Chereads / CEO Dadakan / Chapter 195 - Siti Zahirah

Chapter 195 - Siti Zahirah

Hirah, wanita yang dulu pernah menemani Zai. Dengan rambut keriting gantung, bulu mata lentik, kulit putih dan hidung manjung. Pandangan matanya selalu menyejukkan. Dari awal Imelda bertemu dengannya, dia wanita yang lemah lembut. Perkataannya selalu menyejukkan orang-orang yang mendengarnya. Dia tidak pernah berhenti tersenyum ketika berbicara dengan orang lain. Imelda benar-benar menyukainya, dia lebih tua dari Imelda secara umur tapi mukanya sangatlah imut. Pernah terbersit di pikiran Imelda jika Hirah adalah wanita yang paling pantas mendampingi Zai. Tapi ketika Imelda dan Zai bertemu lagi, ternyata mereka sudah memutuskan untuk berpisah. Zai tidak memberi tau alasan pastinya, yang Imelda dengar dari Manajer Zai bahwa mereka selalu ribut setiap Zai memutuskan untuk kembali menemui Imelda sampai akhirnya Hirah meminta Zai memilih antara Imelda atau dirinya.

Entah apa yang membuatnya cemburu terhadap dirinya yang jelas sudah menikah dan memiliki Prince. Setiap Imelda mencoba membahas tentang Hirah, Zai pasti akan mengalihkan pembicaraan seperti tidak mau lagi membahas tentang wanita yang menemaninya hampir 10 tahun.

Hirah datang bukan tanpa persiapan, dia sudah memperhitungkan setiap langkahnya di sana. Zepri benar-benar tidak menyangka bahwa banyak sekali media di bawah ketika dia mengiringi Hirah di bawah.

Tuan, di sini banyak sekali media ucap Zepri menghubungi Putra.

Zain, bagaimana ini ucap Putra?

Dia memancing media ke sini.

Pengawal Hirah membuat pertahanan, manajernya memberikan pernyataan bahwa kunjungan Hirah ke sini karena dia ingin menemui beberapa orang. Sebagai artis Hollywood kedatangannya ke sini bukan untuk pekerjaan sama sekali.

Zepri langsung meminta pengawal mereka mengambil posisi agar media tidak bisa mendekati Hirah.

Teman-teman semua, mohon maaf tapi kami sudah sepakat dengan pihak manajemen rumah sakit untuk tidak membuat keributan di sini. Seperti yang teman-teman tau jika Hirah adalah teman dari abangnya Imelda jadi kedatangannya ke sini adalah untuk menemui Nyonya Putra. Berhubung Nona Hirah baru tiba hari ini jadi masih sangat lelah, jadi kami mohon bantuannya agar teman-teman bisa mengerti kondisinya.

Para pengawal meminta semua media untuk mundur sesuai perintah Putra.

Nona, bukankah kita tadi sudah bicara dengan baik-baik ucap Putra.

Aku tidak paham maksud tuan, kami pun tidak tau jika media akan tau kedatanganku ke sini.

Putra tersenyum sinis. Setidaknya jika memang Nona bermaksud menyembunyikan kedatangan Nona, Nona tidak akan sengaja memposting sesuatu ke sosial media.

Aku hanya memposting fotoku di jet pribadi ketika tiba tadi, aku tidak mengatakan bahwa aku dimana dan akan kemana.

Aku bukan tipe orang yang suka berbasa basi Nona ucap Putra.

Aku tidak suka jika ada orang yang sengaja mengusik ketenangan istriku.

Tuan, kedatanganku ke sini tidak ada kaitannya dengan istri tuan. Aku datang ke sini benar-benar hanya ingin bertemu dengan Zai dan melihat kondisinya tapi kalian seperti aku ingin mencari kelemahan Zai.

Hirah ucap Zain.

Apa pun niatmu, tapi semua tetap akan sia-sia. Zai sudah mengatakan tidak ingin ada hubungan apa pun denganmu.

Aku hanya ingin melihat kondisinya bang, aku berjanji tidak akan mengatakan apa2 pada siapa pun asalkan kalian mengizinkanku bertemu dengannya.

Bukan kami tidak mengizinkan, tapi Zai sudah tidak ingin bertemu denganmu lagi ucap Zain.

Bang, aku tau kondisi Zai yang sebenarnya. Percuma kalian mencoba menutupinya, kalau aku mau sekarang pun aku bisa memberitahukannya pada media. Tapi tidak, aku masih ingin secara baik-baik.

Zain melirik ke arah media yang masih berkumpul di depan.

Baiklah...

Zain ucap Putra

Aku yang akan bertanggung jawab ucap Zain.

Putra terlihat kesal melihat Zain. Dia meminta Zepri ikut naik ke atas.

