Chereads / CEO Dadakan / Chapter 228 - Keluarga

Chapter 228 - Keluarga

Shanti masih bawaan ngantuk ketika membuka pintu untuk Shinta.

Kemana aja kamu, jam segini baru kembali. Aku sampai ketiduran menunggumu. Shanti sambil berjalan mau kembali ketempat tidur.

Ti, aku bersama seseorang.

Shanti langsung mengurungkan niatnya untuk menarik selimut.

Dilihatnya Zepri di belakang Shinta.

Oh, maaf.

Tidak apa2, aku mengantar Shinta saja. Aku akan memeriksa ruang kontrol sebentar dan kembali lagi ke sini. Kalian silahkan bersiap dulu. Zepri berpamitan dan langsung pergi ke ruang kontrol untuk mengecek persiapan pergantian shift pagi ini.

Zepri memberikan perintah untuk yang berganti shift bersiap ke tempat masing-masing sambil menunggu perintah selanjutnya. Akan ada perubahan orang mendampingi di yacht, jadi karena kemungkinan ada perubahan jumlah yang ikut. Maka yang ada di Yacht utama hanya Purnama dan Zepri sedangkan 7 orang lagi menggunakan kapal lain.

Zepri lupa kalau dia tidak memiliki nomor Shinta untuk menanyakan apakah mereka sudah siap.

Dia menghubungi extension kamar Shinta, tapi tidak tersambung.

Setelah menerima laporan dari koordinator keamanan, Zepri menjemput Shinta kembali.

Shinta dari tadi sibuk mengomel ke Shanti yang masih santai berdandan.

Buat apa sih kamu dandan kayak gitu, kitakan cuma mau main saja.

Kamu tau pagi ini aku sudah janji ke Ray dan Byan buat main bersama. Jadi aku harus terlihat cantiklah.

Kamu serius sudah mau beralih hati?

Sudah ku katakan, aku sudah merelakan Adam jadi aku mulai membuka peluang untuk Byan. Kamu sendiri, semalaman bersama sekretaris Tuan Putra. Si Ray berkali kali menanyakan mu itu benaran single atau tidak. Kamu sendiri bagaimana dengan Zepri?

Sejauh ini dia menyenangkan, dia tidak semembosankan yang aku pikirkan. Orangnya sangat baik dan sopan.

Terus Ray gimana?

Kan kita baru berkenalan semalam, terus gimana apanya.

Seenggaknya kamu harus segera memutuskan, jangan sampai kamu dianggap memberi harapan. Nga semua orang bisa di ajak hanya berteman baik.

Ta, kamu tau kan kalau aku baru membatalkan pertunanganku 2 tahun lalu.

So, apa masalahnya? Kan kamu yang di khianati. 2 tahun adalah waktu yang lama untuk orang yang dikhianati sepertimu. Pacaran 5 tahun, 4 tahun di selingkuhi. Bahkan kredit apartment kalian saja sudah lunas. Dia bahkan sudah menikah tahun kemarin dengan selingkuhannya, kamu masih gini-gini saja.

Semua tidak semudah yang kamu katakan Ti, aku pun bukan wanita yang sempurna. Terjadinya perselingkuhan itu pasti karena ada rasa tidak puas dari dirinya atas diriku.

Kamu yang terlalu menyalahkan dirimu sendiri, sekali berselingkuh tetap akan menjadi tukang selingkuh karena bukan karena kekurangan tapi sudah menjadi penyakit. Kamu juga tau itu, tapi kamu malah seperti orang bodoh kalau sudah soal itu.

Sudahlah, kita tidak usah membahas ini lagi. Setiap membahas soal orang itu rasanya emosiku tidak bisa dikendalikan. Yang harus kamu tau, bagaimana kamu ingin aku bahagia. Begitu pun harapan besar ku untukmu.

Zepri mengetuk pintu kamar sambil menyesuaikan raut wajahnya. Dia bukannya mau mendengar percakapan mereka tapi suara kembaran Shinta terdenger sampai luar sedangkan suara Shinta hanya samar2 terdengar oleh Zepri.

Shinta membuka pintu dan menarik Shanti ikut beriringan dengannya. Apakah kalian menunggu terlalu lama?

Tidak, kebetulan Shanti juga baru selesai.

Tuan Zepri, are you married?

