Feby menghubungi ayah dan ibu nya kalau dia tidak bisa ikut menjemput ke bandara, yang menjemput Datuk Noer dan Putra.
Bu, apakah ayah masih tidak mau bicara kepadaku?
Kamu seperti tidak tau ayahmu saja, banyak pemberitaan akhir-akhir ini membuat ayahmu semakin ingin segera bertemu denganmu. Dia bukan tipe yang suka berbicara di telepon.
Maafkan aku bu, aku tau kalian pasti terkejut mendapat informasi ini. Tapi aku benar-benar mencintai Zai, kalau perlu aku akan menerima semua persyaratan yang ayah berikan asal ayah merestui kami.
Jangan berkata seperti itu kepada ayahmu, lihat situasinya saja. Siapa tau setelah sampai di Indonesia, emosi ayahmu akan mereda.
Kami sangat mengandalkanmu bu, ini Zai mau bicara.
Salam Ibu, bagaimana kabarmu?
Sehat, bagaimana kamu Zai?
Sudah semakin membaik ibu, sekali lagi Zai meminta maaf atas kekacauan belakangan ini.
Ibu paham tapi ayah Feby masih keras kepala, semoga setelah kalian bertemu langsung nanti situasinya akan berubah. Feby paling tau bagaimana meluluhkan hati ayahnya, yang penting kamu harus bersabar sampai Ayah Feby bisa menerimamu.
Baiklah bu, Zai akan menunggu sampai Ayah bisa menerima Zai.
Sebentar lagi pesawat kami akan berangkat, sampai bertemu ya nak. Ibu menyayangimu.
Apa yang harus aku lakukan by ucap Zai.
Ayahmu masih belum merestui kita.
Beliau sudah memberikan izin saja sebenarnya berarti beliau sudah merestui tapi bagaimana pun seorang ayah tidak akan semudah itu melepaskan putri tunggalnya. Apa lagi akhir2 ini terlalu banyak kontroversi tentang mu.
Tapi Ayahmu tidak akan sampai melarang hubungan kita kan?
Kalau dia melarang, dia tidak akan memberikan izin pesta ini di gelar.
Berilah tips dan trik meluluhkan Profesor Thomas padaku, ucap Zai.
Ini rahasia sebenarnya, jika nanti aku berlutut pada Ayah berusahalah untuk mengikutiku. Dengan kondisimu yang masih di kursi roda, ayahku pasti akan lebih bersimpati pada usahamu.
Itu hal yang mudah ucap Zai, bahkan aku bisa sampai tiduran di lantai asalkan beliau bisa merestui kita.
Tidak harus sampai seperti itu ucap Feby. Aku akan menyiapkan pakaianmu, kita sudah harus turun kebawah begitu Putra menginfokan mereka sudah perjalanan ke sini.
Berikan jas terbaikku ucap Zai, aku seharusnya membawa tim tata riasku agar terlihat tampan.
Kamu sudah tampan Zai, dan ayahku tidak terlalu suka dengan lelaki yang berdandan. Dia menyukai lelaki yang gagah ucap Feby.
Untung kamu memberitahuku ucap Zai. Kalau begitu aku mau mandi dulu.
Perlu aku isi bathtub tanya Feby.
Tidak usah, karena penerbangan ke sini hanya 1 jam. Kalau aku menggunakan bathtub maka kita akan telat menyambut ayah dan ibu mu. Berapa orang yang akan datang bersama ayah dan ibu?
Sekitar 9 orang, ayah ibu. Serta 7 orang lagi ada paman, bibi dan sepupuku. Aku akan menjelaskan satu persatu padamu, jadi cepatlah mandi.
Baiklah, kamu bersiaplah duluan. Letakkan saja bajunya di tempat biasa.
Feby membongkar kopernya yang diantar Zepri dan mulai berdandan. Sudah lama dia tidak berdandan, hampir satu bulan ini dia tidak kemana-mana. Semua aktifitas dilakukan di rumah jadi dia hampir tidak pernah menggunakan make up kecuali ketika pengambilan foto kemarin. Untung saja Ajeng bersedia membantunya berbelanja beberapa pakaian dan ikut memberikan saran untuk penampilan Feby.
Zai memandangi Feby yang sedang menata rambutnya. Apakah kamu tidak bisa membiarkan rambutmu terurai by?
Kenapa? Apakah tidak bagus?
Terlalu bagus ucap Zai, sampai aku tidak ingin kamu dilihat orang lain.
Baiklah, Feby menyisir rambutnya lagi dan memasang jepit rambut bercorakkan bunga di rambutnya. Dia mengikat sebagian rambutnya dan merapikan bagian depan.
Bagaimana begini?
Masih tetap cantik ucap Zai, menghembuskan nafasnya agak berat. Sepertinya karena make upmu ucap Zai.
Ini sudah setipis mungkin Zai, tidak mungkin aku keluar tanpa make up sama sekali. Apa nanti kata orang? Calon istri artis terkenal kucel.
Tapi aku lebih suka kamu tanpa make up.
Ya, tapi kalau aku tanpa make up. Maka ayahku akan berkata, gara2 mengurusi lelaki ini sampai2 anakku tidak sempat lagi mengurus dirinya.
Apakah memang seperti itu by?
