Zepri membangunkan Dave dan Chan yang tertidur di sofa depan kamar Putra. Tuan sarapan sudah siap, saya akan memanggil yang lainnya.
Chan melihat Tari yang masih tertidur lelap di pangkuannya. Chan membangunkan Tari sedangkan Dave dan Serrah sudah turun untuk mandi.
Putra yang semalaman tidak bisa tidur karena takut jika Imelda kesakitan lagi. Memberikan kode ke Zepri untuk membangunkan Dokter Zain yang tertidur di kursi di kamar Imelda. Profesor Stephen sudah kembali setelah memeriksa kondisi Imelda dan Dokter Lurey istirahat dikamar Lulu.
Bagaimana kondisi Imel? Apakah kamu tidak tidur semalaman?
Semalaman dia tidur dengan nyenyak. Aku benar-benar lega.
Hem... Aku akan membangunkan Lurey dan Lulu. Lebih baik kamu tidur dulu sebentar, kamu tidak usah merasa sungkan karena tidak bisa menemani kami sarapan. Kami sangat paham kondisi mu sekarang.
Putra berbaring di samping Imelda. Dilihatnya Imelda yang tertidur dengan sangat pulas. Dia mengambil HP dari meja di samping tempat tidurnya.
Dave, kamu urus semua pekerjaan hari ini. Aku akan fokus ke Imelda, setelah makan malam nanti malam aku tunggu laporanmu.
Baik Bos!!
Putra memejamkan matanya yang memang sudah mengantuk. Sebelum tertidur Di genggamnya tangan Imelda dan ditutupinya badan Imelda dengan selimut di sampingnya. Imelda terlalu banyak berkorban sejak Ayahnya meninggal, masa remajanya yang harus sudah di penuhi oleh pekerjaan orang dewasa, mengambil tanggung jawab ayahnya dan memilih menjadi istrinya demi masa depan perusahaan. Sekarang dimana dia masih bisa melanjutkan Masternya, dia malah memilih memiliki anak. Aku akan berusaha sekuat tenaga untuk membahagiakanmu Iku. Kamu terlalu banyak menderita karena keadaan.
Imelda membuka matanya, dilihatnya Putra tertidur di sampingnya. Dielusnya kepala lelaki di sampingnya. Kamu yang sudah terlalu banyak berkorban Puku, dimana kamu mengorbankan masa depanmu demi membalas budi ayahku. Aku yakin kamu bisa lebih hebat dari sekarang jika tidak memutuskan kembali demi memenuhi permintaan ayah. Bahkan kamu merelakan masa depanmu demi menjaga amanahmu pada ayah. Kamu menjadikanku masa depanmu tanpa tau apakah aku akan memilihmu nantinya. Sekarang aku sudah memilihmu Puku, untukku tidak ada yang lebih sempurna selain menjadi istri dan ibu yang terbaik untuk keluarga kita.
Dokter Lurey mengetuk pintu kamar dan masuk melihat Imelda.
Bagaimana Imelda? Apakah kamu baik-baik saja pagi ini?
Ya dok, aku merasa lebih baikkan.
Bagaimana dengan Nyeri perutnya?
Sudah tidak sakit lagi!! Dan terasa lebih nyaman.
Sebentar lagi alat USG akan datang, kami akan memastikan kondisi janinnya.
Dok, mungkin sekitar 1 jam lagi boleh. Putra baru saja tertidur, aku ingin dia istirahat sebentar.
Tentu saja, kami berada di ruangan tamu di depan kamar. Jika kamu butuh apa-apa, kamu bisa telepon Dokter Zain ya.
Terima Kasih Dokter Lurey.
Imelda meraih teleponnya dan meminta Zepri menjaga pintu agar tidak ada yang masuk ke kamarnya sampai 1 jam ke depan.
Hp Imelda berbunyi, dilihatnya Zai yang menelepon. Dia sebenarnya tidak ingin Zai tau kondisinya tapi jika tidak di angkat dia akan lebih khawatir lagi.
Morning Imel, suara Zai terdengar sangat bersemangat.
Imelda yang sudah merapikan rambutnya, berusaha duduk.
Kamu masih di tempat tidur?
Imelda tersenyum sambil mengarahkan kamera ke arah Putra yang sedang tertidur nyenyak.
Bang Zai, kita ngobrol nanti saja ya. Putra masih tidur, aku tidak ingin dia bangun.
Come On, ini sudah menuju siang Imel. Biarkan dia bangun.
Imelda tersenyum ke arah Zai. Aku mau mandi dulu bang. Nanti kita telepon-teleponan lagi ya.
Baiklah!! Aku hanya ingin melihat keadaanmu, sepertinya kamu semakin membaik semenjak kehadiran Putra.
Ya!! Seperti yang abang lihat, ternyata baby nya rewel karena ingin ketemu sama daddy nya. Aku benar-benar sudah sehat sekarang.
Well! I'm so happy to hear that. Aku akan ke sana 2 minggu lagi. Sebelum Bang Putra kembali ke Indonesia aku akan sudah di sana.
Tidak usah terburu-buru, selesaikanlah dulu pekerjaanmu bang. Aku akan baik-baik saja lagian di sini ada Bang Zain yang mengurusiku.
Ya!! Kamu tenang saja, aku sudah mengatur semuanya. Sehat-sehat Ya Imel, I'm gonna miss you... See You...
