Putra membuka emailnya dan membuka data yang dikirim oleh Zepri. Segera cari tau tentang dokter ini, bukankah Informasi dokter bisa dilihat di web rumah sakit tanya Putra.
Oh ya, betul!! Chan langsung mengambil laptopnya dan membuka web rumah sakit tersebut.
Put!! Ini Prof Spesialis Penyakit Dalam dengan Spesialis Hematologi dan Onkologi Medik.
Apa maksudnya? tanya Dave
Coba kamu segera kirim pesan ke temanmu, kita perlu membaca rekam medisnya.
Baiklah!! Aku akan menghubunginya lagi.
Dave mengirim pesan kode Merah ke temannya!! Dengan emoticon berlutut...
Hello, Dave!! I stop seminar because your massage.
Maafkanlah!! Tapi Saudara saya benar-benar harus segera tau isi dokumen yang aku kirim tadi.
Baiklah!! Give me 5 minutes to close this session.
Dave, Chan dan Putra menunggu 5 menit seperti lama sekali. Mereka sama-sama menatap ke handphone Chan. Panggilan Video pun datang...
Hay!! So Sorry. Bisa kita buka di forum zoom. Aku akan menjelaskan secara detail dengan share screen dokumennya.
Oh Tentu, aku create sekarang ujar Dave.
Dave membuka zoom, Putra duduk sedikit jauh agar bisa mendengar dengan baik menggunakan earphone.
Hello!! I'm Profesor Jhon, salam kenal untuk Tuan-Tuan Semua.
Perkenalkan saya Putra, kebetulan saya yang meminta bantuan Dave untuk membaca dokumen tersebut. Dokumen itu punya istri saya yang sekarang sedang di Jerman. Saya curiga dia dalam kondisi yang tidak sehat.
Profesor Stephen kebetulan adalah teman saya di Jerman, beliau adalah guru besar untuk Dokter Spesialis Penyakit Dalam, dengan spesialis ilmu hematologi dan Onkologi.
Apakah Dokter mengenal Dokter Zain? Spesialis Kejiwaan.
Ya!! Tentu saya kenal, Profesor Stephen dan Doctor Zain adalah kakak beradik walaupun mereka tidak ada hubungan apa-apa. Profesor Stephen sudah seperti kakak untuk Dokter Zain.. Bahkan yang aku dengar Profesor Stephen sekarang berkewarganegaraan Malaysia. Beliau kembali ke Jerman karena ada panggilan dari Rumah Sakit untuk melakukan penelitian. Sebenarnya dia sudah lama tinggal di Malaysia dan termasuk jajaran keluarga Datuk Noor.
Sudah ku duga gumam Putra.
Baiklah Doctor Jhon, bisa kamu jelaskan kepada kami isi file tersebut.
Sebenarnya, menurut tulisan di sini. Bahwa pasien dalam kondisi hamil dan mengalami pengentalan darah pada Jantung.
Seberapa bahaya itu tanya Putra?
Menurut di sini, dinyatakan bahwa kondisi pasien sangat lemah dan saran terbaik adalah memilih antara mempertahankan kehamilan atau tidak. Dengan jelas di sini dituliskan bahwa kemungkinan untuk anak ini tumbuh sehat sangat kecil. Karena sang Ibu dalam kondisi sangat lemah. Dan disini pasien menolak melakukan perawatan di rumah sakit juga.
Apa yang terbaik seharusnya dilakukan?
Harusnya dilakukan pemeriksaan lebih lanjut, karena melihat dari data, berat, detak jantung, dan kondisi pasien sangatlah tidak baik. Pasien dalam kondisi mengorbankan dirinya demi anak di dalam kandungannya.
Dave pesankan aku pesawat malam ini juga, aku akan berangkat ke Jerman sekarang.
Put, kamu tetap harus menyampaikan ke dewan direksi dulu.
Persetan dengan semuanya, aku tidak ingin jika Imelda harus menderita karena kehamilan ini. Aku akan pulang menyiapkan pasport dan visa ku.
Put, tenang dulu!
Kalau kamu datang ke sana hanya untuk meminta Imelda merelakan anak itu, lebih baik kamu tidak usah berangkat ujar Chan.