Zain, meletakkan tangannya ke ruangan Zai.

dr. Feby yang sedang menyuntikkan obat ke Zai menoleh ke arah pintu.

dr. Zain ucapnya...

dr. Feby sedikit bingung karena Zain kembali datang dengan wanita tadi.

Zai ucap Hirah lalu terduduk dilantai.

dr. Feby melihat ke arah Zain.

Zain membantu Hirah berdiri dan mendudukkannya di samping tempat tidur Zai.

Hirah menatap ke arah Zai sambil menahan tangisnya, di elusnya kepala Zai sambil sesekali dia menciumi tangannya Zai. Maafkan aku Zai ucap wanita itu berkali-kali, maafkan aku karena meninggalkanmu ucapnya sambil sesegukkan menangis. Aku berjanji akan menemanimu mulai sekarang, tidak akan pernah meninggalkanmu lagi.

dr. Feby menarik panjang nafasnya melihat perlakuan Hirah pada Zai.

Dok, saya tunggu di ruangan depan saja ucap dr. Feby sambil berlalu meninggalkan ruangan.

Zain menganggukkan kepalanya. Aku akan menemaninya, kamu bisa istirahat dulu.

dr. Feby mencoba menahan gemuruh di dadanya. Tiba-tiba dia merasa dada nya berdebar kencang melihat ada wanita lain di samping Zai sekarang.

Tenang gumamnya, bukankah kamu tau bahwa ada banyak wanita bersamanya. Dia adalah Jazid Malik seorang superstar, artis internasional dan wanita di sampingnya sekarang adalah orang dari masa lalunya. Kenapa dadanya terasa sangat penuh sehingga dia merasa kesulitan bernafas.

Zain memanggil John agar masuk keruangan, kamu bertanggungjawab atas keselamatan Zai ucap Zain. Tidak boleh ada satu orang pun boleh masuk keruangan ini kecuali atas izin aku dan Putra. Kamu dan Sam bertugas di dalam untuk memantau wanita itu. Kami akan memantau dari ruangan sebelah ucap Zain.

Siap Tuan.

Lorong ini sudah seperti sedang akan memulai perang, pengawal Hirah dan Putra berjaga di depan kamar. Sesuai perintah tidak satu orang pun bisa masuk ke dalam, Lulu benar-benar kesal dengan wanita itu. Padahal mereka sudah senang karena tinggal menunggu kelahiran Imelda 3 hari lagi dengan tenang. Ini suasana menjadi tegang kembali.

Sebenarnya Zain meminta dr. Feby untuk ikut stand by di ruangan kontrol. Tapi karena situasi hati Imelda sedang tidak baik-baik saja, jadi dr. Feby memutuskan untuk menemani Imelda saja.

Jam menunjukkan Pukul 07.00 malam, tapi Hirah sama sekali masih belum berkutik. Dia kelihatan lelah sepertinya tapi dia tetap ingin di situ.

Saya pikir lebih baik kamu bawa pulang artis mu dulu ucap Zain ke manajer Hirah.

Kami tidak bisa memaksanya, dia sudah mengatakan akan menemani Zai sampai Zai sadar.

Dia membuat kami tidak nyaman ucap Zain. Saya tidak ingin ada orang tidak berkepentingan dalam proses pengobatan Zai.

Saya juga tidak bisa memaksanya Tuan, maaf kan saya ucap Manajer Hirah.

Zain menarik nafas panjang, kalau bukan karena mengingat Hirah anak teman main ayahnya. Sudah lama dia seret keluar.

Lampu indikator merah dan dengungan mengaung di ruangan.

Semua orang segera keluar dan segera memasuki ruangan Zai.

Ada apa ini ucap Hirah yang bingung melihat Putar, Lulu, Zepri dan Zai berlarian ke ruangan itu. Hanya Imelda dan dr. Feby yang tidak terlihat di sana.

Lu, segera ambilkan suntikkan ucap dr. Zain.

Bagaimana kamu menjaganya, apakah kamu tidak lihat denyut nadinya menurun teriak Zain.

Hirah kebingungan, melihat Zain yang terlihat sangat panik.

Hubungi dr. Burhan segera ucap Zain ke John.

Denyut nadi Zai terus menurun, kita harus segera memberikan inkubasi padanya ucap Zain.

Lulu segera mengambil alat dan melakukan inkubasi lagi pada Zai.

Aku akan memanggil dr. Feby ucap Putra.

Putra berusaha menahan buru nafasnya agar Imelda tidak curiga dia memanggil dokter Feby, sejak kejadian hari itu. Ruangan imelda satu-satunya yang kedap suara sehingga jika ada suara alarm dari kamar Zai tidak akan terdengar di kamar Imelda.