Chereads / CEO Dadakan / Chapter 243 - Wawancara

Chapter 243 - Wawancara

Kamu sudah oke ucap Putra ke Zepri yang duduk di depan meja rias.

Tuan tidak perlu menemani saya, saya sudah biasa menghadapi wawancara.

Kamu seperti tidak tau Iku saja, kalau aku sekarang duduk di rumah maka dia akan memaksa untuk menemanimu di sini jadi aku berinisiatif ke sini dulu saja sebelum pulang.

Bagaimana Shinta? Dia tidak gugupkan tanya Putra.

Shinta sepertinya gugup karena kalau dari kejadian di mall tadi Shinta benar-benar takut dengan Roby.

Yah, kamu pasti bisa menghilangkan keraguannya lambat laun. Kegagalannya kemarin membuat dia takut membuat kesalahan jadi karena itu dia sangat terlihat tidak ingin kamu susah karenanya.

Terima kasih Tuan sudah mensupport saya.

Wah, dokter Shinta terlihat sangat berbeda jika seperti ini ucap Putra. Sudah cocok jadi Direktur kalau tampilannya begini.

Tuan membuatnya tambah malu ucap Zepri ke Putra yang tertawa.

Dengan baju blazer abu dan make up tipis serta satu set perhiasan sederhana yang di berikan oleh Zepri tadi. Shinta terlihat seperti wanita yang berbeda.

Bagaimana kalau kita berfoto ucap Putra.

Shinta terlihat kikuk.

Aku harus membuat laporan ke Imelda agar dia tenang, dia dari tadi mengirimiku pesan untuk diam-diam mengirimkan foto kalian. Sambil menunjukkan isi pesan Imelda, Putra memberikan hp nya ke Jhoni.

Jhoni sigap mengambil beberapa foto dan mengembalikan handphone Putra.

Tuan acaranya segera di mulai.

Direktur WWC yang mendapat info bahwa Putra juga datang, langsung turun ke tempat wawancara. Dia menemani Putra duduk di depan tempat wawancara.

Zepri pasti lelaki yang luar biasa sampai Tuan sendiri yang mengurus masalahnya.

Dia sudah seperti saudara bagi kami, dan dia lelaki yang baik. Karena itu aku sangat meminta bantuan Tuan agar bisa menggiring opini ke arah yang baik untuk Zepri dan dr. Shinta.

Tuan tenang saja, aku tidak akan mengkhianati kerjasama kita selama hampir 10 tahun ini.

Aku benar-benar mengandalkanmu ucap Putra.

Dengan senang hati tuan, kami akan membuat penilaian masyarakat tentang dr. Shinta berbalik dalam waktu 24 jam.

Aku yakin padamu ucap Putra.

Zepri terlihat semakin tampan, dengan balutan Jas Abu sehingga serasi dengan Shinta.

Shinta yang awalnya grogi walaupun dia sering bertemu orang-orang tapi baru kali ini dia yang di wawancara , biasanya selama ini dia yang bertanya kepada pasiennya, biasanya dia yang mendengarkan orang berbicara tapi kali ini dia yang harus menjelaskan tentang dirinya.

Setelah pertanyaan tentang hubungan mereka, akhirnya sesuai skrip akan masuk pembahasan ke keluarga dan proses lamaran mereka.

Zepri terlihat sangat bersemangat menceritakan bagaimana proses lamaran mereka dan persiapan pernikahan mereka bulan depan.

Bagaimana dengan keluarga dr. Shinta? Yang kami tau keluarga dr. Shinta adalah keluarga dokter, apakah tidak menjadi masalah memiliki calon suami dari luar kalangannya.

Sepertinya Zepri yang lebih pantas menjelaskannya karena dia yang merasakannya langsung.

Awalnya aku benar-benar gugup begitu akan menemui kedua orang tua Shinta, karena sebagaimana semua orang tau aku bukan terlahir dari keluarga berada. Ayahku hanyalah buruh bangunan dan ibuku dulu sempat mengambil jasa menjadi asisten rumah tangga. Kalau bahasa kasarnya saya terlahir dari keluarga benar-benar miskin. Awal sekali karir saya di AGC adalah seorang pengawal. Saya di rekrut tuan Putra pada saat itu untuk menjadi pengawal khusus Nyonya Imelda.

Wah, ini cerita yang benar-benar seru. Bagaimana Tuan Zepri bisa menjadi sehebat sekarang?