Imelda menghela nafas panjang. Dia tidak ingin Zai tau kondisinya. Bisa-bisa besok pagi dia sudah di sini kalau tau kondisi Imelda drop.
Iku, kamu bicara dengan siapa?
Puku, maaf kamu jadi terbangun.
Kenapa kamu duduk?
Tidak apa-apa, aku lelah berbaring saja.
Tapi kamu belum boleh bergerak, ayo tiduran lagi...
Putra menidurkan Imelda, aku akan mandi dulu. Kamu jangan berani-berani duduk ya.
Puku, Imelda memanggil Putra pelan...
Ada apa?
Maafkan aku sudah membuat kamu seperti ini.
Kenapa kamu minta maaf? Sudah tanggung jawabku untuk menjagamu dan calon anak kita. Putra duduk di samping Imelda. Kamu sudah berjuang sangat keras sampai hari ini.
Imelda menarik tangan Putra, terima kasih Puku. Anak ini pasti akan bangga mempunyai daddy sepertimu.
Putra mengelus halus kepala Imelda, jika kamu mau duduk. Aku akan membantumu duduk, tapi jangan kamu melakukannya sendiri ya. Jangan sampai dia berubah pikiran karena daddy-nya tidak bisa menjaga mommy nya dengan baik.
Imelda tersenyum, dengan kamu ada di sini saja dia sudah menjadi anak baik. Bahkan dia tidak pernah ngambek tidak mau makan.
Putra membuka pintu dan melihat Zepri berdiri di depan pintu.
Apa yang kamu lakukan?
Nyonya memintaku berjaga agar tidak ada yang masuk ke dalam.
Apakah Nyonya sudah makan?
Makanan sudah siap Tuan, tapi karena Nyonya melarang orang masuk ke dalam jadi bawa kembali ke bawah.
Minta orang dapur menyiapkan makanan buat Imelda. Aku akan mandi dulu, katakan pada Dokter Lurey dan Zain untuk memeriksa Imelda 10 menit lagi.
Baik Tuan...
Zain masih di ruang bawah menerima panggilan telepon dari Zai.
Bang, apakah Imelda dalam kondisi baik-baik saja?
Bukankah kamu sudah menghubunginya?
Ya!! Dia terlihat tidak sehat, tapi dia bilang dia baik-baik saja.
Sudah kamu tenang saja, ada abang di sini. Ketika kamu menelepon tadi abang langsung ke sini. Tapi ternyata Imelda lagi mandi, nanti abang akan menghubungimu untuk memberi tau kondisinya.
Perasaanku benar-benar tidak enak.
Apakah masalah pembatalan kontrakmu sudah selesai?
Masih ada yang harus Zai urus, sambil menunggu Visa Hirah keluar juga.
Kamu akan membawa Hirah juga?
Ya!! Ibu dan Ayahnya sudah mengizinkan Hirah ikut aku ke Jerman.
Bagaimana bisa?
Ayah yang meminta kepada mereka ketika acara jamuan.
Wah!! Benar-benar Ayah yang terhebat ucap Zain. Bagaimana urusan cincin?
Nah itu bang, agak sedikit rumit sebenarnya. Menurutku kamu harus menyiapkan cadangan di sana. Ayah masih tidak memberikannya.
Sebenarnya aku berkeinginan warisan Ibu bisa dipakai oleh Lulu tapi jika ayah keberatan aku tidak akan memaksanya. Bagaimana pun itu adalah hal terakhir yang menjadi kenangan.
Aku akan terus berusaha bang membujuk ayah sampai terakhir sebelum aku berangkat. Kamu tenang saja di sana. Apakah rencana lamaranmu sudah berjalan lancar?
Zain diam lalu menghela nafas panjang.
Ada apa?
Lulu sedang tidak dalam suasana hati yang baik sekarang. Sepertinya dia mengetahui jika Chan menanyakan soal kami.
Abang tenang saja, itu mungkin karena Ego nya Kak Lulu saja. Dia tidak ingin abang terpaksa melakukannya karena kakaknya.
Ya! Abang tau itu. Terima kasih karena kamu sudah membantu masalah cincin ke Ayah.
Aku belum berhasil bang!!
Kamu tau bahwa sejak ayah membawamu pulang, kamu adalah orang yang sangat berarti.
Maksud abang?
Ya!! Ibu dan Ayah berpisah, saat itu Ayah tidak tau jika Ibu sedang mengandungmu. Sampailah ketika Ibu dalam kondisi kritis akibat kecelakaan kapal laut, kamu diserahkan ke ayah karena menurut Manifest penumpang kamu adalah orang yang berangkat bersama ibu.
Sejak kamu di bawa pulang, sikap ayah padamu sangatlah protective. Aku yang selama ini tidak pernah merasakan kehangatan seorang ayah karena ayah menyibukkan dirinya dengan bekerja semenjak ibu meninggalkannya kembali merasakan kehangatan ayah.
Terima Kasih Zai.
Aku menyayangimu Bang!! Lebih dari semua sayangku kepada semua orang.
Ya!! Abang percaya itu, walaupun kamu terlihat lebih menyayangi Imelda dari pada abangmu ini.
Zai tertawa terbahak-bahak mendengar ucapan abangnya.