Mukaku terlihat tua sekali ya ucap Zepri. Sampai di kira sudah menikah.

Oh, bukan. Aku hanya memastikan saja, karena semalam kembaran ku ini tidak pulang ke kamar jadi aku hanya ingin memastikan dia tidak bersama suami orang.

Kebetulan i'm not marriage and single.

Sudah berencana menikah dalam waktu dekat cecar Shanti.

Belum ada kepikiran ke sana sejauh ini.

Why? Padahal Tuan tampan, Mapan.

Harus aku jawab ya tanya Zepri sambil tertawa.

Ti, ini nga lucu.

Apa sih Ta, aku cuma bercanda kamu seserius itu.

Maaf ya Pri, kadang2 Shanti bercandanya suka berlebihan.

Nga masalah, aku tau kalau kembaranmu hanya mengkhawatirkanmu saja. Sama seperti aku yang kadang memang seperti orang tua kalau sudah masalah pasangan ke adik-adikku.

Benerkan Ta, kamu saja yang berpikir berlebihan. Kita perhatian kan karena keluarga kan ya, kalau tetangga mah bodo amat.

Aku paham, itu salah satu cara mengungkapka rasa sayang kepada orang yang kita sayangi. Bukankah tidak hanya melalui kata2, bisa perbuatan dan sikap juga.

Pinteran sekretaris AGC kalau masalah ini. Sering gombalin cewek pasti.

Apakah aku jadi terlihat playboy nya tanya Zepri?

Kamu lucu, dari tadi nanya terus. Kayak cerdas cermat jadinya.

Aku hanya berusaha terlihat baik di depan kalian, bukankah wajar jika orang berubah ketika bertemu dengan orang-orang yang cantik.

Oh, oh... berarti kami pasti jadi salah satu concern mu ya.

Tu kan Ta, orang2 kayak Tuan Zepri ini tegas dan tidak bertele-tele.

Alah kamu di depan Zepri gini, giliran tadi aja kamu bela-belain mereka.

Ray dan Byan melambaikan tangannya ketika mereka memasuki tempat breakfast.

Ta, tahan Zepri ketika Shinta akan mengikuti langkah Shanti.

Ya.

Bisakah kalau kita duduk di sana saja, sambil menunjuk meja di depan ruang VIP.

Aku panggil Shanti dulu ya.

Kalau kita berdua saja boleh? Aku ingin mengobrol berdua dengan mu, itu pun kalau kamu tidak keberatan.

Shinta melihat ke arah Shanti yang sudah cipika cipiki dengan Byan.

Ray melihat ke arah Shinta sambil tersenyum lebar.

Kita ke sana sebentar boleh, aku akan menyapa mereka sebentar.

Aku ambilkan kamu kopi saja ya, dan aku tunggu di sana ucap Zepri.

Oh, oke ucap Shinta.

Zepri tau siapa Ray dan Byan. Film mereka masuk box office bulan lalu, jadi mereka termasuk artis yang diperhitungkan sekarang. Dia juga bergerak di dunia entertaint jadi jelas dia tidak ingin bersinggungan dengan orang dari dunia ini.

Ray terlihat tidak menyukai Zepri dari caranya menatap Zepri tadi, jadi Zepri memilih tidak bersinggungan dengannya. Apa lagi mereka adalah teman dekat Zai, ibarat di negara ini. Trio macan, mereka dikenal dengan Three Lion Kings di kanca internasional.

Ray memaksa shinta duduk bersama mereka, tapi Shinta beralasan jika ada beberapa hal yang masih harus mereka bahas.

It's not fear ucap Ray, ketika melihat Shinta menghampiri Zepri yang sudah terlihat mengambil beberapa makanan yang diletakkan di atas meja.

Come on, kaliankan semua baru berkenalan dengan kembaranku. Jadi, di sini masih waktunya kompetisi. Kamu harus cepat bergerak kalau memang serius dengan kembaranku. Kelihatannya Tuan Zepri tidak akan memberimu banyak peluang untuk mendekati kembaranku.

Aku bukan orang yang mudah menyerah soal wanita, dan semua wanita di dunia ini menginginkan diriku.

Ya, itu wanita di dunia ini. Tapi bukan kembaranku, dia punya penilaian sendiri tentang lelaki.

Bagaimana penilaiannya tentangku?