Saya masuk ke AGC dengan berbekal sertifikat bela diri dan ijazah SMA, umur saya waktu itu 19 tahun jadi hanya selisih 2 tahun dengan usia Nyonya. Pada saat itu Nyonya akan melanjutkan studinya karena tugas saya adalah mengawal Nyonya, Tuan Putra juga meminta saya melanjutkan studi bersama dengan Nyonya. Jadi waktu itu bahkan saya tidak merasa sebagai pengawal karena aktifitas saya malah pergi ke kampus dan ikut Nyonya nongkrong dengan teman2 kuliah kami.

Berarti Tuan juga lulusan luar negeri.

Ya, S2 saya lulusan Jerman. Saya lulus 1 tahun lebih cepat dari Nyonya karena Nyonya sempat SO karena melahirkan Prince, tapi saya sangat bangga dengan semangat Nyonya. Beliau terus menyelesaikan pendidikannya tanpa sekalipun mengeluh.

Wah, luar biasa perjalanan hidup Tuan Zepri. Awalnya saya pribadi mengira Tuan termasuk dari kalangan tertentu karena kalau melihat Tuan di majalah bisnis atau melihat langsung sekarang siapa pun pasti tidak akan percaya latar belakang tuan. Sekarang Tuan sudah memiliki posisi yang tidak diragukan lagi, kenapa tuan masih menjadi kepala pengawal keluarga Zen? Apakah itu karena balas budi karena sudah di sekolahkan?

Ini pengabdian. Sebenarnya saya sempat menjadi Manager Cabang di Jerman setelah menyelesaikan studi tapi akhirnya saya kembali ke sini karena ingin menjaga keluarga Zen. Seperti bagaimana Tuan dan Nyonya menjaga saya sekeluarga hampir 10 tahun ini.

Apakah dr. Shinta tidak masalah dengan pilihan pengabdian yang dilakukan Tuan Zepri?

Aku sangat memahami yang dirasakan Zepri, karena itu aku sudah mengatakan padanya untuk terus melakukan yang dia yakini benar dan baik. Seperti keluarga Zen yang memperlakukannya sebagai keluarga, begitu juga kami kepada mereka.

Jadi bagaimana tanggapan keluarga dr. Shinta tentang Tuan?

Apakah kamu percaya takdir tanya Zepri?

Ya, ucap pewawancara.

Pertemuanku dengan Shinta adalah takdir yang aku yakini. Pada saat aku mengajak Shinta menikah syaratnya adalah mendapatkan persetujuan dari kembarannya, bukan orang tuanya. Itu hal yang aneh untukku, mana ada orang menikah hanya mendapat restu kembarannya walaupun mungkin bagi Shinta dia memiliki alasan untuk itu. Aku menghubungi Shanti dan mengatakan ingin berbicara dengannya dan orangtuanya.

Terus?

Ternyata aku sudah mengenal orang tuanya.

Wah, bagaimana bisa? Apakah Tuan pasien dari orang tua Shinta?

Bukan, aku mengenal Mama Shinta karena kebetulan. Kami bertemu di suatu mall ketika saya sedang menunggu Nyonya berbelanja di mall.

Apakah dokter Shinta tau itu?

Aku baru tau ketika dia mengajak keluargaku untuk memberikan surprise lamaran. Pantas saja ketika aku mengatakan menerima ajakannya menikah dengan syarat mendapat persetujuan Shanti, dia mengatakan bagaimana dengan restu Mama dan Papa. Jadi dia sepertinya lebih takut Shanti menolaknya, karena sudah tau siapa Papa dan Mama ku.

Ini berarti keluarga dokter Shinta langsung menerima Tuan Zepri tanpa penolakan sama sekali.

Mama bahkan begitu tau Zepri lelaki yang berencana melamarku langsung menelepon kakak laki2 ku yang sedang di Luar Negeri. Mengatakan bahwa dia harus langsung pulang karena aku akan menikah. Padahal waktu itu aku belum merencanakan apa pun.

Itu namanya keberuntungan ucap Zepri.

Ya, karena kamu orang baik maka kamu selalu mendapatkan keberuntungan ucap Shinta.

Kakak laki-laki dr. Shinta di luar negeri?

Ya, kakak ku bekerja di Austria sekarang dan menetap di sana bersama keluarga kecilnya dan berencana pulang 2 minggu lagi.

Beliau apakah sudah merestui juga?

Kalau sekarang kakak ku sebenarnya tidak terlalu mencampuri urusan percintaan kami. Mungkin karena dia jauh dan sudah sangat sibuk sekarang, beda halnya ketika dulu dia di sini. Mungkin Zepri akan di test berkali-kali olehnya.