Dia pergi jauh ke Jerman dengan maksud menghindari hal seperti ini. Dia tau bagaimana sifatmu Put, makanya dia sengaja menjauh darimu. Kalau ada yang mau kamu lakukan untuknya, itu adalah support bukan malah menambah pikirannya. Kita tidak tau, masalah Imelda selain di kehamilan mungkin saja dipikirannya. Dia tau kamu tidak mau memiliki anak sekarang. Makanya dia membawa jauh anakmu. Jangan sampai kamu menyesal, membuat Imelda lebih menjauh darimu. Ya sekarang kamu bisa kapan saja menemuinya, kamu kira jika kamu memintanya merelakan anak itu, dia akan setuju padamu? Tidak Put!! Yang ada dia akan meninggalkanmu. Aku sangat tau kondisi ini. Imelda bisa saja pergi ke tempat yang kita tidak bisa jangkau sama sekali, ingat ada Zai bersamanya dan kamu tau kan siapa Zai!
Putra terduduk lemas!!
Doctor Jhon mengatakan beberapa hal pada Dave dan mengakhiri percakapan mereka.
Put, menurut Jhon kamu tidak bisa gegabah. Yang diperlukan Imelda sekarang adalah support darimu bukan malah menekannya. Kami tau kamu belum siap memiliki anak sekarang tapi bagaimana pun yang dikandung Imelda adalah anakmu.
Aku paham, sebagai lelaki normal siapa yang tidak ingin punya anak? Aku sangat ingin memiliki anak dengan Imelda, tapi kalian tau kan alasanku selama ini? Aku tidak ingin dia lebih terikat balas budi padaku.
Apakah kamu yakin yang dilakukan Imelda adalah balas budi? Bukan perasaaan cinta padamu?
Coba kamu renungkan!! Kalau pun sekarang dia hanya balas budi, tapi Imelda sekarang sudah hamil. Kamu tega merelakan darah dagingmu sendiri?
Kalau kehamilan Imelda tidak memberikan resiko padanya, aku tidak mungkin mau merelakannya. Tapi jika kehamilannya malah menyakitinya aku tidak bisa membiarkannya.
Dengan kepergian Imelda ke Jerman saja kita sudah tau apa pilihan Imelda, jika kamu datang dan memaksanya merelakan calon bayi di kandungannya apakah kamu pikir tidak akan mengecewakan Imelda? Dan apakah Imelda akan setuju? Kamu malah lebih menyakitinya nanti ucap Chan. Atau malah membuat Imelda membencimu.
Kamu tidak menginginkan anak itu, tapi Imelda sampai bersembunyi di Jerman untuk mempertahankan anak itu. Pikirkan juga perasaannya, jangan hanya perasaanmu. Tidak ada orang yang akan bahagia melihat orang yang dicintainya menderita. Tapi itu juga tidak berarti kamu mengambil keputusan untuknya. Sudah waktunya Imelda menentukan hidupnya juga ucap Dave.
Putra langsung tersentak, dia ingat dengan ucapan Daniel padanya malam itu. Jika yang dilakukan Putra selama ini adalah mengatur Imelda tanpa memberikan Imelda kesempatan untuk survive dengan dirinya sendiri.
Putra tertunduk lemas... Ternyata Daniel benar, selama ini Putra tidak pernah menanyakan keinginan Imelda tapi Imelda yang menuruti semua keinginan Putra.
Dave dan Chan saling menatap melihat Putra yang tiba-tiba tertunduk diam.
Put, apakah perkataanku menyinggung perasaanmu ucap Chan!! Maafkan aku, aku tidak bermaksud apa-apa sebenarnya.
Aku mau pulang dulu, atur jadwal agar ada hal yang membuat aku harus ke Jerman segera. Dan pastikan kondisi Imelda setiap menitnya.
Put, aku ikut pulang ke rumahmu ya ujar Dave hati-hati.
Maaf, aku butuh sendirian sekarang...
Sampai bertemu besok pagi, Putra berjalan menuruni tangga sambil mengangkat tangan ke arah Chan dan Dave.
Dave menelepon Pak Asep dan memastikan Putra tiba di apartemen dengan selamat. Bahkan dia meminta Pak Asep mengikuti Putra sampai ke depan pintu apartemennya.
Dave mengecek kondisi cabang di Jerman dan meminta semua Manager membuat laporan yang harus sudah diterima Dave paling lambat besok pagi. Untuk bisa mencari celah, dia harus mencarinya dari laporan masing-masing Manager pasti ada yang harus diperbaiki. Dave merencanakan kunjungan Putra selama 1 bulan, dan membuat perencanaan event Asia di sana agar Putra bisa bolak balik Jerman. Sudah waktunya, mereka membuat event besar di sana. Dave semalaman mencari Investor dan merencanakan semua, sampai waktunya Imelda melahirkan anaknya.
Dave sangat tau kalau Putra berada dalam pilihan yang sangat sulit sekarang. Lelaki seperti Putra yang tidak pernah menyakiti orang lain mana mungkin tega menyingkirkan calon anaknya sendiri.