Dia senang bisa mengenalmu.

Sesuai dugaanku.

Tapi hanya sebatas mengenal, untuk tahap selanjutnya kamu harus berusaha keras karena kembaranku tidak mudah untuk urusan perasaan.

Ta, aku tidak bermaksud mengganggu waktu kalian. Hanya saja aku sudah lama tidak berbicara senyaman ini dengan wanita.

Wah, sekretaris direktur utama AGC sepertinya sudah terbiasa merayu seperti ini.

Aku tidak merayumu, Sumpah ucap Zepri serius ke Shinta.

Shinta tertawa melihat perubahan ekspresi Zepri.

Ta, apakah kamu ada rencana menikah dalam waktu dekat?

Shinta yang sedang meminum kopi nya, langsung batuk mendengar pertanyaan Zepri.

Sorry... Sorry... Zepri langsung memberikan tisu ke Shinta.

Kamu berencana mengajakku menikah tanya Shinta?

Oh, bukan. Aku hanya ingin mencari tau, aku tidak ingin kalau aku menghalangimu. Siapa tau kamu berencana mencari jodoh secepatnya, sehingga aku akan mundur teratur.

Maksudnya?

Karena aku tidak berencana menikah dalam waktu dekat.

Terus apa hubungannya denganku?

Aku merasa nyaman denganmu, tapi aku jujur tidak punya rencana untuk menikah.

Kenapa? karena kamu takut kalau menikah, kamu tidak bisa membantu adik-adikmu lagi.

Zepri terdiam.

Jangan aneh, aku kan psikiater Pri. Masalah yang kamu hadapi ini, bukan masalah besar. Hampir semua orang sepertimu, menganggap adik2 mu adalah tanggung jawabmu sebagai pengganti orang tuamu.

Tapi kenapa kata Tuan Putra aku aneh.

Karena Tuan Putra pasti merasa kamu adalah tanggung jawabnya, seperti kamu merasa adik2mu adalah tanggungjawab mu. Sebelum kamu menemukan pendamping, pasti mereka menganggap mereka belum selesai tugasnya.

Jadi secara tidak langsung dengan aku belum menemukan jodoh, aku menjadi beban mereka.

Belum tentu beban Pri, lebih ke menambah pikiran mereka tentangmu.

Berapa tahun kamu sudah bergabung ke AGC?

Dari Nyonya umur 17 tahun, aku waktu itu baru 18 tahun. Aku lebih tua 1 tahun dari Nyonya, karena aku memiliki 3 adik di bawahku jadilah aku tidak melanjutkan kuliah.

Jadi kamu menemani nyonya sampai sekarang, wajar saja jika Tuan Putra sangat memperhatikanmu.

Sebenarnya kadang aku malu terhadap mereka berdua, akulah penjaga mereka tapi mereka selalu menjaga keluargaku. Adik pertamaku dan kedua menerima beasiswa dari AGC sampai kuliah, padahal aku sendiri menerima fasilitas pendidikan sama dengan Nyonya.

Kamu berarti lulusan Jerman juga?

Ya, S1 kami di universitas X, lalu kami melanjutkan S2 di Jerman.

Mereka berarti menganggpmu bukanlah pegawai, tapi keluarga. Karena itu juga tambahan salah satu alasan kamu belum mau menikahkan. Kamu takut orang yang kamu sukai, tidak bisa menerima jika kamu mengutamakan mereka dari dia.

Zepri seperti mendapat sambaran dari Shinta. Benar mungkin itu alasan terkuatnya sekarang, dia tidak ingin jika dia memiliki seseorang di sampingnya. Dia tidak akan bisa fokus 100% mengurusi keluarga Zen.

Sebenarnya itu hal yang mudah Pri, jika kamu bisa meyakinkan wanita itu bahwa Tuan Putra dan Nyonya Imelda bukanlah atasan tapi saudara bagimu. Jadi, dari awal kamu bisa menjelaskan padanya apa yang kamu ingin berikan kepada keluarga ini. Dan apa yang ingin kamu berikan kepada keluargamu kelak. Dilihat dari cara mereka memperlakukan adik2mu, mereka pasti akan memperlakukan pasanganmu dengan baik juga. Seorang saudara tidak akan membuat saudaranya berada dipilihan antara dirinya dan orang yang jelas dicintainya.