Tentu tidak Ai, aku hanya menilai dari pandangan orang lain. Bisa2 ayahku tambah marah.
Kalau begitu kamu boleh berdandan secantik mungkin, biar ayahmu tau. Kalau aku mendewikan kamu.
Feby tertawa melihat reaksi Zai. Kamu memang mudah sekali terpancing ucap Feby.
Apa pun, yang bisa membuat ayahmu merestu kita. Akan aku bolehkan.
Sudah jangan berlebihan Ai. Jadilah dirimu sendiri, ayahku orang baik. Asalkan dia melihat ketulusanmu, dia pasti akan luluh. Percayalah....
By, ini kali pertama aku melihat mu memakai dress. Apakah menurutmu ini tidak terlalu pendek ucap Zai ketika melihat Feby berdiri.
Tidak ucap Feby, aku biasa menggunakan dress seperti ini ketika praktek. Hanya saja, selama mengurusimu terlalu ribet untukku menggunakan pakaian seperti ini.
Hemmm, apakah tidak ada yang lain?
Ai ucap Feby. Ini masih dalam batas normal. Kenapa artis hollywood seperti mu jadi kolot. Aku dibesarkan di LN, jadi berpakaian seperti ini sudah biasa. Hanya cara pandangmu saja yang sekarang salah.
Bukan salah by, tapi kamu terlalu cantik memakai pakaian seperti ini.
Karena itu, aku akan terlihat pantas bersanding denganmu. Jadi jangan protes, ingat semua prosesi yang kita jalani akan dibuat menjadi film pendek. Kamu tidak boleh egois dengan tampan sendirian. Aku juga harus terlihat cantik di film itu.
Baiklah, aku mengalah. Sebenarnya apa pun yang kamu gunakan tetap akan terlihat cantik, karena cantikmu itu dari dalam bukan dari apa yang kamu pakai.
Jangan gombal, sekarang kita harus turun ke bawah.
Feby membuka pintu, lalu John mengambil alih untuk mendorong kursi roda Zai.
Ai, ini serius kita di shoot seperti ini terus.
Ini kan demi film pendek kita by.
Oh baiklah, Feby mencoba merapikan jas Zai.
Ayah teriak Feby lalu memeluk ayahnya yang baru turun dari Limosin di susul Ibu dan Ayah Zai serta Datuk Rahman.
Nak, sudah besar jangan berlari seperti itu. Malu di lihat orang-orang.
Tapi aku merindukan ayah ucap Feby sambil bergelanjutan di badan ayahnya.
Oh ya, Tuan Thomas perkenalkan ini anak saya Zai Al Hasan.
Zai mengulurkan tangan dan mencium tangan ayah dan ibu Feby.
Seperti yang sudah saya ceritakan, bahwa Zai masih dalam masa pengobatan.
Salam kenal Ayah dan Ibu ucap Zai.
Kamu ternyata lebih tampan dari di TV ucap ibu Feby.
Bagaimana jika kita masuk dulu, dan kami sudah menyiapkan makan siang. Setelah makan siang dan mengobrol, kami akan memberikan waktu pribadi untuk kedua keluarga inti saling mengenal.
Feb, serius kamu mau menikahi artis itu ucap sepupu Feby ketika mereka berjalan menuju lounge. Menurut berita dia kemungkinan tidak bisa sembuh.
Hust, tidak ada yang tidak mungkin di dunia ini. Kami akan mencari pengobatan terbaik di dunia ini untuk Zai. Jangan cepat mengambil keputusan.
Kamu cantik, karir bagus kenapa juga malah meninggalkan semuanya hanya demi seorang artis yang akan pensiun ini.
Sampai sekarang kamu masih tidak berubah ucap Feby ke salah satu sepupunya. Kalau kamu datang hanya untuk menghina Zai, lebih baik kamu pulang saja. Kedatangan kamu di sini, bahkan semua fasilitas yang kamu nikmati di hotel ini. Semua dari keluarga Zai, tidak sepeserpun aku mengeluarkan uang untuk acara ini. Jadi jika kamu tidak bisa mengatur kata yang keluar dari mulutmu maka tidak segan aku akan meminta pengawal mengeluarkanmu dari sini.
Kamu pikir aku tidak punya uang. Aku datang ke sini hanya ingin mencari kesenangan, sama melihat kesususahan orang lain.
Uangmu tidak berlaku di sini, karena Ayah Zai sudah membooking hotel ini sampai 6 hari ke depan. Dan juga, bukan aku tidak tau jika akhir2 ini chanel mu tidak ada yang menonton lagi. Bukankah kamu datang ke sini, untuk bahan chanel mu. Tapi maaf ini private party jadi tidak ada yang boleh membawa mengambil gambar apa lagi video. Semua kamera juga di sita. Tapi kalau kamu berkelakuan baik, aku akan meminta Zai untuk meluangkan waktu agar kamu bisa mewawancarai kami selesai acara.
Kamu serius ucap Brian antusias.
Ya, tergantung sikapmu. Dan aku ingin kamu membantu aku membujuk ayah. Jika itu berhasil, aku akan membuat Zai mau di wawancarai oleh mu.
Itu masalah mudah, yang penting kamu memegang janjimu.
Kamu tau aku seperti apa ucap Feby, sambil berlari kecil menyusul Zai yang dari tadi sibuk menoleh ke arah belakang.