Apakah tuan Zepri belum berkomunikasi dengan saudara laki-laki dr. Shinta?

Sudah ucap Zepri. Melalui video call dan messanger, tapi kami sudah banyak berdiskusi tentang banyak hal. Zepri mengeluarkan hp nya dan menunjukkan pesan-pesan mereka.

Shinta kaget mendengarkan jawaban Zepri. Kamu serius sudah menghubungi kak Raffa?

Zepri memberikan handphonenya ke Shinta.

Shinta tersenyum sambil melihat ke arah Zepri yang masih fokus ke pewawancara.

Apa ada pesan yang ingin Tuan sampaikan kepada kedua keluarga atau fans-fans tuan?

Sebenarnya saya sedikit kaget mengetahui ternyata media sosial Shinta banyak di serbu oleh orang-orang yang jelas kami sama-sama tidak kenal. Saya mengucapkan sangat berterima kasih atas perhatian kepada saya dan Shinta. Seperti banyak-banyak komentar tidak baik yang sempat saya baca, saya hanya ingin teman-teman semua berpikir cerdas atas semua berita yang beredar. Dan kalau memang pilihan kami berdua salah, biarkanlah kami menjalaninya. Karena bagaimana pun benar atau salah pilihan kami, yang akan menanggungnya juga kami. Sekali lagi saya ucapkan terima kasih kepada semua orang-orang baik yang terus mensupport kami baik secara langsung maupun melalui akun media sosial. Satu hal yang selalu saya percayai, semua hal baik yang kita lakukan untuk orang lain. Akan tetap kembali kepada kita semua, jadi jangan pernah takut untuk melakukan hal-hal baik. Walaupun sekecil apa pun.

Kalau dr. Shinta apa yang ingin disampaikan?

Seperti Zepri, saya pun mengucapkan terima kasih kepada keluarga besar Zepri terutama karena bisa menerima saya apa adanya. Ditengah banyaknya pemberitaan tidak baik yang saya terima akhir-akhir ini, Ibu Zepri mengatakan kepada saya bahwa percayalah orang baik tidak akan pernah berkomentar tidak baik tentang orang lain. Dari situ saya belajar bahwa, tidak perlu mengomentari hal itu. Untuk orang-orang yang entah saya kenal atau tidak, yang telah memberikan banyak komentar tentang saya. Saya ucapkan terima kasih, karena bagaimana pun setiap perkataan kalian itu ibarat wejangan untuk saya. Seperti kata Zepri, ambil yang baik dan tinggalkan yang buruk. Kalau pun sampai nanti dari pihak kami mengambil tindakan, tidak lain hanya karena kami ingin mereka tau bahwa ketika kami terluka atau dilukai. Tidak hanya kami yang terluka, tapi ada perasaan orang-orang di sekitar kami yang memang harus kami juga jaga. Bagaimana kalian memiliki orang yang melindungi kalian dan terluka ketika kalian sakit, begitu pun kami merupakan anak atau saudara dari orang lain juga.

Wah, saya sampai tidak bisa berkata apa-apa. 2 orang yang hebat ada di depan saya, dan saya yakini kalau kalian berdua adalah orang baik.

Mengutip pesan dari yang disampaikan oleh dr. Shinta tadi bahwa setiap orang adalah anak, adik dan teman bagi orang lain juga. Jadi jika kalian menyakiti seseorang, mungkin saja yang sakit tidak hanya orang tersebut. Tapi ada keluarga dan orang terdekat yang akan ikut sakit. Maka dari itu, mari kita menebarkan banyak cinta dan kebahagiaan.

Kami dapat sedikit bocoran, bahwa selain dari wawancara ini. Tuan Zepri akan mengeluarkan sebuah buku biografi dalam waktu dekat. Kira-kira kapan Tuan?

Bukunya dalam proses finalisasi, dan akan launching minggu depan. Awal sekali pembuatan saya merasa kurang cocok tapi ketika penulis ingin memberikan pesan positif ke semua orang bahwa siapa pun kita, dengan kerja keras kita bisa menjadi siapa kita.

Wah, ini semakin menarik. Saya tidak sabar untuk segera membaca bukunya. 

Tenang saja, saya akan memberikan teman-teman di sini undangan untuk acara launchingnya minggu depan.

Terima kasih sekali lagi Tuan Zepri dan Nona Shinta. Senang bisa berbincang dengan kalian hari ini.