baik sehingga langsung lanjut balapan. Tetapi kecepatan Richardon terbuang beberapa kilometer per jam sehingga tepat setelah tikungan. Reinner berada di sebelahnya persis. Riuk Ricuh para penonton benar-benar pecah. Tim Richardson dan tim Reinner sama-sama beradu tebakan sambil berharap pembalapnya melewati garis finish duluan. Tampak dari kejauhan bendera hitam putih berkibar dengan kencang. Kaki dan tangan Reinner bergetar menahan tekanan gas dan hentakan mobil kanibal itu. Richardson pun sama, Ia menginjak gas sampai mentok tanpa ada sela sedikitpun. Kedua pembalap, senior dan junior, saling beradu top speed mobil masing-masing. mereka sudah mencapai gigi transmisi maksimal. Dan....duarr!! tembakan tanda mobil pertama melewati garis finish. Ternyata, bodykit bumper sepanjang 2 cm dari body mobil lah yang memenangkan pertandingan. Yak tentu saja, Bodykit Toyota 86 milik Reinner lah yang berhasil mengangkat Reinner ke podium pertama dengan selisih waktu 00.01 detik dari Richardson. Langsung rasanya Reinner tertampar berkat dari Tuhan. Meskipun ada tanggungan memperbaiki mobil TKOA dan...tunggu sebentar. Ia lupa menanyakan kabar istrinya.

Segera setelah urusan administrasi selesai, ia menelepon istrinya namun tak ada balasan. Ia mencoba menelepon mertuanya dan ternyata 1 hadiah tambahan dari Tuhan yang tak ternilai harganya. Anak pertama Reinner lahir ke dunia disaat ayahnya mengangkat piala kemenangan.

Rasa haru pecah diantara keluarga kecil itu.

Reinner pulang dengan membawa bonus-bonus hadiah dan menyambut putranya. Ia berharap anaknya juga demikian. menggeluti dunia otomotif yang memberikan banyak sekali kejutan baginya.