Chereads / CEO Dadakan / Chapter 247 - Perselisihan

Chapter 247 - Perselisihan

Putra masuk ke ruangan Zai begitu mendapat informasi bahwa mereka sudah tiba di kantor.

Kamu kenapa di sini ucap Zai ke Putra yang terlihat duduk di kursi tamu.

Sepertinya aku sudah jarang mendengarmu memanggilku abang sekarang.

Kita berada di perusahaan sekarang, kamu memintaku profesionalkan. Aku di sini juga karena abang Imelda, jadi bukannya seharusnya kamu memanggilku abang?

Baiklah, terserah kamu saja. Tapi jangan harap aku memanggilmu abang, karena bagaimana pun kamu tetaplah bukan Meldyan.

Yang mengatakan aku Meldyan siapa? Aku pun tidak pernah menjadi dirinya, aku adalah Zai Al Hasan. Tapi secara khusus aku diminta menggantikan posisi Meldyan mewakili ibu.

Aku malas berdebat denganmu, aku tau kamu menjadi begini karena merasa posisimu sudah tidak bisa aku singkirkan dari keluarga Zen.

Kamu masih ingin menyingkirkan ku, seperti dulu kamu menjauhkan Imelda dariku. Aku pikir kamu sudah banyak berubah, tapi ternyata sama saja. Kamu ingin memiliki Imelda dan Ibu sendirian, sehingga membuat mereka seperti di dalam sangkar emas.

Cukup Zai, kamu itu seharusnya meminta maaf tapi kenapa kamu yang jadi marah.

Tolong hargai aku sebagai kakak angkat Imelda, bukan sebagai Zai yang dulu yang terobsesi dengannya. Aku tau, cintamu padanya sangat besar tapi bukan juga kamu membatasi dirinya. Kamu tau, Imelda sudah menganggapmu sebagai dunianya. Tapi tolong jangan sampai kamu membuat dunianya tidak ada penghuninya selain orang-orang yang kamu tempatkan di situ. Dia juga wanita yang tau menjaga martabat dirinya dan tau apa yang pantas dan tidak pantas dia lakukan. Kamu marah karena aku mengajak Imelda makan di Royal Golf, apa alasanmu?

Kamu tau kan, kalau keluarga Adytama dan keluarga Biandra memiliki masalah yang tidak bisa kita jelaskan ke muka umum.

Daniel sudah lama memutuskan hubungan dengan keluarga Biandra, jika kamu bisa menerima Dodzan kenapa Imelda tidak boleh dengan Daniel. Apakah karena kamu takut, Imelda akan kembali ke masa lalu?

Cukup Zai, kali ini kamu melewati batasanmu. 

Put, kamu tau! Imelda terlihat santai tadi. Dia banyak sekali tertawa, apa lagi ketika Daniel menceritakan tentang masa kecil mereka. Dia seperti kembali ke masa kecilnya, raut mukanya, tawanya ah aku benar2 menyukai itu. Aku harap kamu semakin dewasa semakin berani untuk memberikan kepercayaan kepada Imelda. Yakinlah, dia sangat mencintaimu. Tidak mungkin dia akan berubah walaupun bertemu dengan orang-orang selain orang yang kamu perbolehkan. Seperti yang ku katakan, kamu adalah dunianya.

Zai, kamu tau. Tidak mudah untukku melindunginya selama ini, aku tidak ingin muncul hal-hal yang tidak kita inginkan nantinya. Aku tau Daniel sudah berubah tidak seperti dulu lagi, tapi kamu pun pasti tau jika dia masih mencintai Imelda. Aku lelaki normal Zai, sebagaimana kamu tidak suka Feby dekat dengan Adam. Seperti itu juga aku yang tidak bisa melihat Imel terlalu dekat dengan Daniel.

Put, Daniel bahkan sudah menyerahkan Imelda padamu. Itu berarti dia ikhlas, melepas Imelda padamu. Masalah perasaan Daniel, itu hal yang dia pun tidak bisa kendalikan. Bukankah semakin banyak orang yang menyayangi Imelda itu lebih bagus. Aku tidak akan membuat mereka sering bertemu seperti pikiranmu itu. Tapi kalau memang ada moment dimana mereka bertemu maka berilah mereka luang, karena sebelum semua hal buruk itu terjadi. Daniel dulu memang selalu baik dengan Imelda dan Meldyan.

Kamu yang seperti tau bagaimana masa lalu mereka saja Zai, ingat kamu tetaplah bukan siapa-siapa dari masa lalu mereka. Sekarang seolah-olah kamu bagian dari masa lalu mereka.

Percaya dirilah, kamu lebih segalanya dari Daniel. Dan Imelda itu sangat mencintaimu, kalau kamu mencoba marah dengannya terkait kejadian hari ini. Aku yakin Imelda akan semakin tertekan. Aku tidak tau ada masalah apa kalian berdua tapi aku melihat Imelda sedikit berbeda tadi ketika ke ruanganku.

Masalah apa lagi gumam Putra, ini semua gara2 kamu.

Apa yang kamu gumamkan tanya Zai.

Sebagaimana kamu minta di hargai sebagai kakak angkat Imelda, maka aku pun ingin kamu bisa menghargaiku sebagai suami Imelda. Jadi, lain kali kamu harus menjelaskan dengan detail setiap mau mengajak Imelda kemana pun tanpa terkecuali. Jika tidak, aku tidak akan segan padamu ucap Putra.

