20 tahun yang lalu, dokter Feby adalah anak dari seorang insinyur yang baru kembali dari luar negeri. Hari itu, ayahnya ada pertemuan dengan seorang pengusaha yang berencana membangun sebuah klinik di sebuah daerah pedalaman dengan harapan bisa memberikan bantuan kesehatan untuk masyarakat yang tidak mampu di pulau itu. Feby kecil yang masih belum bisa berbahasa indonesia memaksa ikut ayahnya karena ibunya harus mengantar neneknya kerumah sakit.
Hari itu adalah awal mula dia bertemu dengan seorang anak laki-laki yang membuat dirinya sampai sekarang belum menikah. Pemilik perusahaan kebetulan hari itu membawa anak lelakinya ke kantor karena mendengar ayah dokter Feby membawa anaknya karena ada situasi urgent sehingga tidak bisa meninggalkannya.
Anak laki-laki itu ternyata sangat fasih berbahasa inggris, bahkan untuk anak seumurannya dia sangat dewasa dan karismatik. Dia mengajak dokter Feby untuk berkeliling kantor ayahnya dan menemani dokter Feby sampai rapat ayahnya selesai. Anak itu bahkan mengajak dokter Feby untuk menikmati cemilan di cafe bawah kantor ayahnya. Walaupun mereka ditemani oleh beberapa pegawai tapi tidak pernah sekalipun anak itu meminta bantuan orang yang ditunjuk mendampinginya, apa lagi sampai memerintah. Dia meminta semua orang yang mendampinginya untuk duduk di sekitar mereka dan ikut menikmati makanan di cafe itu. Bahkan sesekali dia akan bercanda pada seorang lelaki yang dipanggilnya Uncle Go.
Dokter Feby sampai sekarang masih menantikan anak laki-laki itu. Untuk wanita seperti dirinya bukanlah hal sulit untuk mendapatkan pacar atau calon suami tapi setiap dia ingin memulai suatu hubungan, dia selalu mencari karakter dari lelaki masa kecilnya di dalam diri kenalannya dan berakhir begitu saja.
Hari itu pertemuan pertama dan terakhirnya dengan anak laki-laki itu. Pembangunan klinik itu tertunda tanpa alasan yang jelas, karena pada saat itu Ayahnya mendapat panggilan untuk segera kembali lagi maka dia tidak pernah bertemu lagi dengan anak laki-laki itu.
Dia berusaha sangat keras untuk bisa kembali lagi, dia mengikuti tes agar memiliki lisensi untuk bisa bekerja di sini. Setelah menyelesaikan spesialisnya, dia langsung kembali dan meminta ayah ibunya mengizinkannya untuk bekerja di negara mereka. Begitu sampai ke sini, dia mencari semua informasi tentang perusahan AGC dan sampailah hasil pencarian informasinya bahwa lelaki masa kecilnya sudah tiada 20 tahun yang lalu.
Dokter Feby akhirnya mendaftar ke rumah sakit ini, dimana dia setidaknya masih bisa mengenang keberadaan Meldyan dengan berada di sini. 3 Tahun yang lalu dia mulai mengabdikan diri di rumah sakit ini tanpa ada yang tau kenapa seorang dokter dengan lisensi internasional memilih bekerja di rumah sakit yang jelas-jelas baru berdiri kurang dari 10 tahun bukan rumah sakit yang sudah memiliki nama Nasional.
Bayangan tawa Meldyan masih sering hadir di mimpi Dokter Feby. Bahkan caranya memakan es krim masih seperti potongan film di benaknya. Kadang-kadang ketika dia merindukan Meldyan, dia akan mengunjungi cafe di kantor AGC. Walau pun sudah banyak yang berubah tapi setidaknya dia masih bisa mengenang waktu bersama mereka.
Di mimpinya Dokter Feby sedang memakan Ice Cream, kenapa kamu suka sekali dengan Ice Cream kacang tanya Meldyan? Apakah sangat enak?
Ya, krezz ketika di gigit membuat rasa Ice Creamnya lebih enak. Apakah kamu ingin mencobanya?
Aku sebenarnya mau, tapi kata Ayah aku alergi kacang. Jadi semua yang ada kacangnya aku nga' boleh. Termasuk Ice Cream kacang.
Apakah sangat parah kalau kamu memakannya?
Ya, bahkan bisa menyebabkan pembengkakan di saluran nafas. Jadi aku sama sekali tidak pernah memakannya. Kata Ayah, ketika aku berumur 2 tahun harus sampai di bawa ke rumah sakit untuk diberikan pertolongan. Kalau kamu, apa yang paling tidak kamu suka?
Aku tidak suka pedas, kalau makan pedas perutku akan langsung sakit. Jadi aku sama sekali tidak pernah makan yang pedas-pedas.
Apakah karena ada kesalaha diperutmu atau karena belum terbiasa saja?
Aku tidak berani mencobanya.
Kapan-kapan kita harus makan pedas sama2. Aku pun tidak suka karena aku takut pedas. Bagaimana kalau kita berjanji, jika kita bertemu lagi nanti. Kita harus mencoba semua menu serba pedas di sini. Yang paling tahan pedas boleh meminta sebuah permintaan kepada yang kalah?
Baiklah, kita berjanji akan bertemu lagi. Kamu tidak boleh melupakan janjimu ya, kalau aku yang menang kamu harus mengabulkan satu permintaanku.
Aku berjanji, apa pun yang kamu minta. Aku akan mengabulkannya, termasuk menikahimu besar nanti ucap Meldyan.
Dokter Feby tertawa di dalam mimpinya.
Tiba-tiba sebuah air mata mengalir dari matanya.
Apakah dia sedang bermimpi ujar Zai yang sudah duduk di kursi samping dokter Feby...
Aku sudah bisa makan pedas, dan aku pasti bisa mengalahkanmu. Kamu berjanji akan mengabulkan apa pun permintaanku. Tapi kenapa kamu harus pergi meninggalkanku begini, ucap Dokter Feby sambil terisak menangis.
Feb, are you okay ucap Zai sambil mencoba membangunkan Dokter Feby.
Dokter Feby terbangun dan melihat dirinya tertidur di tempat tidur Zai.
Maafkan, apakah aku mengganggumu? Aku tadi tidur di sofa ujar dokter Feby.
Aku yang memindahkanmu, apakah kamu bermimpi buruk?
Dokter Feby menyentuh mukanya yang basah.
Maafkan aku ujar Dokter Feby, istirahatlah sebentar di sini.
Jangan, kamu yang sakit bukan aku.
Aku sudah tidak apa-apa, Aku tidak sakit. Hanya butuh istirahat karena kehabisan darah ujar Zai sambil tertawa.
Tetaplah di sini sebentar ujar Zai. Aku mohon, please... ya... ya...
Dokter Feby, mengangguk sambil mengikuti ketika Zai membantunya untuk tidur kembali. Zai menutupi badan dokter Feby dengan selimut. Istirahatlah, aku akan melihat kondisi Imel sebentar. Ingat, jangan kabur ujarnya sambil memanggil Pur. Berjagalah di sini, pastikan Dokter Feby tidak kabur dari sini dan pastikan jika dia beristirahat.
Zai, kamu berlebihan. Aku bukan anak-anak.
Karena kamu pasti akan kabur kalau aku meninggalkanmu di sini sendiri nanti ucap Zai sambil tertawa ke arah Dokter Feby.
Dokter Feby hanya bisa menarik nafas panjang dan menarik selimut menutupi kepalanya.