Dih, bocah ucap Zai. Kadang-kadang wajar saja jika Imelda memilih tidak menanggapimu. Kamu memang keras kepala, dari pada kita debat tidak ada habisnya, mending aku pulang saja.

Jhon teriak Zai.

Iya Tuan.

Siapkan mobil, kita pulang sekarang.

Putra masih terlihat kesal dengan kata-kata Zai, dan berlalu meninggalkan ruangan Zai.

Zep panggilnya dari ruangannya.

Iya Tuan.

Kirim Imam untuk mendampingi Imelda mulai sekarang. Dia harus melaporkan setiap detail jika Imelda sedang bersama Zai.

Baik Tuan, saya akan mengirim Imam sebagai pengawal nyonya mulai hari ini.

Dan kamu awasi Zai, jangan sampai dia berbuat hal yang akan merugikan nama baik AGC dan keluarga Zen khususnya.

Baik Tuan, saya akan pastikan Tuan Zai tidak membuat kesalahan.

Imam di bebas tugaskan mulai hari ini dan akan menjadi pengawal khusus Imelda.

Beberapa pengawal memberikan selamat padanya, karena mulai hari ini dia akan menjadi pendamping Nyonya Muda. Dia dan Pur akan mendampingi kemana saja Nyonya mereka pergi. 

Zepri meminta izin ke Putra untuk mengantar langsung Imam ke apartemen. Dia yang akan menjelaskan protokol terkait Imelda dan anak-anak.

Putra menganggukkan kepalanya dan menyuruh Zepri keluar dengan tangannya.

Dia bukan kesal karena di ceramahi Zai, tapi apa yang dikatakan Zai memang ada benarnya. Dia merindukan Imelda yang seperti dulu, yang tertawa lepas ketika masih waktu awal mereka mulai dekat. Ketika dia bertemu dengan Apri dan teman-teman sekolahnya dulu. Putra berpikir karena selama ini mungkin Imelda sudah memiliki Prince jadi dia berusaha menjaga Image ke anaknya tapi kalau benar yang dikatakan Zai kalau Imelda bisa tertawa lepas ketika mereka bersama tadi. Berarti ada hal yang membuat Imelda tidak dapat melakukannya bersamanya selama berapa tahun ini.

Fokusnya benar-benar teralihkan, Zai benar-benar kelewatan gumamnya. Aku pastikan akan membalasmu nanti gumam Putra kesal.

Catatan dari rapat dengan Layan tadi masih terbuka di atas mejanya, apa baiknya aku kirim Dave kembali kesini saja dan Layan ke Jerman. Zepri ke Singapore untuk menyelesaikan masalah ini. Tapi dia akan menikah bulan depan, malah akan menyusahkan kalau ternyata mereka jadi LDR. Shinta bagaimana pun tidak mungkin meninggalkan pasiennya tiba-tiba. Menjauhkan pengantin baru, sama saja memberikan derita batin ucap Putra.

Atau aku akan mengirim anak Nyonya Dianah saja jika dia mau anaknya cepat berkembang gumamnya.

Apa yang membuatmu berbicara sendiri dari tadi ucap Chan yang tiba-tiba sudah duduk di sofa.

Kapan kamu masuk?

Kamu tidak seperti biasa, sampai aku membuka pintu saja kamu tidak menoleh. 

Apakah masalah di Singapore belum teratasi?

Ya, aku bukan meragukan kemampuan Lay. Tapi dia sangat polos, aku butuh orang yang sama liciknya dengan sekutu Rania. 

Tapi kamu tidak ikut menggunakan cara kotor kan?

Aku hanya akan membalikkan keadaan, aku sama sekali tidak berniat menggunakan cara kotor.

Terus kenapa kamu masih bad mood padahal sudah dapat jalan keluarnya.

Aku sebenarnya kesal sama Zai.

Zai, kenapa?

Dia mengajak Imel ke Royal Golf.

Royal Golf punya Daniel ucap Chan santai. Makan Siang di sana?

Iya.

Terus kenapa?

Putra melempar Chan dengan pulpen di depannya.

Kamu pasti bereaksi berlebihan tadi. Kamu menyusulnya? ucap Chan serius

Tidak, aku baru tau ketika selesai rapat.

Terus?

Chan ucap Putra, kamu tau kan Daniel itu menyukai Imel.

Come On, Put. Dia sudah merelakannya bersamamu waktu itu.

Tapi dia masih mencintai Imel.

So, what's your problem? Laki-laki itu selalu memegang ucapannya. Apalagi itu Daniel Bian, dia bukan orang yang mudah menarik ucapannya kembali.

Maksudmu ucap Putra menghempaskan badannya ke kursi di depan Chan, aku berlebihan karena tidak suka Zai melakukan itu.

Put, kamu sudah punya anak 2 dengan Imel. Kalau kamu masih cemburu karena Imel makan di Resto Daniel itu berlebihan. Kamu sudah bicara dengan Imel?

Belum, dia pun tidak menghubungiku.

Ini saranku, jangan bereaksi berlebihan kalau kamu tidak ingin kalian ribut.

Maksudmu, aku pura-pura tidak tau.

Bukan juga begitu. Imelda pasti tau kalau anak buahmu mengabarimu, tapi kalau kamu bersikap berlebihan. Kamu harus bersiap untuk menabuhkan genderang perang.

Kenapa?

Karena sebenarnya sama dengan kita, mereka tidak suka jika tidak di percaya. Aku yakin kali ini dia akan marah padamu jika kamu mengungkapkan hal itu.